Sekarang, coba pikirkan dan posisikan diri sebagai pasangan dengan segala perilaku yang pernah Anda lakukan pada teman kerja tersebut. Apakah respon Anda akan tetap sama dan menganggap hal tersebut biasa saja?
4. Jangan sampai terbawa emosi

Setelah berani mengakui kesalahan yang Anda perbuat dengan tulus, selanjutnya jangan sampai terbawa emosi jika pasangan belum benar-benar puas atas penjelasan Anda.
Ibarat api yang disiram minyak, kobaran amarahnya akan makin menjalar ke mana-mana jika ditambah “disiram” oleh emosi Anda.
Alih-alih memaksa si dia menerima permintaan maaf Anda, tenangkanlah diri sendiri dulu. Pejamkanlah mata Anda dan atur napas perlahan sebelum lanjut berbicara untuk meredam emosi. Meluapkan emosi dengan cara yang salah bisa menjerumuskan hubungan Anda berdua ke dalam masalah baru.
5. Jangan ragu minta maaf berulang kali

Kadang butuh lebih lebih banyak usaha untuk “menebus” kesalahan yang berbuah dari masalah pelik. Jangan berkecil hati bila di awal pasangan tampak tidak mengacuhkan permintaan maaf Anda.
Sah-sah saja untuk meminta maaf beberapa kali sampai hati pasangan luluh, terutama untuk kesalahan yang tergolong serius. Namun ingat, jangan terkesan memaksa dan merengek. Pastikan setiap ucapan maaf Anda benar-benar tulus dari dalam hati.
Cara minta maaf yang satu ini akan membuat pasangan melihat seberapa jauh keseriusan dan penyesalan Anda. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan akan kembali tumbuh mengakar dalam jalinan asmara Anda berdua.
6. Beri pasangan waktu

Sama halnya dengan PDKT yang butuh proses, memaafkan pun demikian. Anda tidak bisa memaksa pasangan untuk mengampuni Anda detik itu juga setelah minta maaf.
Memaksa pasangan untuk memaafkan malah dapat mengacaukan emosinya dan membuat pasangan semakin marah. Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan?
Lihat situasi dan kondisinya. Jika pasangan Anda ingin menyendiri dulu, hormatilah keputusannya. Beri ia waktu untuk berpikir dan menenangkan diri. Jika ia sudah menunjukkan tanda-tanda ingin berdamai, barulah Anda boleh kembali mendekatinya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar