Coulrophobia adalah jenis fobia spesifik yang mengarah pada badut. Dilansir dari The University of Texas, kata coultrophobia merupakan kombinasi kata “phobia” dan “kōlobatheron” dari bahasa Yunani yang artinya panggung.
Fobia sendiri diartikan sebagai rasa takut intens terhadap objek tertentu yang memengaruhi perilaku dan kehidupan sehari-hari. Biasanya, kondisi ini merupakan respons psikologis terkait peristiwa traumatis di masa lalu.
Fobia pada badut memang tidak termasuk dalam DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders/DSM–5) panduan untuk mendiagnosis penyakit mental. Akan tetapi, ketakutan tersebut masuk dalam kategori kspesifik karena menimbulkan ketakutan dan kecemasan intens, terhadap badut yang umumya digambarkan sebagai sosok jenaka dan menggemaskan.
Bagi orang yang takut dengan badut, mereka akan kesulitan untuk tetap tenang ketika berada di acara pertunjukkan sirkus, festival, karnaval, atau perayaan meriah lainnya.
Coulrophobia adalah kondisi yang umumnya menyerang anak-anak. Biasanya muncul di usia 4 hingga 5 tahun. Namun, bisa juga terus dialami oleh orang dewasa akibat trauma masa kecil yang tidak terobati.
Fobia berbeda dengan ketakutan biasa. Rasa takut tidak hanya muncul ketika menonton film yang menyajikan badut menyeramkan saja, tapi juga mengalami ketakutan dalam kehidupannya jika berhadapan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan badut.
Selain ketakutan, tanda dan gejala yang ditimbulkan jika seseorang mengalami coulrophobia (fobia badut) adalah:
Jika Anda atau si kecil menunjukkan tanda-tanda fobia yang disebutkan, menyegerakan diri periksa ke dokter adalah langkah yang bijak. Apalagi, jika rasa takut menghambat aktivitas tertentu.
Penyebab fobia sangat beragam, biasanya akibat peristiwa yang traumatis dan menakutkan. Dalam kasus coulrophobia, ada beberapa kemungkinan penyebab dan risikonya di antaranya adalah:
Sosok badut yang digambarkan dalam film-film kadang bertolak belakang dengan sosok sesungguhnya. Banyak film yang menyajikan badut sebagai sosok yang menakutkan dan mengerikan sehingga menimbulkan ketakutan. Orang yang sering menonton film-film horor tentang badut bisa saja terpengaruh, terutama pada anak-anak.
Mengalami peristiwa yang menimbulkan trauma berkaitan dengan badut bisa membuat seseorang menjadi fobia dengan badut. Ini karena saat mereka dihadapkan dengan badut, otak akan memerintah tubuh untuk melakukan respons “fight-or-flight”.
Tubuh akan menangkap sinyal otak bahwa badut adalah sebuah ancaman sehingga peristiwa traumatis bisa menimbulkan fobia terhadap sesuatu.
Meski jarang, fobia juga bisa berkembang karena faktor ini. Biasanya, anak-anak mempelajari banyak hal di sekitar lewat orang-orang di sekelilingnya. Misal, seorang adik bisa saja merasakan ketakutan berlebihan karena sang kakak juga mengalami hal serupa.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Kebanyakan fobia didiagnosis dengan konseling pada terapis atau ahli kesehatan mental. Namun, pada kasus fobia badut, diagnosis mungkin agak rumit dilakukan mengingat fobia ini tidak terdaftar sebagai fobia resmi di DSM-5.
Anda mungkin hanya perlu bertemu dengan terapis untuk membahas ketakutan terhadap badut dan bagaimana dampaknya pada kehidupan Anda. Beri tahu apa yang terjadi dalam pikiran dan tubuh Anda ketika melihat badut, entah itu sesak napas, pusing, panik misalnya.
Berikut ini adalah pengobatan yang biasanya dijalani orang dengan fobia badut:
Psikoterapi biasanya menjadi pengobatan pertama untuk orang yang mengalami ketakutan berlebihan pada badut. Ada dua jenis psikoterapi yang biasanya dipilioh, yakni:
Selain terapi, beberapa orang yang mengalami ketakutan berlebihan dengan badut juga perlu minum obat-obatan seperti:
Selain mengikuti pengobatan dokter, mengatasi fobia terhadap badut juga bisa dengan perawatan berikut ini:
Sebenarnya, tidak cara ampuh yang sepenuhnya bisa mencegah fobia badut. Namun, cara terbaik yang bisa Anda lakukan adalah konsultasi ke psikolog jika memang Anda memiliki pengalaman traumatis.
Di samping penting untuk tidak memberi gambaran menakutkan terhadap suatu objek pada anak-anak. Pasalnya, hal ini bisa mengubah presepsi anak mengenai badut adalah sosok yang menakutkan. Lebih baik hindari memberi tahu anak dengan seruan, “Nak, jangan main di situ, ada badut, seram”, maka Anda dapat mengatakan, “Nak, bahaya main di situ, nanti jatuh”.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar