Mendengar tangisan bayi adalah salah satu momen yang melegakan bagi ibu selama proses persalinan. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa ada beberapa kondisi yang bisa membuat bayi lahir tidak menangis?
Mengapa kondisi tersebut bisa terjadi? Apakah Anda harus khawatir karenanya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Bayi tidak menangis saat lahir, normal atau tidak?
Dalam kondisi normal, bayi akan menangis dalam 30 detik sampai 1 menit setelah dilahirkan.
Penyebab bayi menangis segera setelah dilahirkan sebenarnya merupakan bentuk adaptasi si Kecil dengan lingkungannya yang baru di luar rahim.
Selama di dalam kandungan, janin akan bernapas menggunakan tali pusar yang terhubung ke plasenta.
Bayi baru akan menggunakan paru-parunya setelah dilahirkan dan menangis adalah cara untuk mendukung fungsi paru-paru tersebut.
Tangisan bayi yang baru saja dilahirkan juga dapat membantu membersihkan sisa cairan ketuban yang tertinggal di paru-paru. Cairan yang tertinggal justru bisa menyumbat sistem pernapasannya.
Karena itulah, tidak adanya tangisan bayi setelah dilahirkan bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki kondisi medis tertentu, khususnya yang berkaitan dengan fungsi pernapasan.
Apa penyebab bayi tidak menangis setelah dilahirkan?

Ketika menyadari bahwa bayi tidak menangis setelah dilahirkan, dokter akan segera mencari tahu penyebabnya. Pasalnya, kondisi ini bisa berakibat fatal jika dibiarkan.
Berikut adalah beberapa penyebab bayi tidak menangis saat lahir dan penanganan yang umumnya diberikan.
1. Asfiksia
Penyebab bayi tidak menangis saat lahir yang paling umum adalah asfiksia. Ini adalah kondisi saat bayi tidak mendapatkan cukup oksigen sebelum, selama, dan setelah persalinan.
Melansir dari Seattle Children’s, asfiksia bisa disebabkan oleh berbagai kondisi berikut.
- Sumbatan pada jalan napas, misalnya karena tinja, cairan ketuban, atau darah.
- Gangguan pada tali pusat, seperti prolaps tali pusat.
- Masalah plasenta, seperti plasenta terlepas sebelum waktunya atau solusio plasenta.
- Distosia atau persalinan macet saat mencapai bahu bayi.
- Anemia pada ibu atau bayi.
- Infeksi serius pada ibu atau bayi.
- Tekanan darah ibu terlalu tinggi atau rendah selama kehamilan.
Asfiksia pada bayi perlu segera ditangani karena kekurangan oksigen di otak bisa meningkatkan risiko cerebral palsy, autisme, ADHD, hingga kematian.
Penanganan pertama yang dilakukan tim medis adalah menepuk-nepuk atau menggosok perut, punggung, dada atau telapak kaki bayi untuk merangsang pernapasannya.
Jika si Kecil tidak kunjung menangis, dokter akan membersihkan sumbatan pada jalan napas bayi dengan alat pengisap. Bila perlu, dokter bisa melakukan resusitasi jantung-paru dan memasang alat bantu napas.
2. Lahir prematur
Salah satu kekhawatiran terkait bayi yang lahir prematur adalah kemungkinan bahwa organ tubuhnya belum berkembang sempurna, termasuk paru-parunya.
Jika bayi Anda lahir secara prematur dengan kondisi belum memiliki paru-paru yang berfungsi secara optimal, ia mungkin tidak akan menangis.
Sekalipun bayi prematur bisa menangis, dokter biasanya tetap menyarankan perawatan di ruang NICU demi memudahkan pemantauan ketat.
3. Keracunan air ketuban
Air ketuban yang normal memiliki warna bening atau kekuningan. Namun, cairan ini bisa berubah warna menjadi kehijauan ketika tercampur zat-zat lain yang tidak seharusnya, seperti mekonium atau feses pertama bayi.
Bukan hanya mengubah warnanya, campuran mekonium dalam air ketuban yang tertelan oleh janin bisa menyebabkan infeksi pada saluran pernapasannya.
Ketika itu terjadi, fungsi paru-paru bayi akan terganggu sehingga membuatnya tidak menangis saat dilahirkan.
Kondisi ibu yang menyebabkan bayi tidak menangis saat lahir
Selain karena kondisi janin, beberapa kondisi ibu berikut bisa menyebabkan bayi tidak menangis saat dilahirkan.
1. Diabetes gestasional
Tingginya kadar gula darah pada ibu hamil dengan diabetes gestasional ternyata bisa menghambat proses perkembangan paru-paru janin.
Sebagai dampaknya, bayi mungkin mengalami gangguan pernapasan sehingga tidak bisa menangis saat dilahirkan.
Oleh karena itu, pastikan untuk tetap melakukan pemeriksaan rutin kehamilan meski Anda tidak memiliki keluhan tertentu saat hamil.
2. Preeklampsia

Sebuah studi di Magetan pada 2021 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami preeklampsia punya risiko tiga kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan asfiksia.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena hipertensi pada ibu dengan preeklampsia bisa menghambat aliran darah ke plasenta.
Karena aliran darah juga membawa oksigen bagi janin, tersumbatnya aliran darah bisa menyebabkan bayi sulit bernapas saat dilahirkan.
3. Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat terbukti dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada janin, termasuk menghambat perkembangan paru-paru. Karena itulah, ada sejumlah obat yang tidak boleh diminum ibu hamil.
Jika Anda merasa membutuhkan obat-obatan, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter meski obat tersebut sudah biasa Anda minum sebelum hamil.
Kesimpulan
- Normalnya, bayi akan menangis sekitar 30 detik sampai satu menit setelah dilahirkan. Ini adalah bentuk adaptasi paru-paru bayi yang bekerja.
- Penyebab bayi tidak menangis setelah dilahirkan antara lain asfiksia, kelahiran prematur, dan keracunan air ketuban.
- Ibu hamil dengan preeklampsia, diabetes gestasional, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu juga berisiko melahirkan bayi yang tidak langsung menangis. Pasalnya, beberapa faktor tersebut bisa mengganggu proses perkembangan paru-paru.
[embed-health-tool-due-date]