backup og meta

Lansia Susah BAB? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Lansia Susah BAB? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Susah buang air besar (BAB) cukup umum dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, lansia diketahui memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. Sebenarnya, apa penyebab susah buang air besar pada lansia? Ketahui penyebab hingga penanganan lansia susah BAB di bawah ini.

Apa penyebab lansia susah BAB?

Susah buang air besar atau dikenal dengan konstipasi (sembelit) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan frekuensi BAB yang kurang dari tiga kali seminggu. 

Kondisi ini juga sering ditandai dengan rasa harus mengejan saat buang air besar.

Pada lansia, masalah ini lebih sering terjadi akibat berbagai faktor yang memengaruhi sistem pencernaan dan kebiasaan hidup. Berikut ini beberapa penyebab orang tua susah BAB. 

1. Melemahnya otot perut dan dasar panggul 

Menurut studi yang diterbitkan di Korean Journal of Family Medicine, seiring bertambahnya usia, otot yang berperan dalam proses BAB, seperti otot perut dan dasar panggul, menjadi lebih lemah. 

Hal ini mengakibatkan kemampuan mengejan berkurang, sehingga lansia berisiko lebih tinggi mengalami sembelit. 

2. Kurangnya aktivitas fisik 

Lansia yang kurang melakukan aktivitas fisik atau memiliki gaya hidup sedentary (malas bergerak) cenderung mengalami penurunan pergerakan usus. 

Padahal, aktivitas fisik seperti berjalan atau melakukan peregangan ringan membantu merangsang pergerakan usus.

Ketika lansia menjadi kurang aktif, pergerakan usus melambat, sehingga menyebabkan konstipasi.

3. Pola makan yang buruk 

Ketika lansia memiliki pola makan yang buruk atau jumlah kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi (malnutrisi), maka risiko untuk terkena konstipasi atau susah BAB lebih tinggi. 

Asupan serat yang rendah dari buah, sayur, dan biji-bijian membuat feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan.

Selain itu, kekurangan cairan akibat kurang minum bisa memperparah kondisi ini, karena air berperan dalam melunakkan feses. 

4. Menahan keinginan BAB 

Konstipasi pada lansia juga dapat terjadi akibat keseringan menahan keinginan untuk BAB. Biasanya, ini dilakukan oleh lansia karena beberapa alasan, misalnya sulit berjalan ke toilet. 

Saat lansia terlalu sering menahan keinginan untuk BAB, maka refleks alami untuk BAB dapat melemah dan menyebabkan lansia susah BAB. 

5. Penurunan sensitivitas rektum 

Lansia yang susah BAB bisa jadi mengalami penurunan sensitivitas rektum atau rectal hyposensitivity (RH). Ini berarti rektum menjadi kurang peka terhadap rasa penuh atau dorongan untuk BAB.

Akibatnya, orang tua mungkin tidak merasakan keinginan untuk BAB seperti biasanya, sehingga tinja menumpuk lebih lama di usus, kemudian menjadi penyebab sembelit

Kondisi ini bisa terjadi karena gangguan pada saraf yang mengirim sinyal ke otak atau karena perubahan pada bentuk dan fungsi rektum.

6. Efek penuaan 

Seiring bertambahnya usia atau karena efek penuaan, pergerakan usus besar (kolon) menjadi lebih lambat. 

Hal ini menyebabkan feses bergerak lebih lambat di dalam usus, sehingga menyerap lebih banyak air dan menjadi lebih keras, yang pada akhirnya menyebabkan konstipasi.

7. Penyakit tertentu 

Gangguan metabolik seperti diabetes, gagal ginjal, hingga hipotiroidisme dapat memperlambat kerja usus. Akibatnya, pergerakan feses menjadi lebih lambat dan menyebabkan konstipasi.

Selain itu, faktor psikologis seperti stres, kecemasan, hingga depresi dapat menjadi penyebab orang tua susah BAB. 

Bagaimana cara mengatasi susah BAB pada lansia?

asam lambung pada lansia

Sembelit dapat membuat lansia tidak nyaman. Oleh karena itu, lakukan beberapa cara berikut ini untuk mengatasi susah BAB pada lansia. 

1. Perubahan gaya hidup 

Untuk membantu mengatasi konstipasi pada lansia, aktivitas fisik secara rutin seperti berjalan kaki dapat dilakukan. Tidak hanya itu, menerapkan pola hidup sehat lainnya juga penting.

Ini termasuk meningkatkan asupan makanan pelancar BAB untuk lansia, seperti sayur dan buah-buahan yang mengandung tinggi serat, yang dapat membantu melunakkan feses. 

Pastikan juga lansia mengonsumsi minimal 8 gelas air sehari untuk menjaga feses tetap lunak. 

2. Mengubah perilaku 

Mengingat menahan buang air besar dapat menyebabkan sembelit, buang air besar secara teratur bisa membantu mengatasi kondisi ini. 

Cobalah untuk BAB setiap pagi hari setelah bangun tidur atau 30 menit setelah makan untuk merangsang pergerakan usus. 

Bila Anda menggunakan kloset duduk, sebaiknya gunakan bangku kecil untuk menopang kaki agar posisi jongkok lebih alami. Cara ini tentu dapat membantu memperlancar BAB. 

3. Obat-obatan 

Jika cara alami tidak berhasil, obat pencahar mungkin bisa diberikan oleh dokter. Ada beberapa jenis obat yang bisa membantu melancarkan BAB, seperti berikut ini.

  • Methylcellulose dan psyllium, menambah volume tinja agar lebih mudah dikeluarkan.
  • Pencahar osmotik seperti lactulose dan polyethylene glycol, bekerja dengan menarik air ke dalam usus supaya tinja lebih lunak.
  • Pencahar stimulan seperti bisacodyl dan senna, merangsang gerakan usus agar BAB lebih lancar.
  • Docusate sodium, membuat tinja lebih lembut sehingga lebih mudah keluar.

Jika sembelit sudah parah sampai menyebabkan tinja mengeras dan tersumbat di usus, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan awal seperti enema atau tindakan medis khusus untuk mengatasinya.

Bagaimana cara mencegah lansia susah BAB?

lansia sering mengompol

Meski wajar terjadi sesekali, sembelit yang berlangsung terus-menerus dapat menjadi masalah kesehatan yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan tubuh. 

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi, seperti wasir, fisura anus, atau bahkan gangguan pencernaan yang lebih serius.

Oleh karena itu, melakukan pencegahan sejak dini adalah langkah terbaik untuk terhindar dari kondisi ini. 

Melansir dari Mayo Clinic, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah konstipasi, termasuk pada lansia.

  • Mengonsumsi makanan kaya akan serat, seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan gandum utuh, 
  • Penuhi kebutuhan cairan tubuh, dengan cara mengonsumsi air putih minimal 8 gelas per hari.
  • Tetap aktif dan melakukan olahraga secara teratur.
  • Hindari menahan keinginan untuk buang air besar.
  • Buat jadwal teratur untuk buang air besar, terutama setelah makan. 

Jika konstipasi sudah terjadi, langkah-langkah penanganan seperti perubahan gaya hidup, pengaturan pola makan, hingga penggunaan obat pencahar jika diperlukan dapat membantu mengatasinya. 

Namun, jika sembelit berlangsung lama atau menimbulkan komplikasi, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

  • Susah buang air besar pada lansia dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti melemahnya otot perut dan panggul, kurangnya aktivitas fisik, pola makan rendah serat, kebiasaan menahan BAB, hingga kondisi medis tertentu. 
  • Untuk mengatasinya, lansia disarankan meningkatkan asupan serat dan cairan, rutin beraktivitas fisik, serta membiasakan pola BAB yang teratur.
  • Jika cara alami tidak efektif, penggunaan obat pencahar atau tindakan medis tertentu dapat menjadi pilihan, sesuai anjuran dokter.
  • Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga pola makan tinggi serat, mencukupi asupan cairan, rutin beraktivitas fisik, serta menghindari kebiasaan menahan BAB.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Mari, A., Mahamid, M., Amara, H., Baker, F. A., & Yaccob, A. (n.d.). Chronic Constipation in the Elderly Patient: Updates in Evaluation and Management. Retrieved 3 March 2025, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7272371/

Mounsey, A., Raleigh, M., & Wilson, A. (2015). Management of Constipation in Older Adults. Retrieved 3 March 2025, from https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2015/0915/p500.html

Hsieh, C. (2005). Treatment of Constipation in Older Adults. Retrieved 3 March 2025, from https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2005/1201/p2277.html

Concerned About Constipation? (N.d.). Retrieved 3 March 2025, from https://www.nia.nih.gov/health/constipation/concerned-about-constipation

Constipation. (2023). Retrieved 3 March 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation/symptoms-causes/syc-20354253

Burgell, R. E., & Scott, S. M. (n.d.). Rectal hyposensitivity. Retrieved 3 March 2025, from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3479250/

What Is Pelvic Floor Dysfunction? (2025). Retrieved 3 March 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14459-pelvic-floor-dysfunction

Versi Terbaru

12/03/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

8 Tips Puasa untuk Lansia agar Tetap Sehat dan Bugar

5 Penyebab Asam Lambung pada Lansia dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 5 hari lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan