Ibu merasa lebih sering marah, tersinggung, atau sedih setelah melahirkan? Meski tergolong normal, ini merupakan salah satu tanda bahwa Ibu merasa stres setelah melahirkan.
Beberapa orang mungkin bisa membaik dengan sendirinya. Akan tetapi, stres terkadang dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih mengkhawatirkan. Karena itulah, kondisi ini tidak boleh diabaikan.
Cara mengatasi stres setelah melahirkan
Tanggung jawab baru menjadi orang tua, waktu tidur yang berkurang, ASI yang sulit keluar, hingga banyaknya tamu yang datang tanpa disadari bisa memicu stres pada ibu yang baru saja melahirkan.
Seperti jenis stres lainnya, kondisi ini perlu diatasi supaya tidak berdampak lebih buruk pada kesehatan mental. Ibu bisa melakukan beberapa cara berikut sebagai upaya mengatasi stres usai melahirkan.
1. Luangkan waktu untuk diri sendiri
Tak dapat dipungkiri bahwa kesibukan Ibu merawat bayi baru lahir sering kali membuat Ibu lupa akan diri sendiri. Padahal, memperhatikan diri sendiri tetaplah penting untuk menjaga kestabilan emosi.
Karena itulah, tidak perlu merasa egois jika Ibu meluangkan waktu untuk me time. Sebaliknya, salah satu manfaat me time bagi ibu adalah mengisi energi untuk kembali menghadapi rutinitas harian.
2. Minta bantuan kerabat
Meski sudah menjalani peran baru sebagai seorang ibu, bukan berarti Ibu harus merawat bayi yang baru lahir seorang diri.
Tidak perlu merasa malu atau sungkan meminta bantuan pada orang terdekat, seperti suami dan keluarga, untuk meringankan pekerjaan.
Memaksakan diri melakukan segala hal seorang diri justru bisa membuat Ibu kewalahan, baik secara fisik maupun mental.
Jika tidak ingin mengalihkan tugas merawat si Kecil kepada orang lain, Ibu bisa meminta bantuan mereka untuk melakukan pekerjaan lain, seperti beres-beres rumah atau memasak.
3. Memahami bahwa menjadi orang tua adalah sebuah proses
Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Namun, ini membuat beberapa orang menyalahkan dirinya ketika merasa tidak bisa memenuhi atau memahami apa yang si Kecil butuhkan.
Meski begitu, perlu diingat bahwa menjadi orang tua adalah proses belajar. Artinya, wajar bila Ibu melakukan kesalahan, misalnya salah memasang popok atau tidak memahami kapan mereka mengantuk atau lapar.
Tidak perlu terlalu menyalahkan diri jika Ibu merasa belum terlalu memahami kondisi si Kecil. Yakinlah bahwa seiring waktu, Ibu akan makin terampil dalam hal ini.
4. Tidur yang cukup
The Ohio State University Wexner Medical Center menyebutkan bahwa tidur yang cukup adalah salah satu cara mengatasi stres setelah melahirkan.
Salah satu cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan istirahat adalah dengan ikut tidur saat si Kecil tidur.
Jika tidak bisa ikut tidur, gunakan waktu tersebut untuk melakukan hal-hal yang Ibu sukai, seperti menonton film, membaca, atau menelepon teman dekat.
Anggaplah waktu tidur anak sebagai momen untuk beristirahat dari berbagai pekerjaan domestik, terutama ketika Ibu merasa lelah fisik atau mental.
5. Batasi jumlah tamu yang berkunjung
Tak perlu merasa bersalah, Ibu memiliki hak untuk membatasi jumlah tamu yang boleh berkunjung setiap harinya. Bagaimanapun, waktu istirahat Ibu dan si Kecil tetap harus menjadi yang utama.
Selain menolak kunjungan ke rumah, Ibu bisa menerapkan beberapa aturan dan batasan pada tamu yang berkunjung.
Contohnya adalah tidak boleh langsung memegang si Kecil tanpa mencuci tangan terlebih dahulu atau membatasi jam kunjungan agar tidak terlalu malam.
6. Lakukan relaksasi sederhana
Stres setelah melahirkan dapat berkembang menjadi baby blues syndrome atau bahkan depresi postpartum jika dibiarkan berlarut-larut.
Salah satu cara mengurangi stres tersebut adalah melakukan teknik relaksasi sederhana, misalnya dengan latihan pernapasan.
Ibu bisa melakukannya dengan menarik napas dalam selama beberapa kali di tempat yang nyaman. Bila perlu, lakukan di tempat yang agak jauh dari si Kecil agar Ibu bisa fokus.
7. Dekatkan diri dengan pasangan dan keluarga
Jangan sampai kesibukan merawat bayi membuat hubungan Ibu dan pasangan menjadi renggang. Sebaliknya, kerja sama dengan pasangan untuk merawat si Kecil justru bisa membantu meredakan stres.
Ibu juga bisa mendekatkan diri dengan keluarga atau teman yang mengalami pengalaman serupa. Meski begitu, Ibu sebaiknya tetap membatasi informasi yang diterima supaya tidak merasa kewalahan.
Stres setelah melahirkan sering kali bermula sejak masa kehamilan. Karena itulah, penting bagi wanita untuk mendapatkan dukungan fisik dan mental selama kehamilan demi meminimalkan risiko mengalami gangguan mental saat hamil.
Bahaya jika stres setelah melahirkan diabaikan
Stres setelah melahirkan yang dibiarkan berlarut-larut bisa menyebabkan dampak lebih lanjut berupa baby blues syndrome hingga depresi postpartum.
Stres berlebihan pascapersalinan mungkin juga menjadi kenangan buruk bagi beberapa orang sehingga berisiko menyebabkan trauma melahirkan. Jika demikian, perawatan rumahan saja mungkin tidak cukup untuk mengatasinya.
Perasaan cemas, sedih, atau kewalahan ketika merawat si Kecil adalah hal yang normal. Ibu berhak untuk mengungkapkannya tanpa harus memendamnya seorang diri.
Merasa stres saat merawat si Kecil tidak akan membuat Ibu menjadi orangtua yang buruk. Ini justru adalah tanda bahwa Ibu sedang berusaha mengemban peran baru yang penuh tantangan.
Lakukanlah apa pun yang Ibu rasa cocok untuk mengurangi stres. Jika apa pun yang Ibu lakukan dan dukungan orang di sekitar tidak juga cukup untuk mengatasi masalah ini, Ibu pun bisa coba berkonsultasi dengan psikolog.
Kesimpulan
- Stres setelah melahirkan sebenarnya merupakan kondisi yang cukup wajar. Meski begitu, hal ini tidak bisa diabaikan karena dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih mengkhawatirkan, seperti baby blues hingga depresi postpartum.
- Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan tetap meluangkan waktu untuk diri sendiri, meminta bantuan kerabat saat merasa kelelahan, tidur yang cukup, dan melakukan relaksasi sederhana.
- Selain itu, ingatlah bahwa menjadi orang tua adalah sebuah proses. Artinya, Ibu tidak perlu terlalu menyalahkan diri saat merasa belum bisa memahami si Kecil dengan baik.