Kondisi koma mirip tidur panjang. Orang yang sedang tidur tentu tidak bisa makan dan minum. Lantas, bagaimana pasien koma tetap mendapatkan nutrisi yang diperlukan tubuh? Pahami bagaimana pasien koma makan dalam penjelasan berikut.
Apakah pasien koma butuh makan?
Tentu saja pasien koma memerlukan makanan dan minuman. Asupan biasanya diberikan berupa makanan cair.
Pasien koma memang hilang kesadaran akibat penurunan fungsi otak akibat cedera kepala, penyakit sistem saraf, infeksi, atau stroke. Namun, bukan berarti otaknya tak lagi bergungsi.
Jadi, makanan dan minuman penting agar menjaga fungsi sel tubuh yang masih bisa bekerja.
Cara pasien koma makan dan minum
Ada dua cara utama yang biasa dokter lakukan, yaitu memberikan secara enteral dan parenteral.
Enteral adalah cara menutrisi pasien koma dengan memberikan asupan dari selang ke lambung atau usus.
Sementara itu, cara parenteral adalah pemberian zat gizi dan cairan langsung ke pembuluh darah.
Berikut beberapa jenis cara pasien koma mendapatkan makanan dan minuman.
1. Selang nasogastrik (NGT)
NGT adalah selang kecil yang dimasukkan melalui hidung, lalu turun ke kerongkongan, dan berakhir di lambung.
Biasanya, penggunaan selang NGT untuk stroke lebih lumrah dilakukan.
2. Selang orogastrik
Dengan cara ini, pasien koma bisa makan dan minum melalui selang yang dimasukkan melalui mulut, lalu ujungnya terletak di lambung.
3. Nasojejunal tube
Selang ini mirip dengan selang nasogastrik, tetapi aliran selang diarahkan ke usus halus, tepatnya di jejunum.
Dokter akan menggunakan selang ini bila pasien mengalami kondisi berikut.
- Lambung sulit kosong.
- Setelah operasi pankreas.
- Usus halus tersumbat.
4. Jejunostomi
Jejunostomi adalah pemasangan selang dengan cara menyayat kulit di perut pasien, lalu memasukkan tabung plastik ke bagian tengah usus halus.
Dokter bisa memasukkan selang dengan bantuan rontgen atau memasang kamera dari mulut (endoskopi).
5. Gastrostomi
Mirip jejunostomi, gastrostomi adalah pemasangan selang dengan menyayat kulit di perut, tetapi selang mengarah langsung ke lambung, bukan usus halus.
6. Cara parenteral
Cara pasien koma minum atau makan tidak selalu harus melalui pencernaan.
Dokter mungkin bisa memasang infus yang langsung menutrisi ke dalam pembuluh darah. Cara ini disebut dengan nutrisi parenteral.
Saat tubuh memerlukan makanan, perawat akan melepas tutup selang infus ke pembuluh darah. Bila sudah selesai, perawat akan menutupnya kembali.
Pasien koma hanya membutuhkan cara parenteral bila usus atau lambung tidak berfungsi dengan baik, seperti pada kondisi berikut.
- Sakit parah.
- Masalah lambung atau usus halus parah.
- kekurangan gizi dan tidak dapat diatasi dengan cara enteral.
- Memiliki lubang di lambung atau kerongkongan.
- Berat badan turun banyak dalam waktu singkat yang tidak bisa diatasi dengan cara enteral.
Tahukah Anda?
Pemberian zat gizi secara enteral lebih dipilih dokter karena komplikasi yang lebih ringan, pemulihan pasien yang lebih baik, risiko infeksi lebih rendah, dan durasi rawat inap yang lebih sebentar.
Alasan pemberian makan dan minum pada pasien koma
Pasien koma tetap butuh makan dan minum meskipun tidak bisa menelan dan mengunyah. Mengapa demikian?
1. Meningkatnya kebutuhan gizi
Pada awal pasien mengalami trauma atau penyakit pemicu koma, tubuh mengalami stres yang intens.
Dalam kondisi stres pada fisik, tubuh kehilangan protein dan zat gizi lainnya yang cukup besar.
Untuk itu, pasien koma tetap perlu memenuhi asupan gizi dan mengatasi dehidrasi.
2. Mencegah kerusakan tubuh
Koma bisa membuat saluran pencernaannya bermasalah. Hal ini membuat zat gizi tidak bisa diserap dari saluran pencernaan.
Meski begitu, asupan gizi yang tertunda bisa menyebabkan malnutrisi.
Untuk itu, pasien tetap memerlukan makanan cair saat sakit yang diberikan melalui selang.
3. Melindungi fungsi saluran pencernaan
Studi terbitan The Indian Journal of Surgery (2015) menyatakan bahwa pemberian makanan dan minuman pada pasien koma secara enteral bisa melindungi fungsi lapisan pelindung usus.
Hal ini mencegah berpindahnya bakteri dari usus ke darah atau organ lain di sekitarnya yang bisa memperparah kondisi pasien.
Lebih lanjut, sebanyak 40 – 60% zat gizi yang diberikan saat fase kritis bisa melindungi fungsi lapisan pelindung usus.
Cara pasien koma makan biasanya melalui selang yang berisi cairan dan zat gizi. Selang ini dimasukkan melalui mulut, hidung, atau kulit, lalu berakhir di lambung atau usus halus.
Dalam kasus parah, pasien hanya mendapat asupan gizi dari infus yang tersambung ke pembuluh darah.
[embed-health-tool-bmi]