backup og meta

Bebas Stres, Ini 7 Cara Bijak Menggunakan Media Sosial

Bebas Stres, Ini 7 Cara Bijak Menggunakan Media Sosial

Mengakses media sosial sudah menjadi suatu kebiasaan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan banyak orang. Namun, medsos juga bisa menjadi pedang bermata dua jika Anda tidak menggunakannya dengan bijak. Lalu, bagaimana cara bijak menggunakan media sosial? Simak pembahasannya di bawah ini.

Cara bijak dan aman menggunakan media sosial

Pada era modern ini, sebagian besar orang memiliki akun media sosial alias medsos. Mereka menggunakannya untuk bertukar kabar hingga mendapatkan informasi terkini di luar sana.

Namun, kemudahan bersosialiasi lewat media sosial ini juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental penggunanya. 

Penggunaan media sosial yang kurang tepat tentu dapat menjadi bumerang bagi diri Anda. Berikut ini adalah beberapa tips sehat main media sosial yang bisa Anda terapkan.

1. Tetapkan tujuan sebelum bermedia sosial

menggunakan media sosial

Sebelum terjun ke media sosial, timbang matang-matang tujuan Anda. Apakah ingin terhubung kembali dengan teman lama atau menemukan informasi dan keterampilan baru?

Mengidentifikasi tujuan bermain media sosial dapat memandu Anda menemukan platform yang paling sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Anda.

Contohnya, bila Anda ingin menyalakan kembali persahabatan lama, Facebook atau Instagram mungkin merupakan titik awal yang baik.

Namun, bila hendak mencari hiburan atau mempelajari keterampilan baru, Anda mungkin dapat banyak menemukannya di Twitter atau TikTok.

2. Pilah-pilih konten yang mau dibaca

Makin hari makin banyak saja berita yang bikin gerah. Otak yang terus-menerus “dicekoki” konten negatif yang bisa berdampak buruk bagi tubuh.

Penelitian terbaru dalam jurnal Health Communication (2023) menemukan hampir 75% orang mengalami stres dan kecemasan saat terlalu banyak menerima berita buruk.

Bukan hanya secara mental, sebanyak 61% orang juga melaporkan gejala fisik, seperti kelelahan, nyeri otot, masalah perut, dan konsentrasi yang buruk.

Untuk mencegah stres dan kecemasan, Anda dapat memanfaatkan fitur mute atau block guna menyaring konten media sosial yang hendak Anda baca.

Cara bijak lainnya ketika menggunakan media sosial yakni dengan mengikuti atau follow akun resmi yang tepercaya, netral, serta tidak menebar ujaran kebencian.

3. Hanya ikuti teman terdekat dan terpercaya

Selain menyaring konten di linimasa, pastikan Anda juga mengikuti orang-orang terdekat dan tepercaya. Batasi jumlah orang yang Anda follow untuk mencegah penyebaran hoaks dan konten ujaran kebencian.

Beberapa orang mungkin tidak sadar menyebarkan ketakutan dan kebencian di media sosial. Perlu diingat bahwa Anda tidak bisa mengubah cara berpikir orang tersebut.

Mereka mungkin merasa berhak membagikan konten apa pun. Jadi, cukup saring konten yang ingin Anda lihat tanpa perlu menegur mereka langsung.

Solusi paling aman adalah mute, unfollow, atau block akun yang mengganggu. Ini melindungi kestabilan emosional Anda tanpa perlu memutus pertemanan di dunia nyata.

4. Berhati-hati menyebarkan informasi

Tidak hanya menghindari orang dan akun yang menyebar konten negatif, Anda juga perlu berhati-hati dalam mem-posting sesuatu yang berisiko memancing perdebatan.

Anda mungkin menganggap bahwa konten atau posting-an yang Anda sebarkan itu baik untuk dibagikan ke khalayak ramai. 

Namun, tidak semua orang memiliki opini dan pendapat yang sama seperti Anda. Tidak semua orang pula punya kepentingan dan minat yang sama dengan terhadap isi konten Anda.

Agar tetap aman ketika bermain media sosial, ada baiknya sebarluaskan informasi dan konten yang netral dan pasti bermanfaat positif untuk orang banyak.

5. Perhatikan informasi pribadi

mengurangi penggunaan gadget

Privasi Anda sangatlah penting. Menjaga informasi pribadi adalah salah satu cara bijak ketika menggunakan media sosial yang penting untuk selalu diperhatikan.

Hindari membagikan data sensitif, seperti nomor telepon, alamat rumah, atau data keuangan. 

Gunakan pengaturan privasi untuk mengontrol siapa saja yang bisa melihat posting-an Anda. Jangan mudah juga menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal.

Perbarui kata sandi secara berkala dan gunakan autentikasi dua faktor bila tersedia. Dengan cara ini, Anda bisa menikmati media sosial dengan lebih aman dan terlindungi.

6. Batasi penggunaan media sosial

Menghabiskan waktu berlama-lama di linimasa memang menyenangkan, tetapi juga berisiko memicu kecanduan dan gangguan kesehatan mental lainnya.

Studi dalam jurnal JAMA Psychiatry (2019) menemukan bahwa remaja yang main media sosial lebih dari 3 jam per hari punya risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental.

Untuk menghindari paparan konten yang dapat memicu stres, batasi waktu akses media sosial yang aman, misalnya paling lama 1–2 jam dalam sehari.

Bagi waktu tersebut pada berbagai kesempatan, misalnya 15 menit ketika perjalanan ke kantor, 15 menit saat makan siang, 20 menit saat perjalanan pulang, dan sisanya sebelum tidur.

Setelah terbiasa, cobalah kurangi lagi durasinya hingga hanya Anda gunakan saat waktu luang.

7. Lakukan detoks media sosial

Detoks alias detoksifikasi adalah berbagai cara untuk menghilangkan “racun” dari dalam tubuh.

Nah, detoks media sosial memiliki arti sebagai berbagai cara yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaan media sosial sama sekali.

Tetapkan waktu tertentu dalam sehari untuk tidak membuka media sosial. Bahkan, Anda dapat memilih satu hari dalam seminggu untuk berada sepenuhnya di luar jaringan alias offline.

Manfaatkan waktu ini untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti membaca buku, olahraga, atau bercengkerama dengan orang terkasih secara langsung.

Apabila Anda merasa sulit mengontrol waktu yang dihabiskan di medsos, ini bisa menjadi pertanda kecanduan media sosial.

Anda mungkin membutuhkan bantuan dari konselor atau psikolog yang mampu memberikan strategi untuk mengelola kebiasaan ini dengan lebih baik.

Tidak hanya mengatasi kecanduan, cara ini juga dapat membantu Anda dalam menggunakan media sosial secara bijak dan positif.

Kesimpulan

  • Kemudahan akses informasi dan interaksi dengan orang lain lewat media sosial sering tidak disadari berdampak negatif pada kesehatan mental.
  • Beberapa cara bijak dalam menggunakan media sosial yaitu memilah-milih konten, berhati-hati saat membagikan informasi, dan membatasi penggunaannya.
  • Penggunaan media sosial secara berlebihan bisa memicu kecanduan. Mintalah bantuan konselor atau psikolog untuk menemukan strategi dalam menghadapi kondisi ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

How to use social media wisely and mindfully. (2018). Greater Good Magazine – University of California, Berkeley. Retrieved May 22, 2024, from https://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_to_use_social_media_wisely_and_mindfully

Social media addiction. (2023). Addiction Center. Retrieved May 22, 2024, from https://www.addictioncenter.com/drugs/social-media-addiction/

Ricci, J. (2018). The growing case for social media addiction. California State University. Retrieved May 22, 2024, from https://www.calstate.edu/csu-system/news/Pages/Social-Media-Addiction.aspx

McLaughlin, B., Gotlieb, M. R., & Mills, D. J. (2023). Caught in a Dangerous World: Problematic News Consumption and Its Relationship to Mental and Physical Ill-Being. Health communication, 38(12), 2687–2697. https://doi.org/10.1080/10410236.2022.2106086

Riehm, K. E., Feder, K. A., Tormohlen, K. N., Crum, R. M., Young, A. S., Green, K. M., Pacek, L. R., La Flair, L. N., & Mojtabai, R. (2019). Associations Between Time Spent Using Social Media and Internalizing and Externalizing Problems Among US Youth. JAMA psychiatry, 76(12), 1266–1273. https://doi.org/10.1001/jamapsychiatry.2019.2325

Versi Terbaru

03/06/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Digital Fatigue, Kelelahan karena Penggunaan Media Digital

Setelah Putus dengan Pacar, Perlukah Menghapus Foto di Media Sosial?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 03/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan