Induksi persalinan adalah upaya yang bisa dilakukan untuk merangsang kontraksi rahim sehingga persalinan pervaginaan dapat segera terjadi. Meski begitu, rupanya ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab induksi persalinan gagal. Apa saja contohnya? Simak informasi berikut untuk mengetahui jawabannya.
Penyebab induksi persalinan gagal
Studi yang diterbitkan dalam BMC Pregnancy and Childbirth (2023) menunjukkan bahwa persentase keberhasilan induksi untuk membantu kelancaran persalinan melalui pervaginaan adalah sekitar 77 persen.
Itu artinya, memang ada kemungkinan induksi persalinan untuk gagal. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi gagal induksi.
- Melahirkan anak pertama.
- Usia kehamilan kurang dari 41 minggu.
- Usia ibu hamil lebih dari 30 tahun.
- Skor bishop atau kesiapan leher rahim kurang dari enam.
- Mengalami preeklampsia.
- Berat janin lebih dari 4 kg.
- Ketuban pecah dini.
- Terjadi ketuban pecah dini (KPD).
- Diabetes gestasional.
- Hipertensi kehamilan.
- Oligohidramnion (air ketuban sedikit).
Menurut studi dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology (2021), induksi persalinan dikatakan gagal jika kontraksi tidak kunjung terjadi selang 12–18 jam setelah pemberian oksitosin dan pemecahan ketuban.
Induksi persalinan juga dikatakan gagal jika pembukaan serviks tidak kunjung mencapai 5 cm atau fase persalinan aktif tidak kunjung terjadi setelah 24 jam.
Dalam kondisi tersebut, dokter mungkin memberikan metode induksi lain sambil melakukan pemantauan berkala.
Jika obat induksi yang baru tidak juga berhasil atau ibu sudah tidak bisa menahan rasa sakit, dokter mungkin melanjutkan persalinan melalui operasi caesar.
[embed-health-tool-due-date]
Kapan induksi persalinan harus dibatalkan?
Selain gagal, induksi persalinan mungkin dibatalkan karena beberapa hal berikut.
- Kelelahan ekstrem.
- Krisis emosional.
- Kelainan kontraksi, misalnya tidak punya tenaga untuk membuka serviks.
- Kelainan jalan lahir, misalnya ukuran atau bentuk jalan lahir yang menghalangi proses persalinan.
- Infeksi cairan ketuban, janin, atau selaput korioamnion.
Pembatalan induksi persalinan juga bisa dilakukan karena beberapa faktor dari janin seperti berikut.
- Bayi dalam posisi sungsang.
- Bokong janin berada di bagian bawah leher rahim.
- Prolaps tali pusat, yaitu kondisi ketika tali pusat keluar dari rahim sebelum bayi lahir.
Berbagai kondisi tersebut sering kali tidak bisa diprediksi karena baru terjadi menjelang persalinan.
Karena itulah, ibu sebaiknya melahirkan di rumah sakit jika memiliki kondisi tertentu sehingga dokter bisa langsung mengambil tindakan jika dibutuhkan.
Pengamatan penyebab gagal induksi persalinan lewat partograf
Gagal atau berhasilnya induksi persalinan dapat dipantau melalui partograf. Partograf adalah catatan grafis yang menunjukkan kemajuan persalinan sehingga dokter dapat menentukan keputusan klinis.
Berikut adalah beberapa hal yang akan dicatat petugas kesehatan di dalam partograf.
- Kemajuan persalinan: pembukaan serviks, turunnya kepala janin, dan kontraksi dengan frekuensi per sepuluh menit.
- Kondisi janin: frekuensi denyut jantung janin, kondisi tulang tengkorak janin, serta warna, jumlah, dan lamanya ketuban pecah.
- Variabel lainnya: denyut nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh ibu hamil.
Metode melahirkan ketika induksi persalinan gagal
Ketika induksi persalinan gagal atau menemui hambatan, dokter bisa menyarankan induksi ulang menggunakan metode yang berbeda.
Jika metode induksi lain juga tidak berhasil, dokter biasanya akan melanjutkan persalinan melalui operasi caesar.
Operasi caesar juga bisa menjadi opsi ketika ibu sudah tidak sanggup melanjutkan proses induksi atau terjadi kondisi lain yang mengancam kehamilan. Selalu ikuti saran dari dokter demi kesehatan ibu dan janin.
Persalinan memang menjadi proses yang sering kali tidak bisa diprediksi meski ibu sudah melakukan berbagai persiapan.
Oleh karena itu, ibu tidak perlu menyalahkan diri jika proses persalinan terasa lebih berat dari perkiraan atau tidak sesuai harapan.
Ibu juga tidak perlu membanding-bandingkan proses persalinannya dengan ibu lainnya, sebab setiap kehamilan bisa memberikan pengalaman yang berbeda.
Kesimpulan
- Induksi persalinan memang memiliki peluang untuk gagal. Kegagalan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia kehamilan yang kurang dari 41 minggu, preeklampsia, berat janin lebih dari 4 kg, atau oligohidramnion.
- Induksi dinilai gagal jika kontraksi tidak kunjung terjadi selang 12–18 jam setelah pemberian oksitosin dan pemecahan ketuban.
- Jika induksi tidak berhasil, dokter biasanya akan menyarankan untuk melanjutkan persalinan dengan operasi caesar.