backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Berencana Donor Apheresis? Catat Syarat dan Prosedurnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 16/08/2022

Berencana Donor Apheresis? Catat Syarat dan Prosedurnya

Donor apheresis adalah salah satu jenis dari kegiatan medis donor darah. Namun, dalam prosedurnya, donor apheresis ternyata berbeda dengan pengambilan darah biasa.

Donor darah apheresis dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah komponen yang diperlukan dalam kantong khusus, kemudian sel darah merah dan komponen lainnya dikembalikan ke dalam tubuh.

Jika Anda berencana ingin melakukannya dalam waktu dekat, simak dulu ulasan mengenai donor apheresis berikut ini.

Apa itu donor apheresis?

Donor darah apheresis adalah sebuah proses otomatis yang memungkinkan pendonor menyumbangkan darah dan kemudian memisahkan keseluruhan darah tersebut ke dalam beberapa komponen.

Seperti Anda ketahui, terdapat empat komponen darah manusia, yakni sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma.

Terkadang, untuk mengobati suatu penyakit, salah satu komponen tersebut mungkin perlu dihilangkan atau dipisahkan.

Nah, donor apheresis ini memiliki proses yang beda dan unik. Adapun gambaran prosesnya seperti di bawah ini.

  • Darah yang keluar melalui jarum masuk dalam mesin apheresis.
  • Mesin akan memisahkan darah merah dan trombosit.
  • Darah merah akan dikembalikan ke dalam tubuh, sedangkan trombosit akan diberikan kepada pasien.

Umumnya, pengambilan darah biasa berlangsung selama 30 menit. Sementara donor darah apheresis bisa membutuhkan waktu 1-2 jam.

Meski memakan waktu lebih lama, tapi prosedur pengambilan darah apheresis terbilang mudah, tidak menyakitkan, dan memiliki banyak manfaat.

Siapa saja yang perlu dapat donor apheresis?

Donor apheresis kebanyakan digunakan kepada mereka yang membutuhkan trombosit dalam jumlah banyak untuk mempercepat proses pembekuan darah saat terjadi perdarahan.

Biasanya, hasil dari pengambilan darah ini diperlukan bagi pasien dengan kondisi kesehatan seperti di bawah ini:

Syarat menjadi pendonor apheresis

Hampir sama dengan pengambilan darah pada umumnya, bagi Anda yang berencana melakukan donor darah apheresis harus memenuhi beberapa syarat yang diberikan oleh pihak medis, di antaranya sebagai berikut.

  • Berusia 18-60 tahun.
  • Pernah melakukan donor darah sebelumnya.
  • Memiliki hemoglobin 13-17 mmHg.
  • Jumlah trombositnya di atas 200 ribu/mm3.
  • Tekanan darah 110/70 mmHg – 180/100 mmHg,
  • Kondisi tubuh sehat.
  • Tidak minum obat aspirin atau produk yang mengandung aspirin 48 jam sebelum donor darah.
  • Berat badan minimum pria, yaitu 55 kg dan wanita, yaitu 60 kg.
  • Wanita tidak sedang hamil atau menyusui.

Bagaimana prosedur donor apheresis?

prosedur donor apheresis

Sebelum melakukan donor, Anda diwajibkan untuk melakukan serangkaian prosedur.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keamanan tubuh. Berikut ini prosedur yang harus Anda perhatikan dan lakukan.

1. Skrining

Calon pendonor akan melakukan skrining infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD) dan dinyatakan layak untuk diambil darahnya. Jangka waktu berlakunya skrining ini adalah satu bulan.

2. Pengambilan sampel darah

Sebelum memulai proses donor, pihak medis akan mengambil sampel darah untuk pemeriksaan hematologi sebanyak 3-5 ml. Setelah hasil pemeriksaan keluar, calon pendonor mengisi formulir penjelasan dan persetujuan.

3. Pemeriksaan medis

Pendonor kemudian akan menjalani pemeriksaan medis dan mendapatkan penjelasan interpretasi hasil dari dokter untuk persiapan proses donor apheresis.

4. Melakukan donor darah apheresis

Pendonor kemudian menuju ruangan khusus untuk dilakukan pengambilan darah yang berlangsung kurang lebih selama 1,5–2 jam.

5. Istirahat

Setelah selesai, pendonor akan beristirahat di tempat tidur selama 10 menit kemudian dipersilahkan untuk mengonsumsi beberapa menu makanan yang bergizi, seperti susu, agar tubuh tetap fit.

6. Penyerahan hasil donor

Darah hasil donor ini kemudian dikirim ke rumah sakit untuk ditransfusikan kepada pasien yang membutuhkan.

Semua prosedur apheresis melibatkan darah yang ada di pembuluh darah pasien. Darah tersebut masuk ke dalam tabung mesin dan selanjutnya dipisahkan berdasarkan komponen darah.

Pemisahan dilakukan dengan proses centrifuge atau penyaringan darah di dalam mesin.

Setelah pemisahan, komponen darah yang diinginkan dihilangkan, sedangkan sisa komponen darah diserap kembali ke tubuh pasien.

Seluruh prosedur tidak menimbulkan rasa sakit dan tentunya aman. Pasalnya,  hanya sebagian kecil dari trombosit Anda yang dikumpulkan, sehingga tidak akan terjadi risiko perdarahan.

Perlu Anda Ketahui

Sekali saja Anda menjadi pendonor apheresis berarti telah menyelamatkan 1-2 orang pasien yang berbeda. Interval donor darah apheresis minimal 15 hari sekali dan maksimal 24 kali dalam setahun.

Adakah efek samping dari donor apheresis?

siapa yang tak boleh donor darah

Dilansir dari North Estonia Medical Centre, ada beberapa kemungkinan efek samping yang akan dialami setelah melakukan pengambilan darah dengan metode apheresis, seperti berikut ini.

  • Perasaan dingin ketika sel darah merah dikembalikan ke tubuh.
  • Rasa gatal ringan pada bibir jika seseorang sensitif terhadap antikoagulan.
  • Mengalami hematoma atau memar di lokasi penusukan jarum.
  • Pusing.
  • Mual.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena reaksi tersebut bersifat sementara dan dapat hilang dengan sendirinya.

Kendati tidak membahayakan, dalam beberapa kasus, prosedur ini dapat menyebabkan komplikasi atau masalah kesehatan yang seius.

Terlebih lagi, jika Anda tengah mengalami beberapa kondisi di bawah ini seperti:

  • perdarahan,
  • infeksi,
  • tekanan darah rendah, dan
  • kram otot.

Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter terkait kondisi kesehatan Anda saat ini. Beri tahu dokter atau tenaga medis sebelum melakukan prosedur pengambilan darah.

Di samping efek samping tersebut, dengan melakukan donor apheresis, maka secara tidak langsung Anda dapat mengetahui kondis kesehatan secara berkala, meliputi tekanan darah, nadi, tinggi badan, berat badan, hasil labolatorium (hemoglobin, trombosit, leukosit, dll).

Selain itu, Anda juga dapat mengetahui hasil labolatorium mengenai kemungkinan adanya infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD), seperti HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, Siphilis.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 16/08/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan