backup og meta

4 Tes yang Dilakukan Dokter untuk Diagnosis Anemia

4 Tes yang Dilakukan Dokter untuk Diagnosis Anemia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka penderita anemia yang cukup tinggi. Sayangnya, beberapa orang kadang merasa bingung harus harus ke dokter apa. Padahal, memeriksakan diri ke dokter yang tepat dan menjalani pemeriksaan untuk menetapkan diagnosis membantu Anda meredakan gejala anemia serta mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.

Harus berobat ke dokter apa jika mengalami anemia?

pergi ke dokter

Banyak orang tidak memahami harus berobat ke mana saat mengalami anemia. Beberapa orang akan memilih langsung ke spesialis untuk mengatasi permasalahannya.

Untuk gejala awal anemia yang cenderung ringan, pergi ke dokter umum sudah cukup untuk berkonsultasi soal keluhan yang Anda alami.

Dari sana, nantinya dokter akan memeriksa riwayat kesehatan Anda, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk menegakkan diagnosis anemia.

Jika keluhan yang Anda alami tidak juga membaik setelah diberikan pengobatan anemia, dokter umum mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis hematologi.

Seorang hematolog mendalami cabang ilmu terkait komponen darah dan permasalahannya.

Tujuannya adalah untuk mencari diagnosis anemia lain yang lebih spesifik atau kondisi lain yang mendasari gejala Anda tetap ada atau bahkan memburuk.

Apa saja tes yang dilakukan untuk diagnosis anemia?

Anemia terbagi menjadi beberapa jenis dengan penyebab yang beragam. Kondisi ini juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain yang lebih parah.

Itu sebabnya, dokter harus sangat cermat dan berhati-hati ketika menegakkan diagnosis anemua.

Anda bisa berperan aktif dengan menjelaskan secara rinci mengenai gejala, riwayat kesehatan keluarga, pola makan, serta obat-obatan yang Anda konsumsi.

Kumpulan informasi ini dapat membantu dokter untuk menentukan jenis anemia yang Anda alami.

Terdapat beberapa pemeriksaan, baik utama maupun penunjang, untuk menentukan diagnosis anemia.

1. Tes hitung darah lengkap

tes darah deteksi kesehatan jantung

Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnosis anemia adalah tes hitung darah lengkap.

Tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) dilakukan untuk mengetahui jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah merah.

Untuk mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan memeriksa kadar sel darah merah dalam darah Anda (hematokrit) dan hemoglobin.

Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada orang dewasa bervariasi antara 40-52% untuk pria dan 35-47% untuk wanita.

Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa normalnya berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL untuk wanita. 

Diagnosis anemia biasanya ditandai dengan hasil tes hitung darah lengkap berikut ini.

  • Hemoglobin rendah.
  • Hematokrit rendah.
  • Indeks sel darah merah, termasuk rata-rata volume sel hidup, rata-rata hemoglobin sel hidup, dan rata-rata konsentrasi hemoglobin sel hidup.
    Data tersebut berguna untuk mengetahui ukuran sel darah merah dan jumlah serta konsentrasi hemoglobin sel darah merah dalam darah seseorang pada saat itu.

2. Apusan darah dan diferensial

Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan melakukan tes lanjutan dengan pemeriksaan apusan darah atau diferensial yang menghitung sel darah merah lebih rinci.

Hasil tes tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis anemia, seperti bentuk sel darah merah dan adanya sel abnormal, yang dapat membantu mendiagnosis dan membedakan jenis anemia. 

3. Hitung retikulosit

Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang masih muda alias belum matang dalam darah Anda.

Ini juga membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis mana yang Anda alami. 

4. Pemeriksaan penunjang anemia lainnya

Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda mungkin diminta melakukan pemeriksaan lainnya sebagai penunjang untuk memastikan penyebabnya.

Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan diminta melakukan tes darah dan biopsi sumsum tulang.

Pasalnya, anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.

Penderita anemia aplastik memiliki jumlah sel darah yang lebih sedikit pada sumsumnya. 

Setelah mengetahui jenis anemia yang Anda idap dan penyebabnya, Anda dapat mendiskusikan pengobatan anemia yang tepat dengan dokter.

Pengobatan anemia bertujuan untuk mengatasi gejala, mencegah anemia kambuh, serta mengurangi risiko komplikasi yang dapat muncul akibat anemia yang tidak diobati. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Anemia – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2020). Retrieved 21 July 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/diagnosis-treatment/drc-20351366

Conrad, M. (1990). Anemia. Butterworths. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK254/

Freeman, A., Rai, M., & Morando, D. (2020). Anemia Screening. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499905/

Anemia | Lab Tests Online. (2020). Retrieved 21 July 2020, from https://labtestsonline.org/conditions/anemia

Versi Terbaru

24/01/2022

Ditulis oleh Fajarina Nurin

Ditinjau secara medis oleh dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.

Diperbarui oleh: Karinta Ariani Setiaputri


Artikel Terkait

Anemia Pernisiosa

Anemia pada Ibu Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Charley Simanjuntak, Sp.B., Sub BVE, B.Med.Sc.

Bedah Vaskular · Tzu Chi Hospital


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 24/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan