backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

7 Efek Buruk Cemas Berlebih pada Tubuh dan Pikiran

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

7 Efek Buruk Cemas Berlebih pada Tubuh dan Pikiran

Tahukah Anda bahwa rasa cemas berlebih bisa menimbulkan efek buruk pada tubuh? Meski kecemasan merupakan hal yang wajar, bukan berarti Anda bisa membiarkannya terjadi secara terus-menerus.

Kecemasan alias anxiety dapat memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan. Jika terus dibiarkan, Anda bahkan bisa mengalami gejala fisik akibat kecemasan yang tidak terkendali. Simak lebih lanjut dalam pembahasan berikut ini.

Efek cemas berlebih pada tubuh Anda

Saat sedang cemas, Anda bisa mengalami respons fisik berupa peningkatan detak jantung hingga sesak napas. Kondisi ini seharusnya hanya bersifat sementara dan membaik dengan sendirinya.

Namun, kecemasan yang terjadi secara terus-menerus bisa menimbulkan dampak yang lebih buruk bagi tubuh. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Gangguan sistem saraf pusat

Pada dasarnya, tubuh Anda akan berusaha mengatasi kecemasan dengan memberikan respons melalui sistem saraf simpatik (SSP) dan sistem saraf otonom (ANS).

Interaksi antara keduanya akan menghasilkan respons fisik ketika Anda cemas sekaligus mengembalikannya pada kondisi normal ketika kecemasan teratasi.

Itu artinya, rasa cemas yang berlebihan akan membuat sistem saraf simpatik dan sistem saraf otonom Anda bekerja dengan keras.

Hal tersebut bisa mengganggu fungsi SSP dan ANS. Akibatnya, Anda mungkin tetap mengalami respons fisik tersebut bahkan ketika tidak sedang cemas.

2. Gangguan pencernaan

Tahukah Anda bahwa otak dan sistem pencernaan memiliki hubungan yang cukup kuat? Kondisi yang disebut gut-brain connection ini membuat sistem pencernaan mudah terpengaruh ketika otak memproses stres Anda.

Ketika Anda berada dalam situasi stres atau cemas berlebih, bagian otak yang disebut sistem saraf enterik bisa menerjemahkan aktivitas normal pada sistem pencernaan tubuh Anda sebagai rasa sakit.

Oleh karena itu, tak heran jika gangguan kecemasan kerap dikaitkan dengan beberapa gangguan pencernaan, contohnya penyakit asam lambung dan sindrom iritasi usus besar (IBS).

Artikel terkait

3. Penyakit infeksi

Ketika dilanda kecemasan, tubuh Anda akan mengeluarkan lebih banyak hormon stres, seperti kortisol.

Kelebihan hormon kortisol dapat menurunkan produksi limfosit atau sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem imun. Sistem imun yang lemah membuat Anda lebih mudah terkena penyakit infeksi.

Pilek, demam, atau batuk saat terkena infeksi sebenarnya merupakan respons tubuh dalam melawan penyakit. Namun, jika terjadi terus-menerus, tentu saja kondisi ini bisa mengganggu keseharian Anda.

4. Penyakit kardiovaskular

Sebuah buku terbitan Cambridge University Press menyebutkan bahwa rasa cemas berlebih bisa menimbulkan efek pada tubuh berupa peningkatan risiko penyakit kardiovaskular hingga sebesar 52 persen.

Ketika merasa cemas, tubuh akan bereaksi dengan cara meningkatkan tekanan pada jantung. Akibatnya, jantung Anda pun berdebar dan dada Anda mungkin terasa nyeri.

Jika terus dibiarkan, kecemasan yang berlebihan bahkan bisa meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular, seperti takikardia (detak jantung cepat), jantung koroner, hingga stroke.

5. Gangguan pernapasan

sesak napas saat berhenti merokok

Sesak napas juga merupakan efek yang biasanya terjadi pada tubuh saat Anda mengalami kecemasan yang berlebihan.

Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan jika terus dibiarkan.

Laman Asthma and Lung bahkan menyebutkan bahwa kecemasan bisa memperburuk gejala asma. Ketika gejala asma memburuk, Anda akan panik sehingga kecemasan ikut bertambah.

Kondisi tersebut akan membentuk siklus yang buruk bagi sistem pernapasan Anda.

6. Diabetes tipe 2

Kecemasan memang tidak bisa menyebabkan diabetes tipe 2. Akan tetapi, efek pada tubuh yang muncul akibat rasa cemas berlebih bisa meningkatkan risikonya.

Ketika kadar hormon stres meningkat karena cemas, kinerja sel penghasil insulin pada pankreas bisa terganggu. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko diabetes tipe dua.

Risiko tersebut bisa meningkat ketika Anda berusaha mengurangi kecemasan dengan cara makan berlebihan.

7. Gangguan muskuloskeletal

Respons fight-or-flight ketika menghadapi kecemasan bisa menyebabkan otot tegang. Otot akan kembali rileks ketika penyebab kecemasan menghilang.

Itu artinya, efek anxiety berlebih akan membuat otot-otot tubuh Anda terus menegang. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai gangguan muskuloskeletal yang ditandai dengan sakit kepala dan nyeri sendi.

Kapan harus ke dokter?

Kecemasan merupakan bentuk emosi yang wajar dan hampir semua orang pernah merasakannya. Namun, kondisi ini seharusnya hanya terjadi sesaat.

Jika kecemasan Anda tidak juga berkurang setelah beberapa hari atau sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, janganlah ragu untuk pergi ke psikolog atau dokter.

Anda sebaiknya juga melakukan hal serupa ketika kecemasan tersebut terus muncul karena satu pemicu yang sama.

Kesimpulan

Rasa cemas memang merupakan hal yang wajar. Namun, jika dibiarkan atau terjadi terus-menerus, rasa cemas berlebih bisa menimbulkan dampak pada tubuh dalam bentuk gangguan sistem saraf pusat, gangguan pencernaan, penyakit infeksi, penyakit kardiovaskular, hingga gangguan pernapasan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan