Gagal jantung merupakan salah satu jenis penyakit jantung yang risikonya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Dibandingkan orang dewasa muda, gagal jantung pada lansia bisa terjadi akibat beragam faktor dan gejalanya pun sulit dibedakan dengan proses penuaan.
Mengenali gagal jantung pada lansia
Gagal jantung adalah istilah medis untuk kondisi otot jantung yang tidak dapat memompa darah dengan baik. Kondisi ini menjadi tahap akhir dari berbagai jenis penyakit jantung.
Secara umum, kondisi yang kadang disebut gagal jantung kongestif ini sering dikaitkan sebagai penyebab utama rawat inap pada orang di atas 65 tahun.
Sebuah studi dalam Journal of Geriatric Cardiology (2021) menemukan kasus gagal jantung makin meningkat seiring penuaan dan mencapai 20% pada orang 75 tahun ke atas.
Data lain yang dikutip dari American Geriatrics Society juga menunjukkan sekitar 14% pria dan 13% wanita di atas 80 tahun mengalami gagal jantung.
Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang bisa memburuk dari waktu ke waktu. Hingga saat ini pun, tidak ada metode yang bisa menyembuhkan kondisi ini sepenuhnya.
Akan tetapi, gagal jantung pada lansia masih bisa dikendalikan dengan cara mengurangi faktor risikonya. Hal ini termasuk melalui pengobatan, gaya hidup sehat, dan perawatan untuk lansia sesuai kondisinya.
Penyebab dan faktor risiko gagal jantung pada lansia
Tak hanya pada orang dewasa muda, penyebab gagal jantung pada lansia kurang lebih sama. Secara umum beberapa kondisi tersebut, meliputi:
penyakit jantung koroner,
serangan jantung,
tekanan darah tinggi (hipertensi),
kelainan katup jantung,
peradangan dan kerusakan otot jantung,
gangguan irama jantung (aritmia),
masalah pada paru-paru,
diabetes, dan
penyakit ginjal kronis.
Faktor gaya hidup tidak sehat, misalnya pola makan buruk, merokok, minum alkohol berlebih, dan kurang aktivitas fisik, juga bisa memicu kegagalan fungsi jantung.
Pada dasarnya, gagal jantung bukanlah penyakit yang dialami lansia saja. Orang dari segala usia, jenis kelamin, dan ras bisa mengalami kondisi serius ini.
Gejala gagal jantung pada lansia
Gejala gagal jantung bervariasi, tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Akan tetapi, secara umum gangguan pada jantung ini bisa ditandai dengan:
sesak atau sulit bernapas,
batuk kronis,
napas bunyi (mengi)
kelelahan,
pusing,
mual,
kehilangan nafsu makan,
peningkatan detak jantung,
pembengkakan, terutama pada kaki, pergelangan kaki dan tungkai, hingga
kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Banyak orang sulit mengenali gejala gagal jantung pada lansia. Hal ini karena kondisinya hampir mirip dengan perubahan tubuh lansia yang terjadi seiring dengan penuaan.
Secara umum, kelelahan dan sesak napas bisa jadi tanda awal gangguan jantung pada lansia.
Para peneliti dari State University of Rio de Janeiro, Brasil, juga menyebutkan bahwa gejala mental seperti kebingungan dan disorientasi, sering dialami orang yang lebih tua dengan gagal jantung.
Saat Anda atau orang terdekat mengalami satu atau lebih gejala di atas, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis lebih lanjut.
Serangkaian pemeriksaan, termasuk tes darah, tes pencitraan jantung, dan elektrokardiogram (EKG) dapat membantu dokter menilai fungsi jantung pasien.
Hal ini juga untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan gagal jantung, sekaligus perawatan terbaik sesuai kondisi yang pasien alami.
Penanganan gagal jantung pada lansia
Hingga saat ini, tidak ada pengobatan gagal jantung yang menyembuhkan total kondisi ini. Namun, Anda dapat mengontrol dan memperlambat perkembangan gejalanya.
Tergantung jenis dan tingkat keparahan gagal jantung, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti berikut ini.
ACE inhibitor: melebarkan pembuluh darah untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi beban kerja jantung.
Angiotensin II receptor blocker: memiliki manfaat sama dengan ACE inhibitor, tetapi diresepkan pada orang yang tidak bisa minum obat tersebut.
Beta-blocker: untuk memperlambat detak jantung dan memblokir stimulasi berlebihan pada otot jantung.
Diuretik: untuk membantu membuang kelebihan cairan dalam tubuh dengan membuat buang air kecil lebih banyak.
Antagonis aldosteron: untuk menghambat aksi hormon aldosteron yang memicu penumpukan garam dan cairan dalam tubuh.
Lansia lebih berisiko mengalami komplikasi gagal jantung, termasuk kematian. Dokter mungkin juga akan menyarankan prosedur medis lain, tergantung penyebabnya.
Prosedur ini termasuk operasi bypass jantung, transplantasi jantung, maupun pemasangan alat, seperti implantable cardioverter defibrillator (ICD) dan ventricular assist devices (VAD).
Saat mengobati gagal jantung pada lansia, dokter juga akan merekomendasikan untuk menjaga kesehatan jantung, seperti dengan konsumsi makanan sehat dan olahraga rutin.
Memulai pola hidup sehat untuk lansia dibarengi dengan penggunaan obat dan terapi medis bisa membantu mencegah kerusakan jantung yang bersifat permanen.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikanlah dengan dokter Anda untuk lebih memahami dan mendapatkan solusi terbaik.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
What Is Heart Failure?. National Heart, Lung, and Blood Institute. (2022). Retrieved 10 August 2022, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/heart-failure
Heart Failure. American Geriatrics Society. (2020). Retrieved 10 August 2022, from https://www.healthinaging.org/a-z-topic/heart-failure
Heart Failure (Congestive Heart Failure): Symptoms & Treatment. Cleveland Clinic. (2022). Retrieved 10 August 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17069-heart-failure-understanding-heart-failure
Díez-Villanueva, P., Jiménez-Méndez, C., & Alfonso, F. (2021). Heart failure in the elderly. Journal of geriatric cardiology : JGC, 18(3), 219–232. https://doi.org/10.11909/j.issn.1671-5411.2021.03.009
Butrous, H., & Hummel, S. (2016). Heart Failure in Older Adults. Canadian Journal Of Cardiology, 32(9), 1140-1147. https://doi.org/10.1016/j.cjca.2016.05.005
Guerra, F., Brambatti, M., Matassini, M., & Capucci, A. (2017). Current Therapeutic Options for Heart Failure in Elderly Patients. Biomed Research International, 2017, 1-11. https://doi.org/10.1155/2017/1483873
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Satria Aji Purwoko
Ditinjau secara medis olehdr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.