Setiap orang pasti pernah mengalami batuk. Gangguan pernapasan ini dapat disebabkan oleh kondisi ringan hingga serius yang memerlukan perhatian medis. Ketahui tanda dan gejala, penyebab, serta cara mengatasi batuk yang tepat pada pembahasan berikut ini.
Apa itu batuk?
Batuk adalah refleks alami tubuh yang muncul saat saluran pernapasan dimasuki oleh bakteri, virus, kotoran, maupun debu yang terhirup.
Refleks ini merupakan pertahanan alami tubuh untuk mencegah masuknya benda asing ke dalam paru-paru.
Batuk terkadang disertai dengan gejala-gejala lain, misalnya hidung berair, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, dan demam. Kondisi ini mungkin menandakan infeksi, seperti flu.
Meski begitu, tidak semua jenis batuk disebabkan oleh infeksi dan berbahaya bagi tubuh. Jika hanya terjadi sesekali, kondisi tersebut tergolong normal dan menyehatkan.
Tanda dan gejala batuk
Gejala batuk bergantung pada kondisi yang mendasarinya. Tingkat keparahannya juga tergantung pada seberapa lama Anda telah mengalaminya.
Menurut American College of Chest Physicians, berdasarkan lama berlangsungnya gejala, batuk terbagi ke dalam beberapa jenis seperti berikut.
- Akut: berlangsung kurang dari 2–3 minggu.
- Sub-akut: berlangsung selama 3–8 minggu.
- Kronis: berlangsung lebih dari 8 minggu.
Selain lama berlangsungnya gejala, Anda juga perlu memperhatikan tanda dan gejala lain yang menyertainya. Beberapa tanda dan gejala tersebut, di antaranya:
- tenggorokan kering dan gatal,
- kelelahan,
- sakit saat menelan,
- nyeri sekujur tubuh,
- menggigil,
- suhu tubuh naik hingga demam,
- sakit kepala,
- mual atau muntah,
- berkeringat pada malam hari, dan
- hidung berair dan keluar ingus.
Batuk-batuk juga dapat disertai keluarnya lendir dari tenggorokan atau dahak. Di sisi lain, rasa gatal pada tenggorokan mengindikasikan gejala batuk kering.
Apabila Anda mengalami batuk-batuk hingga mengeluarkan darah, kondisi ini disebut sebagai hemoptisis atau batuk berdarah.
Kapan Anda harus periksa ke dokter?
Segera periksakan diri Anda ke dokter bila kondisi ini terus berlangsung selama tiga minggu atau Anda turut mengalami gejala lain berupa: - pusing,
- keluar darah saat batuk,
- batuk-batuk pada malam hari,
- demam lebih dari 38 derajat Celsius,
- kelelahan,
- nyeri dada, dan
- kesulitan bernapas.
Penyebab batuk-batuk
Pada umumnya, kondisi atau penyakit yang menjadi penyebab batuk dapat dibedakan berdasarkan durasinya seperti di bawah ini.
1. Penyebab batuk akut dan subakut
Penyakit batuk akut berlangsung kurang dari 2–3 minggu. Kondisi ini bisa berkembang menjadi subakut bila gejala berlangsung selama 3–8 minggu.
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan atas, misalnya akibat pilek atau flu (influenza).
Berikut adalah beberapa contoh penyebab lainnya yang perlu Anda waspadai.
- Infeksi bakteri, seperti pneumonia atau bronkitis akut.
- Adanya dahak berlebih pada tenggorokan (postnasal drip).
- Paparan alergen, seperti debu, jamur, serbuk sari, atau bulu hewan.
- Iritasi akibat polusi, asap rokok, asap kendaraan, dan bahan kimia menyengat.
2. Penyebab batuk kronis
Sementara itu, batuk kronis berlangsung lebih lama dari 8 minggu. Kondisi ini dapat menandakan masalah kesehatan lain yang cenderung lebih serius.
Beberapa kondisi dan penyakit yang dapat menyebabkan batuk-batuk kronis meliputi:
- asma,
- gastroesophageal reflux disease (GERD),
- penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) seperti bronkitis kronis dan emfisema,
- kanker paru,
- penyakit jantung,
- gagal jantung, dan
- efek samping obat, seperti obat ACE inhibitor untuk hipertensi.
Untuk dapat menentukan penyebabnya secara pasti, Anda memerlukan pemeriksaan medis dan analisis riwayat kesehatan secara lebih lengkap.
Oleh karena itu, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri Anda dengan dokter sehingga Anda tidak salah mengambil langkah pengobatan.
Faktor risiko batuk
Beberapa hal di bawah ini dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami kondisi ini.
- Tinggal atau beraktivitas di lingkungan dengan tingkat polusi yang tinggi.
- Memiliki alergi yang bisa menimbulkan batuk-batuk, terutama pada malam dan pagi hari.
- Menjadi perokok aktif maupun pasif.
- Mengonsumsi obat-obatan yang memicu batuk, seperti obat ACE inhibitor.
Diagnosis penyakit batuk
Pada tahap awal pemeriksaan, dokter Anda mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait gejala Anda dan seberapa lama Anda telah mengalaminya.
Dokter juga dapat melakukan beberapa tes lanjutan berikut ini sebelum menentukan diagnosis.
- Analisis dahak: pemeriksaan sampel dahak untuk mendiagnosis infeksi bakteri, seperti pneumonia dan bronkitis.
- Tes alergi: pemeriksaan darah atau tes tusuk kulit (skin prick test) bila batuk-batuk dicurigai disebabkan reaksi alergi.
- Rontgen dada: pencitraan pada rongga dada untuk melihat ada-tidaknya kelainan pada jantung dan paru-paru.
Pengobatan batuk-batuk
Apabila batuk-batuk disebabkan oleh infeksi virus ringan, seperti pilek atau flu, umumnya Anda akan pulih dalam waktu kurang dari seminggu.
Beberapa cara menyembuhkan batuk, misalnya banyak beristirahat dan menambah asupan cairan dan vitamin, akan membuat kondisi Anda membaik dengan lebih cepat.
Anda juga dapat mengobati batuk dengan minum obat batuk nonresep. Obat-obatan ini dapat Anda peroleh di apotek atau supermarket dengan mudah.
Biasanya, obat batuk nonresep bekerja untuk mengatasi jenis batuk tertentu. Berikut penjelasannya.
1. Obat batuk kering
Kandungan bahan aktif dalam obat ini bekerja dengan menahan respons batuk-batuk serta melegakan hidung dan tenggorokan. Berikut adalah mekanisme kerjanya.
- Supresan atau antitusif, seperti dextromethorphan, menghambat fungsi batang otak yang mengatur refleks batuk sehingga frekuensinya berkurang.
- Antihistamin, seperti chlorphenamine, hydroxyzine, dan promethazine, mengurangi efek pelepasan histamin akibat reaksi alergi yang memicu batuk-batuk tidak berdahak.
2. Obat batuk berdahak
Obat ini bekerja dengan cara mengencerkan dan mengeluarkan dahak pada saluran pernapasan. Kandungan bahan aktif di dalamnya adalah sebagai berikut.
- Dekongestan, seperti phenylephrine dan pseudoephedrine, mengurangi pembengkakan pembuluh darah pada hidung dan membantu membuka saluran pernapasan.
- Ekspektoran, seperti guaifenesin, mengencerkan dahak dalam saluran pernapasan.
- Mukolitik, seperti bromhexine dan ambroxol, memecah lendir yang menggumpal dalam saluran pernapasan.
Jika batuk juga disertai demam, Anda bisa meminum obat pereda demam, misal paracetamol. Anda juga bisa menggunakan obat usap yang mengandung camphor dan menthol.
Selain dengan obat medis, obat batuk alami seperti campuran madu, teh, dan lemon juga dapat membantu meredakan gejala dan melindungi saluran pernapasan supaya tidak mudah teriritasi.
Penting untuk membaca label petunjuk penggunaan obat sebelum minum obat batuk nonresep. Berkonsultasilah dengan dokter bila Anda perlu memberikan obat kepada anak-anak atau ibu hamil.
Pengobatan batuk-batuk di rumah
Berikut ini merupakan perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda meredakan batuk-batuk.
- Istirahat yang cukup untuk memperbaiki sistem imun sehingga lebih tahan terhadap infeksi.
- Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi.
- Hindari makanan yang dilarang saat batuk supaya gejala tidak bertambah parah.
- Berhenti merokok dan menjauhi paparan asap rokok.
- Gunakan masker yang sesuai bila terpaksa beraktivitas di tempat yang penuh polusi.
- Jaga kebersihan lingkungan tempat tinggal untuk mencegah penyebaran penyakit.
- Rajin mencuci tangan untuk menangkal virus dan bakteri penyebab masalah pernapasan.
- Batasi kontak dengan orang yang sedang batuk-batuk, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.
Kesimpulan
- Batuk merupakan refleks alami tubuh terhadap masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- Beberapa penyebab batuk-batuk di antaranya infeksi virus atau bakteri, paparan alergen atau iritan, refluks asam lambung, dan penyakit paru kronis.
- Pengobatan akan didasarkan pada penyebabnya, termasuk penggunaan obat nonresep dan perubahan gaya hidup, seperti banyak istirahat dan minum air putih.
- Apabila kondisi ini berlangsung lebih dari tiga minggu atau disertai tanda-tanda serius, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.