backup og meta

Benarkah Melahirkan Normal Lebih Sakit Daripada Caesar?

Benarkah Melahirkan Normal Lebih Sakit Daripada Caesar?

Terdapat dua pilihan yang bisa Anda pakai untuk melahirkan bayi Anda, melahirkan normal atau dengan cara caesar. Melahirkan dengan cara operasi caesar biasanya direkomendasikan untuk ibu hamil yang mempunyai risiko tinggi jika ia melahirkan normal. Seperti, pada ibu hamil yang mempunyai bayi kembar atau yang mempunyai kondisi medis, misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi. Namun, beberapa ibu hamil yang sehat juga kadang memilih operasi caesar dengan alasan tidak ingin merasakan sakit saat melahirkan. Tapi, apa benar operasi caesar lebih tidak sakit dibandingkan dengan melahirkan normal?

Rasa sakit saat melahirkan caesar vs melahirkan normal

Jika Anda lebih memilih untuk melahirkan dengan cara operasi caesar karena Anda tidak ingin merasakan sakit, mungkin pilihan Anda ini adalah salah. Saat Anda menjalani operasi caesar, mungkin Anda tidak merasakan sakit pada daerah sekitar perut Anda yang dibedah karena Anda telah disuntik obat bius sebelumnya. Berbeda dengan pada saat Anda melahirkan normal, di mana Anda dalam kondisi sadar sepenuhnya dan juga ikut berusaha mengeluarkan bayi, sehingga Anda bisa merasakan sakit.

Namun, bagaimana setelah Anda menjalani operasi caesar? Anda akan mengalami rasa sakit setelah operasi caesar dan mungkin bisa berlangsung lebih lama daripada melahirkan normal. Ingat, operasi caesar merupakan salah satu operasi besar yang melibatkan pembedahan pada perut ibu hamil. Oleh karena itu, jangan heran jika proses pemulihan setelah operasi caesar bisa berlangsung lebih lama daripada Anda melahirkan normal. Luka bekas sayatan operasi Anda membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk pulih dan ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Sedangkan, jika Anda melahirkan normal, Anda hanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk pulih. Jadi, lebih pilih yang mana?

Komplikasi melahirkan caesar vs melahirkan normal

Saat Anda melahirkan normal, Anda mempunyai risiko mengalami vagina robek sehingga perlu dijahit. Hal ini mungkin menyebabkan kelemahan atau cedera pada otot panggul Anda yang mengontrol keluarnya urin dan fungsi usus besar. Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa ibu hamil yang melahirkan normal lebih mungkin untuk mengalami masalah pada usus besar atau mengalami inkontinensia urin dibandingkan dengan yang melahirkan caesar. Ibu yang melahirkan normal juga mungkin akan mempunyai pengalaman urin bocor (ngompol) saat batuk, bersin, atau  tertawa.

Namun dalam beberapa situasi, operasi caesar juga dapat memberi risiko tambahan bagi ibu hamil dibandingkan dengan melahirkan normal. Bahkan, risiko dari operasi caesar bisa lebih membahayakan dibandingkan dengan melahirkan normal. Peningkatan risiko kehilangan darah dan infeksi bisa lebih besar saat Anda melahirkan caesar dibandingkan normal. Organ dalam Anda, seperti usus dan kandung kemih dapat terluka selama operasi.

Selain itu, sebuah penelitian di Prancis juga menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan caesar mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar untuk meninggal daripada ibu yang melahirkan normal. Hal ini bisa terjadi karena peningkatan risiko penggumpalan darah, infeksi, dan komplikasi karena suntikan obat bius (anestesi).

Ditambah lagi, setelah ibu hamil melahirkan caesar, kemungkinan ia akan melahirkan caesar lagi di kehamilan selanjutnya juga lebih besar. Komplikasi kelainan plasenta pada kehamilan selanjutnya juga lebih besar ketika ibu semakin banyak memiliki operasi caesar.

Kesimpulan

Jadi, jika Anda bisa melahirkan normal, mengapa Anda memilih untuk melahirkan dengan cara caesar? Alih-alih ingin menghindari rasa sakit sehingga memilih caesar, namun caesar justru dapat menyebabkan Anda merasakan sakit lebih lama dibandingkan melahirkan normal. Selain itu, caesar juga lebih berisiko dibandingkan dengan melahirkan normal.

Melahirkan dengan cara normal merupakan suatu proses yang alami, tentunya ini lebih aman daripada caesar. Tidak hanya untuk kehamilan Anda yang sekarang, tetapi juga untuk kehamilan Anda selanjutnya.  Selain itu, melahirkan normal juga lebih baik untuk kesuburan Anda kelak.

Untuk mengetahui metode persalinan apa yang tepat untuk Anda, sebaiknya Anda berkonsultasi kepada dokter kandungan. Booking dokter kandungan terdekat dan yang Anda percaya melalui Hello Sehat.

BACA JUGA:

[embed-health-tool-due-date]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Baby Center India. (2015). Caesarean birth: risks and benefits. [online] BabyCenter. Available at: http://www.babycenter.in/a1024955/caesarean-birth-risks-and-benefits [Accessed 13 Jan. 2017].

Nierenberg, C. (2015). Vaginal Birth vs. C-Section: Pros & Cons. [online] Live Science. Available at: http://www.livescience.com/45681-vaginal-birth-vs-c-section.html [Accessed 13 Jan. 2017].

BellyBelly. (2015). Caesarean Section or Vaginal Birth – What Difference Does It Make? | BellyBelly. [online] Available at: https://www.bellybelly.com.au/birth/caesarean-section-or-vaginal-birth/ [Accessed 13 Jan. 2017].

Versi Terbaru

30/09/2022

Ditulis oleh Arinda Veratamala

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Panduan Merawat Bekas Luka Operasi Caesar (Post SC)

10 Pantangan Pasca Operasi Caesar agar Cepat Sembuh


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 30/09/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan