backup og meta
Kategori

7

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Infeksi Jamur Vagina Saat Hamil, Apakah Bahaya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

Infeksi Jamur Vagina Saat Hamil, Apakah Bahaya?

Risiko infeksi jamur di vagina memang cenderung meningkat selama kehamilan. Meski kondisi ini tidak membahayakan, ibu hamil mungkin merasa tidak nyaman karena gejala yang ditimbulkannya.

Supaya Anda lebih berhati-hati dan tahu apa yang harus dilakukan ketika terinfeksi jamur saat hamil, simak informasi berikut.

Tanda dan gejala infeksi jamur vagina saat hamil

Infeksi jamur atau ragi adalah jenis infeksi vagina yang paling umum terjadi pada wanita selama masa kehamilan. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut sebagai vaginitis monilial atau kandidiasis vagina.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang kerap dialami ibu hamil saat terkena infeksi jamur pada vagina.

  • Gatal-gatal, termasuk di sekitar area labia.
  • Muncul bercak putih kental seperti keju.
  • Nyeri.
  • Ruam atau kemerahan.
  • Perih.
  • Vagina iritasi sampai bengkak.
  • Sering keluar lendir dengan aroma tidak sedap.

Mengutip situs American Pregnancy Association (APA), infeksi jamur vagina merupakan hal yang umum terjadi pada wanita, terutama ibu hamil yang memasuki trimester kedua.

Penyebab infeksi jamur vagina saat hamil

penyebab vagina hitam

Berikut ini adalah berbagai kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko terkena vaginitis monilial.

1. Peningkatan kadar estrogen

Hormon estrogen yang meningkat selama kehamilan rupanya mendorong vagina menghasilkan lebih banyak glikogen. 

Glikogen (cadangan gula) akan membuat jamur lebih mudah menempel dan berkembang pada dinding vagina.

Semakin banyak glikogen, semakin banyak pula jamur yang berkembang. Dengan begitu, risiko infeksi jamur vagina akan meningkat saat Anda hamil.

2. Vagina lebih mudah lembap

Peningkatan aliran darah, berat badan, dan perubahan hormon akan membuat ibu hamil lebih mudah berkeringat. Tak hanya pada dahi, keringat juga bisa muncul pada selangkangan.

Selangkangan yang lembap merupakan tempat sempurna bagi jamur untuk berkembang sehingga menyebabkan infeksi, termasuk di sekitar vagina.

3. Minum antibiotik

Riwayat konsumsi antibiotik dalam jangka panjang rupanya juga bisa meningkatkan risiko infeksi jamur vagina selama kehamilan.

Hal tersebut bisa terjadi karena antibiotik yang diminum tidak hanya membunuh bakteri yang ditargetkan, tetapi juga bakteri baik pada vagina. Padahal, beberapa bakteri berfungsi mencegah perkembangan jamur.

Salah satu jenis jamur yang banyak ditemukan di vagina dan menyebabkan infeksi adalah Candida albicans. Ini adalah jenis jamur alami yang hidup dalam vagina.

Artinya, selama jumlahnya tidak berlebihan, Candida albicans tidak akan menyebabkan infeksi.

Efek infeksi jamur vagina saat hamil pada janin dan ibu

Selama ditangani dengan tepat, infeksi jamur vagina saat hamil tidak akan membahayakan ibu dan janin. Namun, jika kondisi ini masih terjadi saat bayi lahir, jamur bisa berdampak pada si Kecil. 

Saat bayi melewati vagina yang masih dipenuhi jamur, ada kemungkinan mereka menelan cairan yang mengandung jamur. Kondisi ini bisa menyebabkan sariawan pada bayi yang lahir.

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa jamur bukanlah satu-satunya penyebab infeksi pada vagina selama kehamilan. Infeksi juga bisa disebabkan oleh bakteri.

Untuk mengetahui secara pasti penyebab infeksi vagina saat hamil dan efeknya terhadap janin, konsultasikan kondisi Anda dengan dokter.

Cara mengobati infeksi jamur vagina saat hamil

Dokter biasanya meresepkan obat berbentuk salep atau krim untuk mengatasi infeksi jamur vagina selama kehamilan.

Melansir dari laman Mayo Clinic, obat-obatan tersebut umumnya mengandung klotrimazol, mikonazol, atau terkonazol.

Perlu diingat bahwa berbagai obat tersebut harus diminum sesuai petunjuk dokter. Pada umumnya, obat untuk infeksi jamur vagina hanya akan diresepkan selama tujuh hari.

Dokter mungkin juga memberikan bedak khusus untuk mencegah jamur muncul kembali.

Selama kehamilan, hindari penggunaan obat antijamur flukonazol (diflucan), terutama selama trimester pertama, karena bisa mengganggu perkembangan janin.

Cara mencegah infeksi jamur vagina selama kehamilan

Meski tidak berbahaya, infeksi jamur vagina saat hamil bisa membuat Anda merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut sebagai langkah pencegahan.

  • Gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat.
  • Jaga daerah sekitar vagina agar tetap kering dan tidak lembap.
  • Pilih pakaian ibu hamil yang menyerap keringat seperti katun.
  • Bersihkan vagina setelah buang air kecil dari arah depan ke belakang.
  • Ganti pakain dalam yang basah atau terasa lembap.
  • Segera mandi setelah berenang untuk mencegah area vagina semakin lembap.

Apabila gejala infeksi jamur vagina tidak juga membaik, dokter mungkin meminta Anda cek kadar gula darah. Pasalnya, kadar gula darah tinggi dapat menghambat penyembuhan infeksi jamur.

Kesimpulan

  • Penyebab ibu hamil lebih berisiko terkena infeksi jamur pada Miss V adalah peningkatan estrogen, selangkangan yang lembap, dan riwayat penggunaan antibiotik jangka panjang.
  • Infeksi ditandai dengan vagina yang gatal, nyeri, ruam-ruam, hingga muncul bercak putih kental.
  • Dapat diatasi dengan obat antijamur, seperti klotrimazol dan mikonazol. Namun, obat ini hanya bisa diminum dengan petunjuk dokter.
  • Selama ditangani dengan tepat, infeksi jamur vagina saat hamil tidak akan membahayakan ibu dan janin.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan