backup og meta

Ciri-Ciri Ada Cacing di Mata Anda dan Cara Mengobatinya

Ciri-Ciri Ada Cacing di Mata Anda dan Cara Mengobatinya

Cacing memang bisa saja hidup pada tubuh manusia. Cacing pita, cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk merupakan deretan cacing yang paling banyak tinggal dalam sistem pencernaan manusia. Akan tetapi, tahukah Anda jika ada satu jenis cacing yang bisa bersarang di mata? Cacing tersebut adalah Nematoda loa-loa, biasa disebut dengan cacing loa-loa atau cacing mata. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Apa penyebab cacing di mata?

mata merah setelah menangis

Cacing loa-loa merupakan jenis cacing filaria yang menyebabkan terjadinya penyakit loiasis. Cacing ini bisa singgah di dalam mata akibat lalat rusa, lalat berwarna kuning, dan lalat betina pemakan darah.

Lalat yang sudah terinfeksi cacing loa-loa akan mengeluarkan mikrofilaria ke dalam darah saat mereka menghisap darah manusia. Mikrofilaria itu kemudian berkembang menjadi larva yang nantinya akan membentuk cacing dewasa dalam waktu satu sampai empat minggu.

Cacing dewasa itulah yang kemudian menyebabkan munculnya cacing di mata. Meskipun begitu, infeksi cacing ini tidak dapat ditularkan dari manusia ke manusia.

Apa saja gejala cacing di mata?

penyakit mata pada psoriasis

Gejala awal jika ada cacing di mata biasanya Anda akan mengalami iritasi yang disertai rasa gatal dan nyeri di bagian mata. Selain itu, Anda mungkin akan merasakan gejala-gejala berikut ini:

  • Mata seperti ada yang mengganjal
  • Mata sembap
  • Pembengkakan yang kadang bisa hilang-timbul di bagian pelupuk mata ataupun bagian tubuh lainnya yang umumnya tidak disertai rasa sakit

Selain itu, beberapa penderita penyakit mata ini juga bisa melihat cacing loa-loa secara kasatmata yang keluar dari permukaan bawah bola matanya. Ada juga penderita yang menemukan cacing tersebut di bagian tubuh lainnya, seperti keluar dari dalam kulit.

Gejala cacing loa-loa lainnya yang lebih jarang ditemukan adalah:

  • Rasa gatal di seluruh tubuh
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Mudah lelah

Ketika Anda mengalami loiasis dan melakukan pemeriksaan darah, umumnya akan terlihat adanya peningkatan jumlah eosinofil dalam darah. Hal ini menunjukkan respons tubuh terhadap sel-sel abnormal, parasit, atau bahan-bahan penyebab reaksi alergi.

Sebagian orang yang terinfeksi cacing loa-loa mungkin baru menyadari ada cacing di matanya setelah bertahun-tahun. Ini karena beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun setelah terinfeksi cacing tersebut.

Bagaimana cara menyembuhkannya?

kelopak mata kering

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk penyakit loasis, tapi ketika Anda teridentifikasi mengalami penyakit ini ada baiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Berikut pilihan pengobatan yang mungkin dapat mengatasi cacing mata:

1. Operasi

Tindakan pembedahan tidak dapat menyembuhkan infeksi cacing 100 persen, karena cacing mungkin juga tanpa disadari ada di bagian tubuh lainnya. Dikutip dari Journal of Global Infection Disease, pengangkatan cacing mata dilakukan dalam prosedur minor (kecil).

Prosedur pengangkatan cacing mata berlangsung dalam waktu singkat. Setelah operasi dilakukan Anda perlu minum obat diethylcarbamazine untuk menghilangkan cacing dan parasit lainnnya.

2. Obat-obatan

Pemberian obat antiparasit mungkin harus benar-benar dipertimbangkan karena dapat menimbulkan efek samping berbahaya, bahkan kematian. Itu sebabnya Anda harus segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk mengetahui baik-buruknya pilihan yang Anda ambil.

Umumnya, pasien yang memang sudah terindentifikasi dengan cacing loa-loa di mata akan disarankan untuk meminum obat antihelmintik, seperti diethylcarbamazine. Ivermectin juga terkadang digunakan untuk mengatasi kondisi ini.

Jika efek samping perlu dikurangi, dokter mungkin akan memberikan Anda albendazole sebagai obat pengganti.

Konsultasikan dengan dokter mengenai dosis dan cara penggunaannya. Selain itu tidak jarang pasien juga direkomendasikan untuk melakukan operasi pengangkatan cacing di mata.

Bagaimana cara mencegah cacing mata?

gambar mata bagian anatomi mata

Orang yang paling berisiko terkena loiasis adalah mereka yang tinggal di hutan hujan wilayah Afrika Barat, Tengah, dan India.

Para traveler umumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi jika berada di daerah yang terkena wabah tersebut selama berbulan-bulan atau bahkan kurang dari sebulan. Untuk menghindarinya, ada baiknya saat berkunjung ke negara tersebut pastikan Anda rajin mengoleskan krim antiserangga pada seluruh tubuh.

Selain itu, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, jika Anda akan tinggal di daerah yang terkena dampak loa-loa di Afrika Barat dalam waktu lama, kurangi risiko infeksi dengan mengonsumsi diethylcarbamazine setiap minggu. Namun, konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu untuk menentukan apakah obat tersebut tepat untuk Anda atau tidak.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

CDC – Loiasis – Treatment. (2020). Retrieved 14 October 2020, from https://www.cdc.gov/parasites/loiasis/treatment.html

Loa Loa – Eye Worm – Subcutaneous Filariasis. (2020). Retrieved 14 October 2020, from http://www.parasitesinhumans.org/loa-loa-eye-worm.html

Rivière, E., Combillet, F., Kerautret, J., & Malvy, D. (2012). African eye worm. Journal Of Global Infectious Diseases, 4(2), 135. doi: 10.4103/0974-777x.96782

HOSFORD, G., STEWART, M., & SUGARMAN, E. (1942). EYE WORM (THELAZIA CALIFORNIENSIS) INFECTION IN MAN. Archives Of Ophthalmology, 27(6), 1165-1170. doi: 10.1001/archopht.1942.00880060141007

Versi Terbaru

22/12/2020

Ditulis oleh Risky Candra Swari

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Papilledema, Pembengkakan Saraf Mata yang Bisa Sebabkan Kebutaan

Mengenal Fotofobia, Ketika Mata Terlalu Sensitif dengan Cahaya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 22/12/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan