backup og meta

Perbedaan Proses Penuaan Pria dan Wanita, Siapa Lebih Cepat?

Perbedaan Proses Penuaan Pria dan Wanita, Siapa Lebih Cepat?

Seiring bertambahnya umur, pria dan wanita pasti menyadari munculnya tanda-tanda penuaan pada tubuh mereka. Nah, tahukah Anda bila proses penuaan pada pria dan wanita itu berbeda? Bahkan, Anda bisa melihat perbedaan penuaan yang terjadi pada keduanya. Apa saja perbedaannya? Lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.

Perbedaan proses penuaan pada pria dan wanita

Penuaan akan terjadi ketika seseorang sudah melewati masa pubertas, yaitu kisaran usia 20 tahun.

Wanita biasanya mengalami masa pubertas lebih dahulu, yaitu sekitar usia 10 sampai 14 tahun. Sementara itu, pria mengalami pubertas sekitar usia 12 sampai 16 tahun.

Perbedaan waktu terjadinya masa pubertas dan perubahan hormon yang terjadi pada pria dan wanita memungkinkan adanya beda proses penuaan pada pria dan wanita.

Berikut perbedaannya secara lebih rinci.

1. Wanita lebih dulu menunjukkan penuaan pada kulit

memanjakan lansia

Setelah menopause, hormon estrogen yang sudah tidak diproduksi lagi menyebabkan kulit kehilangan kolagen lebih banyak.

Kolagen adalah protein yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mencegah penuaan. Saat kehilangan kolagen, kulit menjadi keriput. Inilah sebabnya wanita lebih cepat menunjukkan keriput di wajah.

Sementara pria masih terus memproduksi testosteron walaupun sudah mengalami andropause. Hormon tersebut menjaga kulit pria tetap kencang sehingga lebih lama untuk mengalami keriput.

Selain itu, kulit pria memiliki kolagen yang lebih padat dan proses penuaan pada kulit terjadi lebih lambat.

2. Pria lebih dulu kehilangan massa otot

Menurut National Institute of Health, kehilangan massa otot (sarkopenia) terjadi setelah usia 30 tahun.

Pria yang mengalami penurunan testosteron setelah usia 30 tahun akan lebih dulu kehilangan massa otot. Hormon testosteron yang seharusnya menopang otot akan terus berkurang dan massa otot pun menjadi berkurang.

Sementara itu, wanita akan mengalami kehilangan massa otot menjelang menopause terjadi, yaitu sekitar usia 50 tahun.

Kehilangan massa otot menyebabkan berat tubuh mengalami penurunan. Ini juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

3. Pria lebih dulu mengalami kebotakan

Kerontokan rambut disebabkan oleh hormon, genetik, dan juga usia. Seiring bertambah usia, rambut kian lama kian menipis.

Diperkirakan bahwa pria akan mengalami kerontokan rambut ketika usia 40 sampai 50 tahun dan berakhir dengan kebotakan pada pria.

Kerontokan juga dialami oleh wanita yang semakin tua, tapi kebotakan sangat jarang dialami. Biasanya rambut akan menjadi lebih tipis dan lebih lurus setelah mengalami menopause.

4. Pria lebih dulu mengalami penurunan sistem imun

Penurunan fungsi sistem kekebalan terjadi lebih awal pada pria dibandingkan wanita, sehingga menyebabkan respons inflamasi yang lebih tinggi pada pria seiring bertambahnya usia.

Hormon seperti testosteron pada pria dapat memperlambat respons imun, sedangkan estrogen pada wanita memiliki efek protektif yang menunda aterosklerosis dan meningkatkan respons imun.

Selain itu, penelitian dalam jurnal Indian journal of psychological medicine menunjukkan bahwa perbedaan genetik seperti polimorfisme gen HSP70-1 berpengaruh, sehingga umur wanita cenderung lebih panjang.

5. Wanita lebih cepat lupa

perawatan sakit kronis

Studi dalam jurnal Dialogues in clinical neuroscience tentang neuroanatomi menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) menunjukkan bahwa penurunan volume otak seiring penuaan lebih signifikan pada lobus frontal pria.

Sementara pada wanita, penurunan lebih menonjol pada volume hippocampus dan lobus parietal.

Perubahan dalam proses penuaan ini dapat menyebabkan defisit memori yang lebih besar pada wanita.

6. Wanita lebih rentan osteoporosis

Wanita lebih rentan terhadap osteoporosis dibandingkan pria, terutama setelah menopause, karena penurunan kadar estrogen.

Estrogen berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang, dan penurunannya dapat menyebabkan peningkatan resorpsi tulang, sehingga meningkatkan risiko patah tulang.

Sebaliknya, pria juga dapat mengalami penurunan kepadatan tulang, tetapi biasanya terjadi pada usia yang lebih lanjut dan dengan laju yang lebih lambat.

7. Pria masih bisa memiliki anak

Pada saat menopause, yaitu sekitar usia 50 tahun, indung telur sudah berhenti memproduksi sel telur sekaligus hormon estrogen.

Jadi, wanita yang sudah menopause sudah tidak akan mengalami menstruasi dan tidak bisa memiliki anak. Gejala menopause meliputi kelelahan, vagina kering, dan gairah seksual menurun.

Sementara pada pria, hormon testosteron yang mencegah andropause berkurang secara lebih bertahap, sekitar 1% setiap tahun setelah berusia 30 tahun. Gejalanya meliputi disfungsi ereksi (impoten) dan menurunnya gairah seksual.

Namun, berbeda dengan wanita, pria yang sudah mengalami penuaan atau andropause tetap menghasilkan sel sperma sampai usia tua sehingga masih bisa memberikan keturunan.

Meski ada perbedaan proses penuaan pria dan wanita, penting untuk tetap menjaga kesehatan orang lanjut usia guna mengurangi risiko masalah kesehatan di usia tua.

Konsultasikan kepada dokter jika muncul tanda-tanda yang mengkhawatirkan selama proses penuaan ini terjadi.

Kesimpulan

  • Proses penuaan pada pria dan wanita berbeda karena faktor hormonal dan biologis.
  • Kulit pria cenderung lebih lambat mengalami keriput dibandingkan wanita, tetapi otak pria lebih cepat menua.
  • Selain itu, pria lebih rentan mengalami kebotakan, sementara wanita lebih sering menghadapi penurunan kepadatan tulang.
  • Perbedaan ini memengaruhi usia harapan hidup, di mana wanita cenderung hidup lebih lama dibandingkan pria

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Aging changes in body shape: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 25 February 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/003998.htm

Nair, S., Sawant, N., Thippeswamy, H., & Desai, G. (2021). Gender Issues in the Care of Elderly: A Narrative Review. Indian journal of psychological medicine43(5 Suppl), S48–S52. https://doi.org/10.1177/02537176211021530

Gur, R. E., & Gur, R. C. (2002). Gender differences in aging: cognition, emotions, and neuroimaging studies. Dialogues in clinical neuroscience4(2), 197–210. https://doi.org/10.31887/DCNS.2002.4.2/rgur

Hägg, S., & Jylhävä, J. (2021). Sex differences in biological aging with a focus on human studies. Retrieved 25 February 2025, from https://elifesciences.org/articles/63425?utm_source=chatgpt.com

Strawbridge, W. J., Camacho, T. C., Cohen, R. D., & Kaplan, G. A. (1993). Gender differences in factors associated with change in physical functioning in old age: a 6-year longitudinal study. The Gerontologist33(5), 603–609. https://doi.org/10.1093/geront/33.5.603

Versi Terbaru

10/03/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

4 Penyebab Kesepian pada Lansia dan Cara Mengatasinya

Bagaimana Merokok Bisa Bikin Kulit Mengalami Penuaan Dini?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 3 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan