backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

6 Tips Jitu Mencegah Baby Blues Setelah Melahirkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    6 Tips Jitu Mencegah Baby Blues Setelah Melahirkan

    Perubahan suasana hati setelah kelahiran bayi adalah hal yang lumrah. Anda mungkin jadi tidak sabaran, mudah marah, dan selalu khawatir tentang kesehatan bayi Anda (meskipun dia baik-baik saja). Tak hanya itu, Anda juga mungkin merasa lelah namun tidak bisa tidur dan terus menangis tanpa alasan jelas. Kondisi ini dikenal sebagai baby blues, bentuk depresi postpartum ringan yang paling umum dialami oleh sebagian besar ibu hamil.

    Sekitar 70-80 persen dari ibu baru di seluruh dunia berjuang menghadapi baby blues setelah melahirkan. Meski hal hal yang lumrah, kondisi ini juga bisa jadi masalah yang pelik jika Anda tidak segera mengatasinya. Itu sebabnya, ibu hamil perlu melakukan langkah antisipasi guna mencegah baby blues setelah melahirkan.

    Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah baby blues setelah melahirkan?

    Lahirnya sang buah hati ke dunia merupakan peristiwa yang mengundang berjuta emosi. Setelah menjalani masa-masa kehamilan yang menakjubkan, Anda mungkin merasa super bersemangat untuk mendekap anak tercinta. Akan tetapi untuk beberapa wanita, gejolak emosi yang dirasakan setelah melahirkan tak selamanya lega membahagiakan.

    Nah, guna mencegah terjadinya baby blues setelah melahirkan, berikut langkah-langkah yang dapat Anda coba:

    1. Bicarakan kekhawatiran Anda

    Bicarakan dengan dokter setiap kekhawatiran dan kesedihan yang Anda rasakan saat ini. Artinya, selalu tepati janji konsultasi prenatal Anda. Seringnya, profesional kesehatan bisa mendeteksi tanda-tanda depresi yang mungkin Anda tidak pernah sadari. Dengan begitu, mereka bisa membantu Anda mengendalikan gejalanya sebelum meluap di luar kendali.

    Diskusi juga dari hati-ke-hati dengan suami Anda mengenai apa saja yang mengkhawatirkan Anda karena akan segera menjadi orangtua baru. Anda bisa mencurahkan segala kecemasan Anda tentang masa depan. Entah itu waktu berduaan bersama suami yang berkurang, atau justru kekhawatiran mengatasi masalah menyusui bayi nantinya.

    2. Lepas stres

    batu empedu saat hamil

    Ibu baru yang menghabiskan setidaknya 15 menit setiap hari untuk melepas stres cenderung lebih bisa mengatasi tekanan rumah tangga daripada mereka yang tidak mencoba sedikit bersantai. Hal tersebut dipaparkan oleh Diane Sanford, Ph.D., penulis Postpartum Survival Guide, dalam laman Parents.

    Jadi, agar Anda tidak mengalami baby blues, sisihkan waktu untuk diri sendiri secara rutin selama masa kehamilan atau setelah melahirkan. Anda bisa melakukan “me time” dengan berbagai kegiatan yang positif. Sebut saja meditasi, latihan pernapasan dalam, percantik diri di salon, atau sekadar ngopi-ngopi bertemu dan bertukar cerita dengan para calon mama dan ibu lainnya tentang keluh kesah Anda.

    Dengan begitu, Anda dapat menemukan sedikit kelegaan hati mengetahui bahwa Anda tidak sendirian, dan bahwa menjadi orangtua adalah pengalaman yang unik bagi setiap ibu.

    3. Ikut tidur saat bayi Anda tidur

    Setiap orang telah mendengar nasihat klasik ini, “tidurlah ketika bayi tidur”. Sayangnya, terlalu banyak ibu yang gagal untuk benar-benar melaksanakannya. Ya, kebanyakan ibu justru sering kali  menggunakan waktu bebas-bayi untuk beres-beres rumah atau belanja perlengkapan bayi sebelum kelupaan. Memang sih, tak ada yang salah dengan keduanya. Akan tetapi, Anda tidak boleh melewatkan kesempatan emas untuk mencuri waktu beristirahat.

    Menurut sebuah studi oleh Michael O’Hara, Ph.D., dari University of Iowa, ibu baru yang mampu menebus hilangnya waktu tidur cenderung merasa lebih santai dan kebal terhadap tekanan.

    “Anda mungkin perlu teman, anggota keluarga, atau menyewa bantuan untuk membantu dengan segala tetek-bengek rumah tangga sehingga Anda bisa mendapatkan tidur nyenyak yang sangat layak Anda dapatkan,” kata Dr O’Hara, penulis Postpartum Depression: Causes and Consequences.

    Maka dari itu, jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain. Anda bisa meminta bantuan dari suami, ibu, atau menyewa asisten rumah tangga untuk mengurusi pekerjaan rumah atau merawat bayi. Hasilnya, selain tenaga Anda tak terkuras habis-habisan, Anda juga bisa terhindar dari stres.

    4. Perbanyak asupan Omega-3

    makanan setelah melahirkan

    Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa konsumsi asam lemak omega-3 (EPA dan DHA) dapat menekan risiko kelahiran prematur dan mencegah baby blues pada ibu baru. Omega-3 adalah asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi secara alami oleh tubuh, dan karena itu harus diperoleh dari makanan. Wanita yang makan cukup ikan beromega-3 tinggi selama kehamilan atau suplemen minyak ikan berkualitas tinggi cenderung lebih kebal terhadap depresi postpartum.

    Selain itu, asupan omega-3 ibu yang tidak memadai juga telah dikaitkan dengan faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak serta keterlambatan perkembangan verbal selama tumbuh kembangnya. Studi menunjukkan bahwa pasokan omega-3 untuk janin secara khusus diangkut langsung dari persediaan pribadi ibu selama kehamilan, terutama dari otak ibu, menuju plasenta janin yang sedang berkembang.

    5. Sempatkan olahraga

    olahraga setelah melahirkan

    Sebuah studi menemukan bahwa ibu yang rajin berolahraga sebelum dan setelah melahirkan cenderung merasa lebih baik secara emosional dan lebih muda bersosialisasi daripada mereka yang tidak berolahraga.

    Meski begitu, jangan memaksakan diri untuk melakukan olahraga berat. Olahraga yang ringan-ringan saja, fokuskan untuk memperlancar aliran darah Anda mengalir bukan untuk membakar ratusan kalori atau mengencangkan otot-otot perut Anda.

    “Anda bisa jalan di taman kota, mendapatkan udara segar, dan menikmati alam dapat menyegarkan cara pandang Anda,” kata Karen Rosenthal, Ph.D., seorang psikolog di Westport, Connecticut.

    6. Jangan kekeuh ingin jadi orangtua yang sempurna

    persiapan melahirkan

    Anda mungkin berencana untuk menjadi orangtua yang sempurna untuk sang buah hati, bahkan telah memiliki bayangan orangtua ideal yang telah terukir dalam pikiran. Anda mungkin merasa bersalah jika Anda tidak bisa melakukan segalanya dengan benar dan menganggap bahwa ibu-ibu lainnya melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik dari Anda. Akibatnya, Anda memaksakan harapan yang tidak realistis pada diri Anda sendiri. Selain membuka hati, cara terbaik untuk mencegah baby blues adalah untuk memiliki ekspektasi yang realistis.

    Bayi tidak bisa ditebak. Menjadi orangtua adalah pekerjaan yang tidak mudah dan sulit untuk diduga. Mungkin Anda sering mendengar cerita-cerita lucu tentang ibu yang buru-buru keluar rumah memakai baju terbalik atau kelupaan untuk memakaikan popok pada bayinya setelah mandi. Salah-salah tak sedikit, tidak masalah. Teledor sedikit tak selalu berarti Anda gagal menjadi orangtua yang baik.

    Daripada sebentar-sebentar panik menyadari betapa kacaunya hidup Anda saat ini, cobalah untuk sedikit lebih santai dan menghargai setiap spontanitas.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan