Kemudian, Freud membatalkannya karena menganggap terapi tak mungkin berhasil dilakukan.
Freud beralasan bahwa homoseksualitas bukanlah sesuatu yang memalukan, kecacatan, ataupun keburukan. Homoseksualitas menurutnya tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit.
Sepanjang tahun 1960 hingga 1970-an, terapi konversi sering menerapkan metode penyiksaan agar bisa mengaitkan homoseksualitas dengan pengalaman yang tidak menyenangkan.
Terapi ini kerap dilakukan dengan kejut listrik sampai membuat kejang dan hilang ingatan, atau pemberian obat perangsang mual sambil menunjukkan gambar porno sesama jenis.
Metode lain yang bisa dilakukan yaitu terapi bicara (psikoterapi), konsumsi obat hormon, dan operasi untuk mengurangi rangsangan seksual pada gay serta lesbian.
Dalam ruang lingkup keagamaan, homoseksualitas dan identitas gender sering dianggap sebagai sesuatu yang “jahat”. Terapi penyembuhan homoseksual ini biasanya melibatkan pemuka agama.
Ritual dan doa untuk pengusiran setan cukup sering dilakukan. Pada kasus yang parah, terapi ini juga bisa melibatkan tindakan pemukulan dan pengurungan secara paksa.
Bentuk-bentuk lain terapi konversi di Indonesia
- Pemaksaan berbusana, ekspresi, dan penampilan sesuai jenis kelamin biologisnya.
- Hubungan seksual hingga perkawinan paksa dengan lawan jenis.
- Pemotongan alat kelamin pada orang interseks.
- Terapi bernuansa agama, seperti rukiah.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar