backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Glossophobia, Fobia Berbicara di Depan Umum

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 22/05/2023

Glossophobia, Fobia Berbicara di Depan Umum

Pernahkah Anda merasa gugup hingga takut berlebihan saat berbicara di depan umum? Jika ketakutan ini terjadi berulang kali dan sangat parah, mungkin saja Anda mengalami glossophobia.

Ketahui gejala, penyebab, dan cara mengatasi fobia ini melalui pembahasan berikut.

Apa itu glossophobia?

Glossophobia adalah ketakutan atau kecemasan berlebihan ketika berbicara di depan umum. Rasa takut untuk berbicara di depan orang banyak memang umum terjadi. 

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Neuropsychiatric Disease and Treatment (2013) menyebutkan bahwa berbicara di depan umum menyebabkan kecemasan pada 77% populasi umum.

Glossophobia termasuk ke dalam kategori gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).

Orang dengan fobia ini akan merasakan tekanan yang ekstrem dalam situasi yang membuatnya harus berbicara di depan umum, baik di lingkungan sosial maupun profesional.

Seiring waktu, orang-orang yang mengalami glossophobia rentan merasakan dampak negatif terhadap kesehatan mental dan kesuksesan mereka di sekolah atau tempat kerja.

Tanda dan gejala glossophobia

glossophobia

Sebagian orang mungkin hanya mengalami ketakutan terhadap penampilan dan gaya bicara mereka saat berhadapan dengan orang banyak.

Akan tetapi, beberapa pengidap glossophobia yang parah bisa mengalami kecemasan bahkan ketika mereka tidak harus berbicara di depan umum.

Berikut merupakan beberapa gejala fobia yang satu ini, baik secara psikologis maupun fisik.

Gejala psikologis

  • Kecemasan yang berlebihan sebelum atau selama harus berbicara di depan umum.
  • Ketakutan akan dihakimi oleh orang lain.
  • Perasaan malu atau rendah diri ketika melakukan presentasi.
  • Merasa tidak percaya diri atau merasa gagal dalam berbicara di depan umum.
  • Menghindari situasi yang mengharuskan untuk berbicara di depan umum.

Gejala fisik

  • Detak jantung cepat.
  • Berkeringat dingin.
  • Tubuh gemetar atau menggigil.
  • Kepala terasa pusing atau melayang.
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas.
  • Mulut kering dan sering menelan ludah.
  • Rasa ingin terus buang air kecil.
  • Suara dengung pada telinga.
  • Kebingungan dan disorientasi.

Tidak semua pengidap gangguan ini mengalami gejala yang sama. Mungkin terdapat gejala lain yang belum tercantum pada daftar di atas.

Penting untuk segera konsultasi dengan dokter atau psikolog. Pasalnya, ketakutan yang dialami oleh pengidap glossophobia biasanya makin memburuk bila tidak ditangani. 

Penyebab glossophobia

Tidak diketahui secara pasti apa penyebab glossophobia yang membuat seseorang gugup saat berbicara di depan umum.

Meski begitu, gangguan ini mungkin disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor di bawah ini.

  • Trauma masa lalu. Trauma psikologis di masa lalu, seperti dihakimi atau dipermalukan saat berbicara di depan umum, dapat memicu ketakutan dan kecemasan yang berlebihan di kemudian hari.
  • Faktor genetik. Studi terbaru menemukan bahwa sekitar 30–40% penyebab munculnya fobia sosial, termasuk rasa takut untuk berbicara di depan umum, dipengaruhi oleh faktor genetik.
  • Kondisi lingkungan. Lingkungan kerja yang kompetitif, tekanan untuk tampil sempurna, atau ketidaknyamanan dengan sosialisasi bisa menyebabkan glossophobia.
  • Keterampilan berbicara yang tidak memadai. Seseorang yang merasa gugup saat berbicara di depan umum sering kali memiliki pengalaman atau keterampilan berbicara yang kurang memadai.

Penting untuk Anda ingat bahwa tidak semua orang yang memiliki faktor-faktor di atas sudah pasti mengalami glossophobia. Setiap orang pun mungkin memiliki faktor pemicu yang berbeda.

Dengan mencari tahu penyebab rasa gugup dan takut untuk berbicara di depan umum, Anda bisa mengatasinya dan kembali mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi.

Diagnosis glossophobia

berkonsultasi dengan psikolog

Apabila Anda atau orang terdekat mengalami gejala glossophobia, ada baiknya konsultasikan dengan psikolog atau psikiater agar gangguan mental ini bisa teratasi dengan baik.

Pada awalnya, psikolog atau psikiater akan bertanya seputar gejala yang Anda alami, lama gejala, faktor pemicu, dan dampak dari gejala tersebut pada kehidupan sehari-hari Anda.

Mereka juga akan mencocokan gejala yang Anda alami dengan kriteria yang tercantum pada The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa kriteria diagnosis untuk glossophobia yang termasuk dalam social anxiety disorder adalah sebagai berikut.

  • Ketakutan atau kecemasan yang terus-menerus tentang situasi sosial tertentu karena Anda yakin akan dinilai negatif, dihakimi, atau dipermalukan.
  • Menghindari situasi sosial yang menimbulkan kecemasan atau dapat menghadapinya, tetapi dengan ketakutan dan kecemasan yang intens.
  • Ketakutan dan kecemasan tidak sebanding dengan ancaman sebenarnya yang dapat timbul dari suatu situasi sosial tersebut.
  • Kecemasan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari pengidapnya.
  • Gejala yang ditimbulkan tidak mampu dijelaskan dengan kondisi medis, efek samping obat, atau penyalahgunaan zat adiktif lainnya.

Untuk makin menegakkan diagnosis, psikiater juga akan menyarankan pemeriksaan fisik, misalnya dengan tes darah, tes urine, atau tes laboratorium lainnya.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada-tidaknya kondisi medis yang mendasari gejala yang Anda alami, seperti penyakit jantung atau gangguan tiroid.

Pengobatan glossophobia

Glossophobia yang cukup parah dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Kesulitan bicara di depan umum dapat memengaruhi kesehatan mental dan karier pengidapnya.

Secara umum, terdapat beberapa metode yang dilakukan untuk mengatasi fobia, seperti terapi psikologis (psikoterapi), obat-obatan, atau kombinasi keduanya.

1. Terapi psikologis

Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan salah satu jenis psikoterapi yang efektif untuk mengatasi rasa takut berbicara di depan umum.

CBT dapat membantu Anda mengenali pola pikir dan perilaku negatif saat bereaksi pada pemicu kecemasan, kemudian mengubahnya menjadi lebih positif.

Selain CBT, berikut adalah beberapa jenis terapi psikologis lainnya yang dapat membantu mengatasi fobia berbicara di depan umum.

  • Terapi paparan (exposure therapy): membantu klien secara bertahap menghadapi situasi yang sering dihindari karena menimbulkan kecemasan.
  • Terapi ekspresif (expressive therapy): mengungkapkan perasaan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi lewat media kreatif, seperti musik atau menulis jurnal.
  • Terapi relaksasi (relaxation therapy): mengurangi gejala kecemasan ketika harus menghadapi situasi menakutkan, misalnya dengan meditasi dan latihan pernapasan.
  • 2. Obat-obatan

    Apabila psikoterapi kurang membantu dalam meredakan gejala, psikiater bisa meresepkan beberapa obat-obatan, seperti benzodiazepin, beta-blocker, atau antidepresan.

    Obat-obatan tersebut bekerja dengan mengurangi gejala kecemasan dan membuat Anda merasa lebih tenang saat menghadapi situasi yang menakutkan.

    Meski membantu meredakan gejala glossophobia, penggunaan obat medis harus disesuaikan resep dari dokter untuk mencegah efek yang tidak diinginkan.

    Glossophobia bisa membatasi kehidupan sosial dan profesional. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini tentu mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Kesimpulan

    • Glossophobia adalah fobia atau ketakutan berlebihan saat berbicara di depan umum.
    • Penelitian menemukan berbicara di depan umum menjadi penyebab kecemasan pada sekitar 77% populasi umum.
    • Pengidap fobia ini mungkin mengalami kecemasan, ketakutan, dan kepanikan berlebih saat harus berbicara di depan orang banyak.
    • Kondisi ini berdampak cukup signifikan, mulai dari mengganggu pendidikan, pekerjaan, hingga kehidupan sosial pengidapnya.
    • Terdapat sejumlah perawatan yang efektif untuk glossophobia, termasuk psikoterapi, obat-obatan, atau kombinasi keduanya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 22/05/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan