Paratiroidektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk mengatasi gangguan pada kelenjar paratiroid. Kira-kira bagaimana prosedur ini dilakukan dan adakah kemungkinan efek sampingnya? Simak penjelasannya melalui ulasan berikut ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Paratiroidektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk mengatasi gangguan pada kelenjar paratiroid. Kira-kira bagaimana prosedur ini dilakukan dan adakah kemungkinan efek sampingnya? Simak penjelasannya melalui ulasan berikut ini.
Paratiroidektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk mengangkat satu atau bahkan lebih kelenjar paratiroid, yaitu kelenjar yang berada di belakang kelenjar tiroid dalam leher.
Kelenjar paratiroid bertanggung jawab untuk menghasilkan hormon paratiroid (PTH), yang mengatur keseimbangan kalsium dalam tubuh.
PTH membantu mengatur tingkat kalsium dalam darah dengan memengaruhi penyerapan kalsium dari usus, pelepasan kalsium dari tulang, dan retensi kalsium oleh ginjal.
Paratiroidektomi biasanya dilakukan bila ada masalah dengan salah satu kelenjar paratiroid, seperti hiperparatiroidisme.
Ini merupakan kondisi ketika kelenjar paratiroid menghasilkan terlalu banyak hormon paratiroid, yang menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam darah.
Paratiroidektomi dilakukan bila kadar kalsium dalam darah tidak seimbang.
Pasalnya, melansir Johns Hopkins Medicine, terlalu sedikit kalsium dapat menyebabkan masalah tulang, depresi, dan kelelahan.
Sementara saat terlalu banyak kadar kalsium, justru dapat menyebabkan masalah, seperti batu ginjal, kejang otot, dan nyeri saraf.
Pada tahap persiapan operasi, pastikan Anda memberi tahu dokter mengenai kondisi kesehatan Anda, obat‐obatan yang sedang dikonsumsi, maupun segala macam alergi yang Anda miliki.
Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti berikut ini.
Dokter anestesi akan menjelaskan prosedur pembiusan dan memberi instruksi lebih lanjut.
Pada umumnya, Anda diwajibkan untuk berpuasa selama 6 jam sebelum proses pembedahan dilakukan.
Namun, Anda mungkin diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman, seperti kopi beberapa jam menjelang operasi.
Paratiroidektomi dilakukan di bawah anestesi umum. Artinya, Anda akan tertidur selama proses operasi ini berjalan.
Adapun proses operasi biasanya memakan waktu sekitar 1 jam. Pada waktu ini, dokter bedah akan membuat sayatan di leher pada salah satu lipatan kulit.
Melalui sayatan tersebut, dokter akan mengangkat kelenjar paratiroid yang membesar. Setelah selesai, dokter akan menutup area sayatan dengan jahitan.
Umumnya, Anda dapat pulang ke rumah setelah 1 hingga 2 hari pasca-operasi. Luka mungkin akan pulih setelah 2 minggu dan Anda dapat kembali bekerja dan beraktivitas.
Olahraga teratur juga terbukti dapat mempercepat proses penyembuhan. Namun sebelum memutuskan untuk berolahraga, sebaiknya mintalah saran kepada dokter.
Tidak menutup kemungkinan bahwa kelenjar normal yang tidak diangkat ketika operasi menjadi aktif pada kemudian hari.
Perlu Anda ketahui pula, tingkat keberhasilan operasi tergantung ada berbagai faktor.
Misalnya respons pasien terhadap operasi, anestesi yang diberikan, dan proses penyembuhan pasca-operasi itu sendiri.
Hiperparatiroidisme yang dialami mungkin tidak dapat disembuhkan dan pasien pun bisa mengalami komplikasi pasca-operasi.
Selain itu, hasil operasi juga tergantung pada kondisi medis pasien sebelum operasi.
Perlu diingat, setiap prosedur pasti memiliki risiko tersendiri, termasuk paratiroidektomi. Dokter bedah akan menjelaskan segala macam risiko yang mungkin terjadi pasca-operasi kepada Anda.
Efek samping atau komplikasi umum yang dapat terjadi usai operasi adalah efek pasca-pemberian anestesi, perdarahan yang berlebihan, atau penyebaran bekuan darah (deep vein thrombosis atau DVT).
Untuk paratiroidektomi, risiko atau komplikasi yang dapat terjadi di antaranya:
Anda dapat mengurangi risiko komplikasi dengan mengikuti arahan dokter sebelum operasi, seperti puasa dan berhenti mengonsumsi obat‐obatan tertentu.
Tanyakan kepada dokter atau ahli medis lain untuk informasi lebih lanjut terkait prosedur ini atau jika Anda memuiliki pertanyaan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar