Pengalaman melahirkan prematur kerap membawa kegelisahan tersendiri bagi ibu yang sedang hamil. Wajar bila ibu terus berpikir apakah janin akan mengalami hal serupa. Lantas, adakah cara yang bisa digunakan untuk mencegah kelahiran prematur berulang? Simak uraian berikut untuk tahu jawabannya.
Apakah benar kelahiran prematur bisa berulang?
Kelahiran prematur dapat disebabkan oleh berbagai hal. Meski penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, kondisi kesehatan ibu dianggap menjadi salah satu di antaranya.
Selain itu, risiko melahirkan prematur akan menjadi lebih besar jika ibu pernah mengalaminya. Artinya, kelahiran prematur memang bisa berulang.
Mengutip dari laman University of Utah Health, risiko ibu melahirkan prematur akan meningkat sebesar 35–40% jika pernah mengalami hal serupa sebelumnya.
Semakin dini waktu ibu melahirkan pada persalinan pertama, semakin besar pula risiko kelahiran prematur berulang.
Meski begitu, riwayat melahirkan lebih cepat atau prematur pada kehamilan sebelumnya tidak selalu menjadi penyebab terjadinya kelahiran prematur berulang.
Pasalnya, terdapat berbagai kondisi yang membuat ibu bisa mengalami kelahiran prematur.
Penyebab kelahiran prematur berulang
Pada dasarnya, penyebab kelahiran prematur berulang sama dengan penyebab kelahiran prematur pada umumnya.
Hanya saja, riwayat persalinan prematur memang akan meningkatkan risiko ibu melahirkan bayi prematur untuk kedua kalinya.
Dengan begitu, semakin sering ibu mengalami kelahiran prematur, semakin tinggi pula risiko ibu mengalami hal serupa.
Artinya, ibu yang sudah dua kali melahirkan prematur berisiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur berulang dibandingkan ibu yang hanya mengalaminya sekali.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab kelahiran prematur.
Namun, selain riwayat kelahiran prematur, berikut adalah kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko ibu melahirkan lebih cepat dari hari perkiraan lahir (HPL).
- Gangguan kesehatan kronis pada ibu, seperti diabetes, jantung, dan penyakit ginjal.
- Mulut rahim lemah (inkompetensi serviks).
- Gizi buruk sebelum atau selama kehamilan.
- Hamil di bawah usia 20 tahun atau di atas 40 tahun.
- Preeklamsia.
- Plasenta previa.
- Hamil kembar.
- Jarak kehamilan terlalu dekat (kurang dari 18 bulan).
- Infeksi atau perdarahan vagina.
Oleh karena itu, penting untuk membicarakan rencana kehamilan dengan dokter kandungan jika ibu memiliki berbagai kondisi di atas.
Cara mencegah kelahiran prematur berulang
Sayangnya, sampai saat ini belum ada cara khusus untuk mencegah kelahiran prematur berulang.
Meski begitu, ibu tetap bisa melakukan beberapa upaya berikut untuk memperkecil risikonya.
1. Deteksi dini masalah kehamilan
USG bisa menjadi salah satu cara untuk mendeteksi gejala persalinan prematur sedini mungkin. Dengan begitu, dokter bisa memberikan saran perawatan yang sesuai dengan kondisi ibu dan janin.
Untuk memastikan kondisi kesehatannya, ibu juga perlu melakukan pemeriksaan darah dan vagina. Selalu ikuti saran pemeriksaan dan pengobatan dari dokter kandungan Anda.
2. Cervical cerclage (ikat leher rahim)
Prosedur penjahitan untuk menutup leher rahim atau cervical cerclage juga bisa menjadi salah satu solusi untuk mencegah kelahiran prematur berulang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Turkish-German Gynecological Association menyebutkan bahwa cervical cerclage tidak hanya menurunkan risiko kelahiran prematur.
Prosedur ini juga dapat menurunkan angka kematian perinatal pada ibu dengan riwayat kelahiran prematur yang memiliki ukuran panjang serviks 25 mm atau lebih pendek.
Tahukah Anda?
Usia perinatal terhitung sejak janin memasuki trimester tiga atau berusia sekitar 28 minggu hingga tujuh hari setelah dilahirkan.
3. Suntik hormon progesteron
Cara mencegah kelahiran prematur berulang yang selanjutnya adalah dengan melakukan suntik progesteron.
Sejauh ini, suntik hormon progesteron jenis 17P terbukti aman bagi ibu dan tidak mengganggu pertumbuhan bayi yang dilahirkan.
Suntik hormon progesteron juga dapat mengurangi risiko kelahiran prematur berulang hingga 30 persen.
Ibu bisa mulai mendapatkan suntik hormon progesteron sejak janin memasuki usia 16 minggu dan mendapatkan suntikan setiap minggu hingga usia kandungannya mencapai 36 minggu.
4. Cara lain untuk mencegah kelahiran prematur berulang
Selain berbagai bantuan medis di atas, berikut adalah cara lain yang bisa ibu lakukan untuk mencegah kelahiran prematur berulang.
- Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang terlalu dekat.
- Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang.
- Penuhi kebutuhan asam folat, minimal 400 mcg.
- Pemantauan janin secara teratur.
- Istirahat yang cukup.
- Atasi masalah kesehatan yang ibu alami.
Tidak perlu khawatir jika ibu memiliki risiko kelahiran prematur berulang. Dengan menerima perawatan yang tepat, bayi tetap bisa dilahirkan dengan selamat dan sehat.
[embed-health-tool-due-date]