backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Amoeba Pemakan Otak

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 29/12/2022

Amoeba Pemakan Otak

Jika Anda hobi berenang di danau atau sungai dengan cuaca yang relatif hangat, hati-hati. Pasalnya, kemungkinan ada banyak sekali organisme berbahaya yang hidup di air, salah satunya ialah amoeba pemakan otak.

Apa itu amoeba pemakan otak?

Amoeba pemakan otak adalah jenis amoeba yang banyak ditemukan di perairan hangat seperti danau sungai, serta tanah. yang Amoeba ini dikenal dengan nama Naegleria fowleri.

Amoeba sendiri merupakan organisme bersel tunggal. Spesies Naegleria fowleri berkembang dengan baik di tempat dengan suhu di atas 46 derajat Celsius.

Apabila amoeba pemakan otak memasuki tubuh manusia, amoeba dapat menginfeksi otak dan selaput otak. Kondisi ini disebut dengan meningoensefalitis amoeba primer.

Seseorang dapat terinfeksi amoeba jika parasit tersebut masuk melalui hidung. Anda tidak akan terkena kondisi infeksi melalui minum air yang terkontaminasi amoeba.

Seberapa umumkah infeksi ini?

Walau amoeba Naegleria fowleri cukup umum, amoeba ini jarang menyebabkan penyakit otak.

Ada banyak sekali orang yang terpapar amoeba ini setiap tahunnya. Meski begitu, sedikit sekali yang terserang penyakit infeksi dan gangguan otak akibat amoeba Naegleria fowleri.

Menurut CDC, penyakit infeksi amoeba pemakan otak biasanya terjadi di bulan Juli hingga September.

Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun, namun dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Apa saja gejala infeksi amoeba pemakan otak?

Meningoensefalitis amoeba primer akibat infeksi Naegleria fowleri menyebabkan peradangan otak dan hancurnya jaringan otak.

Pada tahap awal penyakit, gejala-gejalanya serupa dengan penyakit meningitis bakteri.

Gejala awal akan muncul sekitar 1-9 hari setelah pertama kali terpapar amoeba. Berikut tanda-tanda awal infeksi amoeba pemakan otak:

  • sakit kepala,
  • demam,
  • mual, dan
  • muntah.

Seiring berjalannya waktu, gejala-gejala akan semakin parah. Hal ini menandakan perkembangan amoeba yang semakin cepat. Gejalanya antara lain:

  • leher kaku,
  • kesadaran terganggu,
  • kesulitan untuk fokus,
  • kehilangan keseimbangan,
  • kejang, serta
  • halusinasi.

Ketika gejala-gejala di atas sudah muncul, penyakit akan berkembang dengan sangat cepat dan bisa menyebabkan kematian dalam waktu seminggu.

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami demam, sakit kepala, leher kaku dan muntah secara tiba-tiba, terutama jika Anda baru saja berenang di air yang hangat dan tawar. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Apa penyebab amoeba pemakan otak?

Amoeba pemakan otak atau Naegleria fowleri banyak ditemukan di perairan tawar bersuhu hangat, terutama di bulan-bulan musim panas. Terkadang, amoeba tersebut juga terdapat di tanah.

Cara amoeba memasuki tubuh manusia yaitu melalui hidung, yaitu ketika orang tersebut berenang di air yang terkontaminasi.

Setelah memasuki hidung, amoeba akan berpindah ke otak melalui saraf yang berfungsi dalam indra penciuman.

Dari jutaan orang yang terpapar Naegleria fowleri, hanya sekian persen yang mengalami infeksi pada otaknya.

Hingga saat ini, para ahli belum mengetahui kenapa hanya beberapa orang saja yang bisa terinfeksi amoeba tersebut.

Infeksi amoeba ini tidak menular dari orang ke orang. Anda juga tidak akan terpapar dengan meminum air yang terkontaminasi.

Apa yang meningkatkan risiko terkena infeksi ini?

Jutaan orang terekspos dengan amoeba yang menyebabkan infeksi otak setiap tahunnya, namun hanya beberapa orang yang mengalami penyakit ini.

Ada banyak faktor risiko terinfeksi amoeba pemakan otak di bawah ini.

  • Berenang di air tawar: Kebanyakan orang yang menjadi sakit berenang di danau air tawar dalam 2 minggu terakhir.
  • Ke tempat beriklim hangat: Amoeba berkembang di air panas atau hangat.
  • Usia: Anak-anak dan orang dewasa muda adalah kelompok usia yang paling rentan terinfeksi.

Seperti apa diagnosis infeksi amoeba pemakan otak?

Untuk memastikan apakah seseorang terkena infeksi ini, diperlukan pemeriksaan laboratorium seperti cerebrospinal fluid (CSF).

CSF dilakukan dengan cara pengambilan sampel cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang, tepatnya dari punggung bagian bawah.

Cairan tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan amoeba Naegleria fowleri.

Selain CSF, dokter juga akan meminta Anda menjalani tes tambahan, seperti CT scan dan MRI.

Apa saja pengobatan untuk amoeba pemakan otak?

Hanya segelintir orang yang mampu bertahan hidup dari infeksi ini.

Itulah mengapa diagnosis sedari dini dan pengobatan secepat mungkin sangatlah penting agar pasien bisa sembuh.

Obat yang direkomendasikan untuk mengatasi infeksi otak akibat Naegleria fowleri adalah obat antijamur amphotericin B, yang biasanya disuntikkan melalui pembuluh vena atau saraf tulang belakang.

Selain itu, obat lainnya yang diyakini efektif mengatasi infeksi ini adalah miltefosine. Obat ini telah teruji efektif mengobati infeksi yang disebabkan oleh amoeba jenis lain.

Sebagai tambahan, dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan antijamur jenis lainnya serta obat antibiotik.

Bagaimana cara mencegah infeksi ini?

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan serta perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah terkena infeksi amoeba pemakan otak.

  • Hindari berenang atau lompat ke danau, sungai, dan perairan tawar yang hangat.
  • Sebaiknya, usahakan untuk menutup hidung Anda atau gunakan penjepit hidung saat lompat atau menyelam ke air tawar yang hangat.
  • Hindari menyentuh tanah di bawah air saat berenang di air tawar yang dangkal dan hangat.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 29/12/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan