Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Trombosis arteri atau arterial thrombosis adalah suatu kondisi di mana terdapat bekuan darah di pembuluh darah arteri. Pembuluh arteri adalah pembuluh darah yang bertugas membawa darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan otot jantung.
Apabila terdapat gangguan pembekuan darah pada pembuluh arteri, kondisi ini dapat berakibat fatal. Pasalnya, bekuan darah dapat menyumbat aliran darah dan menghambat darah untuk disebarkan ke organ-organ tubuh yang penting.
Jenis lain dari trombosis adalah deep vein thrombosis atau trombosis yang terdapat di pembuluh vena dalam. Beberapa komplikasi kesehatan serius yang diakibatkan oleh trombosis adalah stroke, serangan jantung, dan masalah pada pernapasan.
Trombosis arteri dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi ini lebih umum dijumpai pada orang-orang yang berusia 60 tahun ke atas.
Ditambah lagi, orang-orang yang kurang melakukan aktivitas fisik sehari-hari, ibu hamil, serta mengidap penyakit kelainan trombosit memiliki peluang yang lebih besar untuk menderita kondisi ini.
Biasanya, tanda-tanda dan gejala trombosis arteri tidak akan terasa apabila gumpalan darah belum menyumbat aliran darah.
Jika gumpalan darah (trombus) sudah mulai menghalangi peredaran darah, Anda mungkin akan mengalami gejala-gejala seperti:
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, Anda tidak boleh tunda waktu untuk memeriksakan diri ke dokter. Gejala-gejala di atas bisa saja menandakan gumpalan darah sudah memengaruhi organ-organ tubuh penting lainnya, seperti jantung, paru-paru, atau otak.
Salah satu penyebab utama dari trombosis arteri adalah pengerasan pada dinding pembuluh arteri, atau yang disebut juga dengan istilah aterosklerosis.
Fenomena ini terjadi saat sisa lemak atau kalsium menumpuk di dinding arteri. Penumpukan tersebut akan menebal dan mengeras, sehingga membentuk zat yang menyerupai plak.
Ketika plak menebal di dinding pembuluh, hal tersebut dapat mempersempit aliran darah di pembuluh arteri. Plak bisa pecah atau rusak sewaktu-waktu, sehingga trombosit atau keping darah akan berkumpul dan melakukan proses penggumpalan darah untuk mengatasi kerusakan pada dinding arteri. Gumpalan darah tersebut berisiko menyumbat aliran darah pada pembuluh arteri.
Ada banyak kondisi dan gaya hidup yang dapat memicu aterosklerosis. Beberapa di antaranya adalah merokok, pola makan yang tidak sehat, kurang aktif bergerak, serta mengidap penyakit seperti diabetes atau kolesterol tinggi.
Trombosis arteri adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa memperbesar peluang seseorang untuk terkena kondisi ini.
Menurut sebuah artikel dari jurnal Blood Transfusion, berikut adalah faktor-faktor risiko dari trombosis arteri:
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Tim medis dan dokter akan memeriksa terlebih dahulu bagaimana riwayat kesehatan Anda, serta melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, Anda mungkin perlu menjalani beberapa tes tambahan, seperti:
Pengobatan trombosis arteri akan dilakukan berdasarkan riwayat kesehatan, usia, serta bagaimana kondisi kesehatan Anda setelah menerima pengobatan. Berikut adalah beberapa pilihan yang direkomendasikan untuk menangani kasus trombosis arteri:
Anda tidak perlu khawatir karena trombosis arteri adalah kondisi yang bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup yang sehat. Berikut adalah beberapa tips penting yang bisa Anda coba untuk menghindari risiko terkena penyakit penggumpalan darah:
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar