Sebuah rumah tangga dinakhodai oleh dua orang yang dibesarkan dengan cara yang berbeda. Tak heran bila sering terjadi perbedaan pendapat di dalamnya. Lantas, bagaimana cara menyelesaikan masalah rumah tangga agar tidak berujung perpecahan?
Apa yang memicu masalah dalam rumah tangga?
Dalam rumah tangga, ada dua pasang jiwa dan pikiran yang harus disatukan. Kepribadian tiap orang ini dipengaruhi oleh pola asuh yang sudah tertanam sejak keduanya kecil.
Para pakar mengatakan bahwa ada tiga topik masalah rumah tangga yang dapat berujung fatal bila dibiarkan berlarut-larut, seperti masalah anak dan keuangan.
Perbedaan pola asuh dari setiap keluarga pasangan dapat bertentangan ketika mengurus anak. Sebagai contoh, Anda terbiasa diasuh secara keras, sedangkan pasangan terbiasa diajarkan hidup santai tanpa adanya banyak aturan.
Nah, saat disatukan dalam rumah tangga, pola asuh mana yang harus diterapkan kepada anak nantinya? Di sinilah perdebatan alot dan pertengkaran mungkin akan terjadi.
Selain itu, masalah keuangan bisa jadi lebih sensitif bagi sebagian keluarga. Umumnya, ini berkutat pada siapa yang harus bekerja atau berapa yang harus disisihkan untuk keperluan harian.
Konflik merupakan bagian wajar dari hubungan yang sehat dan langgeng. Akan tetapi, konflik yang tidak pernah selesai malah dapat menimbulkan stres hingga merusak hubungan.
Penting bagi Anda dan pasangan untuk menemukan cara positif guna menyelesaikan masalah rumah tangga, terutama bila memiliki perbedaan pandangan dan pemikiran.
Bagaimana cara menyelesaikan masalah rumah tangga?
Salah satu hal yang paling ditakuti saat menghadapi masalah rumah tangga ialah pertengkaran.
Nah, kunci utama dalam menghindari pertengkaran dan bahkan perceraian dalam rumah tangga bisa Anda simak melalui langkah-langkah di bawah ini.
1. Menghindar bukanlah jalan keluar
Kadang saat bertengkar dengan pasangan, Anda mungkin ingin sekali menghindar agar tak perlu berdebat dan menumpuk masalah. Namun, itu bukan pilihan yang tepat untuk dilakukan.
Makin cepat Anda dan pasangan bertatap muka untuk berdiskusi dengan kepala dingin, makin cepat Anda meluruskan masalah dan menemukan titik terang.
2. Cobalah untuk berbicara apa adanya
Ingat, membicarakan uneg-uneg yang dirasakan bukan berarti Anda memancing masalah. Bicara apa adanya dengan cara yang baik justru bisa membuka diskusi yang sehat.
Sebagai contoh, Anda bisa memulai dengan kalimat, “Sayang, kayaknya aku nggak setuju, deh, kalau si Adik manja seperti itu”, saat melihat perilaku anak yang kurang patut.
Selain berbicara apa adanya, atur juga intonasi nada yang akan keluarkan. Bicarakan dengan lembut tanpa melupakan kesan tegas dari ucapan Anda.
3. Usahakan jadi pendengar yang baik
Komunikasi merupakan cara yang positif bagi pasangan untuk mengatasi masalah rumah tangga. Hal ini bertujuan agar Anda dan pasangan bisa mencapai penyelesaian secara damai.
Sebuah studi dalam Global Journal of Health Science (2014) juga menyebutkan bahwa menjadi pendengar yang baik sama pentingnya dengan mengekspresikan diri Anda apa adanya.
Dengan saling mendengarkan dan tidak memotong perkataan pasangan, Anda berdua bisa menyelesaikan konflik keluarga dengan cara yang baik.
4. Akui perbedaan pendapat dan selesaikan baik-baik
Perbedaan dan kesalahpahaman merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan rumah tangga. Kedua pihak harus belajar berdiskusi dengan menggunakan kata-kata yang membangun.
Setiap orang bertanggung jawab terhadap respons yang diberikan. Perhatikan reaksi Anda saat berargumen, apakah bertujuan untuk memberikan solusi atau membalas pasangan?
Tentu, sebenarnya ada beberapa permasalah sepele yang tidak perlu diributkan. Meminta maaf pada pasangan dapat menjadi langkah awal yang tepat saat Anda berbuat kesalahan.
5. Setujui hasil keputusan setelah berdiskusi bersama
Setelah masing-masing pihak mengeluarkan uneg-uneg, sekarang waktunya bagi Anda dan pasangan bernegosiasi untuk mencari solusi dari masalah rumah tangga yang dihadapi.
Dalam negosiasi antarpasangan, hasilnya akan lebih memuaskan kalau keduanya sepakat terhadap serangkaian hasil yang telah diputuskan.
6. Pertimbangkan untuk mencari jalan tengah
Anda dan pasangan bisa mengambil jalan tengah yang akan dilalui bila tidak ada yang mau mengalah dalam mengambil keputusan.
Pada saat seperti ini, ada baiknya untuk menahan emosi barang sebentar saja. Selain itu, Anda berdua juga dianjurkan untuk membicarakan masalah tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Semakin baik kemampuan pasangan untuk saling berkompromi, makin dekat pula Anda berdua dengan solusi yang dapat menjaga keharmonisan rumah tangga.
7. Mintalah saran dari pihak penengah
Apabila konflik di dalam keluarga tidak bisa diselesaikan bersama, ada baiknya untuk meminta bantuan pihak ketiga melalui konseling pernikahan (marriage counseling).
Konseling ini melibatkan terapis berlisensi, seperti psikolog atau psikiater yang berpengalaman untuk menangani permasalahan rumah tangga dan keluarga.
Terapis bisa menjadi penengah diskusi antara Anda dan pasangan. Ia akan memastikan kedua belah pihak benar-benar saling mendengarkan satu sama lain.
Kesimpulan
- Perbedaan cara mengurus anak hingga masalah keuangan bisa menjadi akar munculnya konflik dalam rumah tangga.
- Komunikasi yang baik merupakan cara yang positif untuk menyelesaikan masalah rumah tangga demi tercapainya penyelesaian secara damai.
- Apabila Anda kesulitan menemukan jalan keluar, ada baiknya meminta bantuan psikolog atau psikiater untuk menyelesaikan masalah dalam keluarga Anda.