Sebuah penelitian dari BMC Public Health mengungkapkan anak-anak yang berusia sekitar 10 tahun dan aktif di internet dapat berdampak negatif hingga mereka dewasa nanti.
Hal tersebut dikarenakan sedari kecil mereka sudah terpapar dengan standar kesuksesan atau kecantikan yang begitu tinggi dan mungkin “semu” di media sosial.
Akibatnya, ketika anak-anak tersebut tumbuh dewasa, mereka merasa tidak pernah puas dengan hasil yang didapat. Hal tersebut dapat berujung pada depresi.
Detoks media sosial bertujuan untuk meminimalisir risiko Anda untuk terus menganggap standar-standar tertentu yang beredar di media sosial.
2. Mengurangi keintiman dalam hubungan apa pun

Ketika kecanduan media sosial, sadar atau tidak sebenarnya Anda sedang mengurangi kualitas waktu di dalam hubungan. Tak hanya asmara, tapi juga hubungan persaudaraan, hubungan kerja, pertemanan, dan hubungan lain.
Menurut Nels Oscar, ketua tim peneliti dari College of Engineering, media sosial bersifat sangat instan, menjangkau jutaan orang sekaligus, dan memengaruhi perilaku seseorang.
Anda mungkin mengabaikan orang yang berada di samping Anda dan fokus untuk menatap apa yang ada di layar ponsel.
Belum lagi jika Anda berinteraksi dengan teman atau siapa pun di media sosial. Kelemahan media sosial adalah adanya keterbatasan dalam berinteraksi. Salah-salah, hal ini justru dapat menimbulkan salah paham.
Misalnya, Anda mengunggah foto teman yang Anda anggap lucu. Padahal, bagi teman Anda, itu adalah foto memalukan.
Orang-orang yang kecanduan social media cenderung hanya melihat seberapa banyak tanggapan yang didapat ketika ia mengunggah sesuatu, ketimbang memikirkan dampaknya pada orang lain.
Akibatnya, Anda dan teman Anda bisa jadi salah paham hingga mengancam hubungan Anda.
3. Mengganggu kesehatan fisik
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar