Setiap orang tentu memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, dan itu merupakan hal yang wajar. Namun, jika kepribadian seseorang cenderung membahayakan diri sendiri bahkan orang lain, tanpa disadari mereka mungkin memiliki gangguan kepribadian yang disebut dengan antisosial.
Apa itu antisosial?
Antisosial adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang mempengaruhi cara berpikir atau berperilaku.
Alhasil, seseorang dalam kondisi ini kerap menunjukkan perilaku yang menyimpang karena tidak tahu bagaimana harus bersikap terhadap suatu kondisi dan kehadiran orang lain.
Antisocial personality disorder (ASPD) akan membuat seseorang tidak mengikuti norma dan aturan yang berlaku secara umum.
Oleh karena itu, pengidap ASPD umumnya menunjukkan perilaku yang tidak bertanggung jawab, sembrono, atau bahkan kriminal.
Tingkatan antisosial yang dimiliki setiap orang dengan ASPD mungkin berbeda. Pada tingkatan yang sudah cukup parah, mereka mungkin melakukan kejahatan serius dan melanggar hukum.
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain tersebut kerap membuat mereka dikenal sebagai psikopat.
Gangguan kepribadian antisosial paling banyak ditemukan selama akhir masa remaja dan awal usia 20-an. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Tanda dan gejala antisosial
Berikut adalah beberapa gejala gangguan kepribadian antisosial yang paling umum.
- Suka menyalahkan orang lain atas kesalahan mereka.
- Mengeksploitasi atau melanggar hak orang lain.
- Tidak peduli akan kondisi orang lain.
- Tidak bisa mengendalikan amarah.
- Menunjukkan perilaku menyimpang (mencuri, melanggar peraturan, menipu)
- Impulsif dan tidak punya rencana akan masa depan.
- Tidak pernah menyesal atas tindakan yang merugikan orang lain.
Mengutip dari laman Health Direct, seseorang dengan gangguan kepribadian antisosial bisa menjadi sosok yang sukses dan cerdas, tetapi mengeksploitasi orang lain demi keuntungan pribadi.
Di sisi lain, mereka juga bisa kehilangan atas kendali diri sendiri hingga akhirnya melakukan perbuatan yang membuatnya memiliki nasib yang kurang baik. Contohnya melakukan pencurian yang akhirnya membuatnya dipenjara.
Perbedaan antisosial dan asosial
Penyebab antisosial
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari gangguan kepribadian antisosial. Namun, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risikonya.
- Genetik. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kepribadian berisiko lebih besar mengalami hal yang sama.
- Trauma. Melewati masa kanak-kanak dengan ditelantarkan atau dieksploitasi.
- Biologis. Ketika kadar serotonin tidak terkendali, suasana hati seseorang akan mudah berubah-ubah sehingga meningkatkan risiko munculnya gangguan kepribadian.
- Lingkungan. Seseorang yang hidup di tengah keluarga yang tidak harmonis atau kerap melihat tindak kekerasan lebih berpotensi mengalami ASPD.
- Gaya hidup. Pecandu obat-obatan dan alkohol lebih rentan mengidap gangguan kepribadian.
Gangguan kepribadian antisosial umumnya berkembang karena lebih dari satu faktor, misalnya kombinasi antara genetik, trauma, dan lingkungan.