backup og meta

Ciri-Ciri Commitment Issues dan Cara Mengatasinya

Ciri-Ciri Commitment Issues dan Cara Mengatasinya

Masalah komitmen sering kali disinggung ketika membahas hubungan romantis dan pernikahan. Memangnya, apa itu commitment issue? Yuk, cari tahu lebih dalam lewat ulasan berikut ini!

Apa itu commitment issues?

Secara sederhana, commitment issues artinya adalah takut untuk berkomitmen. Istilah ini sering kali dikaitkan pada hubungan romantis yang salah satu pasangannya sulit untuk bertanggung jawab dan setia.

Contoh yang paling umum adalah pasangan takut menikah, padahal hubungannya sudah berjalan selama bertahun-tahun. 

Meski begitu, ketakutan berkomitmen juga bisa terjadi dalam aspek lain, seperti pekerjaan maupun organisasi.

Orang dengan kondisi ini biasanya pernah mengalami tekanan mental atau kesulitan emosional ketika dihadapkan pada situasi yang memerlukan dedikasi terhadap tujuan jangka panjang. 

Menurut situs Cleveland Clinic, fobia spesifik untuk menikah dikenal dengan istilah gamophobia.

Ketakutan ini begitu kuat sehingga orang-orang yang mengalaminya sering kali merasa mustahil untuk menjalin hubungan jangka panjang.

Tanda-tanda Anda memiliki commitment issue

pasangan manipulatif

Memahami bahwa pasangan Anda memiliki ketakutan seperti ini adalah hal yang penting. Pasalnya, komitmen adalah satu satu fondasi untuk membangun suatu hubungan yang serius. 

Ciri-ciri orang yang punya commitment issues adalah sebagai berikut.

1. Tidak mau serius dalam berhubungan

Pada titik tertentu dalam suatu hubungan, kebanyakan orang akan memikirkan apakah kekasihnya akan menjadi pasangan yang cocok untuk jangka panjang atau tidak.

Namun, ada beberapa orang yang tidak memikirkan hal tersebut atau terkesan menghindarinya. Hal ini ujungnya bisa membuat hubungan jadi berakhir.

Nah, jika keengganan untuk memikirkan tahap selanjutnya dalam suatu hubungan terus terjadi, ini bisa menjadi pertanda bahwa Anda atau pasangan takut untuk berkomitmen. 

Ketidakseriusan dalam menjalin hubungan ini biasanya ditunjukkan dengan menghindari topik masa depan berdua. Anda atau pasangan akan mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain. 

Bahkan, beberapa orang mungkin dapat dengan tegas menyampaikan ketidaknyamanannya terhadap topik tersebut, misalnya dengan berkata, “Sementara ini kita jalanin aja dulu, oke? Untuk nikah dan segala macamnya, kita omongin nanti.”

2. Terus ragu memikirkan kelanjutan hubungan

Anda mungkin dihantui dengan berbagai pertanyaan pada diri sendiri ketika dihadapkan dengan hubungan yang lebih serius, seperti, “Memangnya dia serius cinta sama aku?” atau “Apa aku sudah siap untuk hal ini?” 

Sebenarnya, munculnya keraguan seperti di atas merupakan hal yang wajar, terutama jika Anda benar-benar peduli pada pasangan dan tidak ingin kehilangan.

Namun, bila Anda punya commitment issues atau keraguan tersebut tidak bisa diatasi, Anda mungkin akan takut untuk melanjutkan hubungan yang serius.

3. Tidak merasa terikat secara emosional

Jika Anda ingin hubungan berjalan serius, tentu ada ikatan emosional yang terbentuk antara Anda dan pasangan agar hubungan dapat berjalan langgeng.

Dari sinilah komitmen muncul sebagai respons terhadap perasaan khawatir atau takut kehilangan satu sama lain.

Sebaliknya, pada hubungan dengan commitment issues, Anda atau pasangan tidak merasakan ikatan emosional.

Anda bisa menghabiskan waktu menyenangkan bersama pasangan, tapi hanya sebatas itu. Ketidakterikatan emosional ini bisa ditunjukkan lewat beberapa perilaku berikut.

  • Pasangan tidak membalas pesan atau mengangkat telepon Anda. Ia mungkin saja membalas tapi butuh waktu lama.
  • Pasangan mengenal teman-teman terdekat Anda, tapi ia tidak mengenalkan Anda dengan teman-temannya.
  • Pasangan mungkin tidak membicarakan masa lalu, pengalaman masa kecil, tujuan masa depan, dan perasaannya terhadap sesuatu atau situasi lainnya.

4. Berselingkuh

Masalah berkomitmen yang menyebabkan kurangnya ikatan emosional memperluas kemungkinan pasangan berselingkuh.

Beberapa orang dengan commitment issues mungkin enggan untuk setia dan tidak memiliki rencana masa depan dengan pasangannya.

Mereka tidak merasa dirugikan jika hubungan berakhir karena tujuannya hanya sekadar untuk bersenang-senang. 

Penyebab commitment issue

jenis trauma psikologis

Melansir dari situs Good Therapy, takut berkomitmen biasanya terbentuk karena peristiwa traumatis atau stres saat masa kanak-kanak. Berikut berbagai contohnya.

Terakhir, masalah ini juga bisa disebabkan oleh attachment issue, yakni kondisi ketika seseorang sulit membangun kedekatan dengan orang lain.

Cara mengatasi commitment issues

Masalah berkomitmen perlu diatasi karena bisa membuat hubungan rusak dan menghambat Anda untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang serius. 

Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan berkomitmen.

1. Bicarakan dengan pasangan mengenai masalah ini

Terkadang, memberitahukan rasa takut dan kekhawatiran Anda pada pasangan sudah bisa membantu Anda merasa lebih baik. 

Jadi, biarkan mereka tahu segala unek-unek yang Anda rasakan. Tujuannya agar pasangan bisa memahami kondisi Anda dan memutuskan solusi terbaik bersama untuk keluar dari pemikiran tersebut. 

2. Bangun kedekatan emosional dengan pasangan

Ada banyak hal yang bisa dilakukan agar Anda dan pasangan menjadi lebih dekat dan punya peluang untuk berkomunikasi lebih baik.

Anda bisa mencoba pergi berlibur bersama pasangan, mengunjungi tempat yang disukai sambil berpegangan tangan, dan membuat rencana kegiatan untuk dihabiskan bersama.

Cara ini dapat mengurangi masalah trust issue karena Anda dapat mengenal pasangan lebih baik, begitu pula sebaliknya. Dengan begitu, Anda jadi lebih berani berkomitmen.

3. Mengikuti terapi individu

Ketakutan seseorang terhadap komitmen sering kali dapat diatasi dan diobati dengan terapi.

Seorang terapis dapat membantu seseorang mengungkap potensi penyebab masalah komitmen dan mencari cara untuk mengatasi masalah ini. 

Ketika ketakutan terhadap komitmen menyebabkan depresi, kesepian, atau kekhawatiran lainnya, terapis juga dapat membantu mengatasinya.

4. Melakukan konseling bersama pasangan

Jika Anda benar-benar mencintai pasangan dan ingin hubungan berhasil, tapi punya commitment issue, konseling bersama pasangan bisa jadi solusinya.

Tidak hanya Anda yang belajar untuk keluar dari permasalahan ini, pasangan juga belajar memahami, membantu, serta mendukung Anda.

Ingatlah bahwa hubungan akan berjalan dengan baik jika Anda dan pasangan saling bekerja sama dan memahami satu sama lain.

Kesimpulan

  • Commitment issues artinya takut untuk berkomitmen. Akibatnya, salah satu pihak dalam hubungan sulit untuk bertanggung jawab dan setia.
  • Orang-orang dengan masalah komitmen juga cenderung tidak mau serius dalam hubungan, terus ragu dalam memikirkan kelanjutan hubungan, dan tidak merasa terikat secara emosional.
  • Penyebabnya bisa berasal dari trauma terkait hubungan, ketakutan pribadi, dan trust issue.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Commitment Issues. (2009, September 15). Goodtherapy.org. Retrieved 10 April 2024 from https://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/issues/commitment-issues ‌

Commitment issues: Why some people have them and others don’t. (2017, September 25). PsychAlive. Retrieved 10 April 2024 from https://www.psychalive.org/commitment-issues/ 

Gamophobia (fear of commitment): Causes & treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved 10 April 2024 from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22570-gamophobia-fear-of-commitment 

Commitment issues. (n.d.). Relate. Retrieved 10 April 2024 from https://www.relate.org.uk/get-help/commitment-issues 

Commitment issues in a relationship: Signs and how to overcome. Szekely, G. (2024, March 21). The Couples Center. Retrieved 10 April 2024 from https://www.thecouplescenter.org/commitment-issues-in-a-relationship-signs-and-how-to-overcome/ 

Versi Terbaru

10/04/2024

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Merasa Masa PDKT Lebih Indah Ketimbang Pacaran? Ini 5 Alasannya

Apakah Hubungan Pacaran Anda Sudah Sehat? Ini 7 Cirinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 10/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan