backup og meta

Trombosis Arteri

Trombosis Arteri

Pengertian trombosis arteri

Trombosis arteri atau arterial thrombosis adalah suatu kondisi di mana terdapat bekuan darah di pembuluh darah arteri. Pembuluh arteri adalah pembuluh darah yang bertugas membawa darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan otot jantung.

Apabila terdapat gangguan pembekuan darah pada pembuluh arteri, kondisi ini dapat berakibat fatal. Pasalnya, bekuan darah dapat menyumbat aliran darah dan menghambat darah untuk disebarkan ke organ-organ tubuh yang penting.

Jenis lain dari trombosis adalah deep vein thrombosis atau trombosis yang terdapat di pembuluh vena dalam. Beberapa komplikasi kesehatan serius yang diakibatkan oleh trombosis adalah stroke, serangan jantung, dan masalah pada pernapasan.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Trombosis arteri dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi ini lebih umum dijumpai pada orang-orang yang berusia 60 tahun ke atas.

Ditambah lagi, orang-orang yang kurang melakukan aktivitas fisik sehari-hari, ibu hamil, serta mengidap penyakit kelainan trombosit memiliki peluang yang lebih besar untuk menderita kondisi ini.

Tanda dan gejala trombosis arteri

Biasanya, tanda-tanda dan gejala trombosis arteri tidak akan terasa apabila gumpalan darah belum menyumbat aliran darah.

Jika gumpalan darah (trombus) sudah mulai menghalangi peredaran darah, Anda mungkin akan mengalami gejala-gejala seperti:

  • nyeri dada
  • sesak napas
  • kepala pusing
  • rasa sakit di lengan atau kaki
  • perubahan warna pada kulit (menjadi pucat atau kebiruan)
  • cara bicara berantakan
  • salah satu bagian wajah lemas

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, Anda tidak boleh tunda waktu untuk memeriksakan diri ke dokter. Gejala-gejala di atas bisa saja menandakan gumpalan darah sudah memengaruhi organ-organ tubuh penting lainnya, seperti jantung, paru-paru, atau otak.

Penyebab trombosis arteri

Salah satu penyebab utama dari trombosis arteri adalah pengerasan pada dinding pembuluh arteri, atau yang disebut juga dengan istilah aterosklerosis.

Fenomena ini terjadi saat sisa lemak atau kalsium menumpuk di dinding arteri. Penumpukan tersebut akan menebal dan mengeras, sehingga membentuk zat yang menyerupai plak.

Ketika plak menebal di dinding pembuluh, hal tersebut dapat mempersempit aliran darah di pembuluh arteri. Plak bisa pecah atau rusak sewaktu-waktu, sehingga trombosit atau keping darah akan berkumpul dan melakukan proses penggumpalan darah untuk mengatasi kerusakan pada dinding arteri. Gumpalan darah tersebut berisiko menyumbat aliran darah pada pembuluh arteri.

Ada banyak kondisi dan gaya hidup yang dapat memicu aterosklerosis. Beberapa di antaranya adalah merokok, pola makan yang tidak sehat, kurang aktif bergerak, serta mengidap penyakit seperti diabetes atau kolesterol tinggi.

Faktor-faktor risiko

Trombosis arteri adalah kondisi yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa memperbesar peluang seseorang untuk terkena kondisi ini.

Menurut sebuah artikel dari jurnal Blood Transfusion, berikut adalah faktor-faktor risiko dari trombosis arteri:

  • berusia lanjut
  • aktif merokok
  • menderita kolesterol tinggi
  • mengidap diabetes
  • memiliki tekanan darah tinggi
  • berat badan berlebih (obesitas)
  • pernah menderita trombosis sebelumnya
  • menggunakan alat kontrasepsi oral dan terapi hormon lainnya
  • sedang hamil

Diagnosis dan pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana dokter mendiagnosis kondisi ini?

Tim medis dan dokter akan memeriksa terlebih dahulu bagaimana riwayat kesehatan Anda, serta melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, Anda mungkin perlu menjalani beberapa tes tambahan, seperti:

  • Tes USG: untuk mengecek aliran darah di pembuluh arteri
  • Tes darah: untuk mengetahui seberapa baik darah Anda menggumpal
  • Venografi: tes yang dilakukan dengan menyuntik cairan khusus agar mempermudah pemeriksaan dengan X-ray
  • CT scan atau MRI scan: kedua tes pengambilan gambar ini dilakukan tergantung pada bagian tubuh mana yang mengalami trombosis

Apa saja pilihan pengobatan trombosis arteri?

Pengobatan trombosis arteri akan dilakukan berdasarkan riwayat kesehatan, usia, serta bagaimana kondisi kesehatan Anda setelah menerima pengobatan. Berikut adalah beberapa pilihan yang direkomendasikan untuk menangani kasus trombosis arteri:

  • obat pengencer darah atau antikoagulan
  • kateter atau selang kecil untuk melebarkan pembuluh darah
  • obat suntik trombolitik untuk mengencerkan gumpalan darah
  • operasi (embolektomi) untuk membuang gumpalan darah

Pencegahan trombosis arteri

Anda tidak perlu khawatir karena trombosis arteri adalah kondisi yang bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup yang sehat. Berikut adalah beberapa tips penting yang bisa Anda coba untuk menghindari risiko terkena penyakit penggumpalan darah:

  • berhenti merokok
  • mengonsumsi makanan yang sehat dengan gizi seimbang
  • rutin berolahraga
  • menjaga berat badan normal
  • mengurangi atau hindari konsumsi minuman beralkohol

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Arterial thrombosis – NHS Inform. (2020). Retrieved August 19, 2020, from https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/heart-and-blood-vessels/conditions/arterial-thrombosis#:~:text=Arterial%20thrombosis%20is%20a%20blood,known%20as%20angina%20can%20occur.

Arterial thrombosis – NHS. (2020). Retrieved August 19, 2020, from https://www.nhs.uk/conditions/arterial-thrombosis/

Thrombosis – Johns Hopkins Medicine. (n.d.). Retrieved August 19, 2020, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/thrombosis

What is Thrombosis – North American Thrombosis Forum. (n.d.). Retrieved August 19, 2020, from https://natfonline.org/patients/what-is-thrombosis/#:~:text=Thrombosis%20is%20the%20formation%20of,normally%20through%20the%20circulatory%20system

Treatment of Thrombosis – National Blood Clot Alliance. (2008). Retrieved August 19, 2020, from https://www.stoptheclot.org/news/treatment-of-thrombosis/

Previtali, E., Bucciarelli, P., Passamonti, S. M., & Martinelli, I. (2011). Risk factors for venous and arterial thrombosis. Blood transfusion = Trasfusione del sangue, 9(2), 120–138. https://doi.org/10.2450/2010.0066-10 

Koupenova, M., Kehrel, B. E., Corkrey, H. A., & Freedman, J. E. (2017). Thrombosis and platelets: an update. European heart journal, 38(11), 785–791. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehw550

Versi Terbaru

07/01/2021

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Riska Herliafifah


Artikel Terkait

Berbagai Gejala Penggumpalan Darah di Dalam Tubuh, Sesuai Lokasi Gumpalannya

8 Orang yang Berisiko Mengalami Penggumpalan Darah (Apakah Anda Termasuk?)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/01/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan