backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengapa Orang Suka Bergosip? Ini Alasannya Menurut Ahli

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 16/10/2023

    Mengapa Orang Suka Bergosip? Ini Alasannya Menurut Ahli

    Gosip adalah fenomena sosial yang telah ada sejak dulu. Sadar maupun tidak, sebagian dari Anda pun mungkin tertarik atau bahkan pernah berpartisipasi di dalamnya. Lantas, apa yang membuat seseorang suka bergosip? Ini penyebab dan ciri-cirinya!

    Apa itu bergosip?

    Gosip adalah tindakan berbicara atau berbagi informasi tentang orang lain, seringkali yang berkaitan dengan kehidupan pribadi mereka. Hal ini tentu tanpa persetujuan atau pengetahuan mereka. 

    Umumnya, bergosip terjadi dalam lingkungan sosial, baik secara langsung atau melalui media sosial dan komunikasi online.

    Meski sering dianggap negatif karena merusak reputasi orang, gosip ternyata memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan sosial

    Salah satunya adalah sebagai alat pembelajaran tentang perilaku dan nilai dalam kelompok sosial. Hal ini bisa dicapai tanpa perlu berinteraksi langsung dengan individu yang dibicarakan. 

    Mengapa orang suka bergosip?

    manusia bersosialisasi

    Ada beragam alasan mengapa banyak orang suka bergosip. Tidak hanya mendapatkan informasi, mendengarkan atau menceritakan gosip ternyata bisa memberikan tujuan tertentu. Apa saja? 

    1. Membantu mengikat kelompok sosial

    Gosip bukanlah sekadar tindakan mengoceh tentang kehidupan orang lain. Ini adalah mekanisme penting yang membantu mengikat kelompok sosial.

    Psikolog evolusioner Robin Dunbar menjelaskan bahwa bergosip memiliki peran serupa dengan perawatan pada kelompok primata lainnya. 

    Saat berbagi gosip dengan seseorang, Anda menunjukkan kepercayaan yang dalam, menandakan bahwa Anda yakin informasi tersebut akan diolah dengan baik.

    Ini menciptakan ikatan sosial dan rasa kepercayaan di antara anggota kelompok.

    Sebagai contoh, bergosip dengan rekan kerja yang dipercaya dapat meningkatkan semangat kerja dan kepuasan kerja.

    Hal ini juga menjadi pertanda bahwa Anda adalah bagian yang diterima dalam jaringan gosip kantor. 

    2. Memberikan perasaan positif

    Penelitian terkini menunjukkan bahwa ada dasar kimiawi yang mendukung praktik gosip. Terlibat dalam gosip ternyata memicu pelepasan hormon oksitosin.

    Hormon ini berkaitan dengan perasaan baik dan pengalaman positif manusia, seperti empati, ikatan ibu-bayi, dan kerja sama sosial. 

    Penelitian di Universitas Pavia, Italia, mengungkap bahwa percakapan yang melibatkan gosip menghasilkan lonjakan oksitosin dalam peserta.

    Ini mengindikasikan bahwa gosip mungkin memiliki dampak positif pada kesejahteraan emosional. 

    Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa gosip yang positif dan membangun hubungan memiliki manfaat yang berbeda dari gosip negatif.

    Mencermati jenis gosip yang Anda ikuti dan bagikan adalah hal yang penting untuk memanfaatkan potensi positifnya.

    Ciri-ciri orang suka bergosip

    diskusi mengasuh anak sebelum menikah

    Bergosip bisa saja menjadi perilaku yang dapat mengganggu dan merugikan. Jadi, ada baiknya Anda mengenali ciri-ciri orang yang suka bergosip untuk menghindari dampak negatifnya.

    Berikut adalah beberapa ciri-ciri yang dapat membantu Anda mengenali orang yang cenderung senang gosip. 

    1. Terpancing emosi negatif

    Orang yang suka bergosip sering merasa bersemangat atau terburu-buru ketika mendengar informasi negatif, mengganggu, atau memalukan tentang orang lain.

    Mereka mungkin merasa lebih unggul atau sombong saat mendengar gosip tersebut, bahkan jika mereka tidak menyebarkannya.

    2. Sulit menjaga rahasia

    Orang yang suka gosip cenderung kesulitan menjaga rahasia dan mencari cara untuk membenarkan pembagian informasi yang seharusnya tetap terjaga.

    Hal ini mungkin saja membuat orang-orang di sekitarnya ragu untuk memberikannya kepercayaan.

    3. Kurangnya empati

    Hal pertama yang dipikirkan seorang tukang gosip saat mendengar berita negatif tentang seseorang bukanlah bagaimana mereka dapat membantu, tetapi siapa yang bisa mereka beri tahu.

    Mereka yang senang bergosip cenderung kurang peduli atau tidak berempati dengan kesejahteraan orang yang menjadi subjek gosip.

    4. Tidak tertarik dengan gosip positif

    Orang yang suka bergosip jarang atau tidak pernah berbagi gosip positif, seperti prestasi atau pencapaian seseorang. Mereka lebih tertarik untuk berbagi informasi negatif tentang orang lain.

    5. Merasa lebih baik dari orang lain

    Tukang gosip cenderung merasa lebih baik dari orang lain. Bahkan, mereka merasa perlu untuk memperingatkan orang lain tentang kesalahan orang lain tanpa memedulikan seberapa kecil kesalahan itu.

    6. Dikelilingi drama

    Orang yang suka bergosip sering dikelilingi oleh drama dalam hidup mereka. Mereka sering melibatkan diri dalam masalah orang lain atau merasa bahwa orang-orang di sekitar mereka selalu mengalami krisis.

    Orang suka menceritakan gosip karena ini merupakan cara mereka mengikat hubungan sosial meskipun perilaku ini memiliki dampak negatif.

    Anda sebaiknya mengenali ciri-ciri orang yang senang bergosip. Dengan begitu, Anda bisa menghindari terlibat dalam gosip yang merugikan diri sendiri dan orang lain, serta menjaga hubungan yang sehat dengan sesama.

    Kesimpulan

    • Gosip adalah tindakan berbicara atau berbagi informasi tentang orang lain, seringkali yang berkaitan dengan kehidupan pribadi mereka.
    • Bergosip bisa memperkuat ikatan dalam kelompok sosial dan memberikan perasaan positif.
    • Ciri-ciri tukang gosip antara lain mudah terpancing emosi negatif, sulit menjaga rahasia, minim empati, dan merasa lebih baik dari orang lain.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 16/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan