Memilih metode persalinan caesar atau normal mungkin bisa menjadi pertimbangan besar bagi calon orangtua.
Meskipun begitu, perlu diketahui bahwa sebenarnya tidak ada metode persalinan yang “paling baik” karena masing-masing memiliki tujuan agar sang ibu dan bayi lahir dengan sehat serta selamat.
Namun, sebenarnya adakah perbedaan bayi yang lahir sesar dengan normal? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Alasan bayi lahir caesar atau normal
Persalinan metode caesar biasanya disarankan dokter ketika kondisi kehamilan ibu terlalu berisiko, sehingga tidak memungkinan untuk melahirkan normal.
Menurut situs Mount Sinai, operasi sesar mungkin diperlukan demi keselamatan sang ibu dan bayi dengan alasan, seperti:
- infeksi herpes genital aktif,
- fibroid rahim yang besar di dekat leher rahim,
- melakukan operasi caesar pada kehamilan sebelumnya,
- memiliki panggul kecil, atau
- kondisi ibu terlalu lemah karena penyakit yang serius.
Bahkan, terkadang proses persalinan yang memakan waktu terlalu lama akibat posisi bayi sungsang atau bayi yang sangat besar juga memerlukan operasi caesar.
Kendati begitu, menjalani operasi caesar adalah prosedur yang aman dengan komplikasi yang juga terbilang rendah.
Perbedaan bayi lahir sesar atau normal
Meskipun semua metode persalinan sama-sama memiliki tujuan yang baik, nyatanya ada sejumlah perbedaan bayi yang lahir sesar dengan normal, di antaranya sebagai berikut.
1. Paparan bakteri yang membentuk sistem imun
Hal utama yang perlu Anda ketahui adalah adanya perbedaan paparan bakteri yang membentuk sistem imun bayi lahir caesar atau normal.
Bayi yang lahir melalui operasi sesar tidak melewati jalan lahir ibu, sehingga mereka tidak terpapar dengan bakteri baik atau mikroba yang ada pada saluran lahir ibu.
Tahukah Anda?
Tak heran, jika anak-anak yang lahir melalui operasi sesar lebih mungkin mengalami keterlambatan perkembangan imunologi yang membuat mereka rentan terserang penyakit.
Lain halnya dengan bayi lahir melalui persalinan normal yang terpapar mikroorganisme dari lingkungan sekitar, seperti kulit dan saluran lahir ibu.
Hal tersebut dapat membantu membentuk mikroflora usus yang sehat dan respons imun lebih baik terhadap patogen.
2. Berisiko terkena asma
Bukan tidak mungkin bayi lahir sesar memiliki sistem imun yang sehat. Akan tetapi, mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan, salah satunya asma.
Mengingat, bayi lahir sesar tidak terpapar bakteri pada vagina ibu yang penting untuk perkembangan kekebalan tubuh dan mencegah asma.
Terbukti dalam situs Rutgers, para peneliti menemukan bahwa persalinan melalui operasi caesar dikaitkan dengan risiko asma dan alergi di kemudian hari yang meningkat lebih dari dua kali lipat.
Meski begitu, risiko asma dan alergi dapat diperparah dengan adanya faktor keturunan atau riwayat asma dari keluarga.
3. Meningkatkan risiko mengalami obesitas
Bayi yang lahir sesar memiliki pola mikrobiota usus berbeda daripada bayi yang lahir secara normal, dimana bayi lahir sesar tidak terpapar bakteri baik di jalan lahir Ibu yang bisa mempengaruhi perkembangan mikrobiota usus mereka.
Selain tidak memperoleh bakteri baik, bayi lahir sesar juga lebih rentan mengalami infeksi yang dapat mengganggu metabolisme dan penyerapan nutrisinya sehingga lebih berisiko mengalami obesitas di masa depan.
4. Proses bonding antara bayi dan ibu terhambat
Hal lain yang paling dirasakan perbedaan bayi lahir caesar atau normal adalah proses bonding antara bayi dan ibu terhambat.
Saat menjalani operasi caesar, sang ibu dan bayi tidak bisa melakukan skin to skin. Padahal kontak kulit atau skin to skin ini menjadi salah satu cara yang paling mudah untuk mempererat ikatan batin bayi dengan orang tuanya.
Selain bayi akan merasa lebih aman dan nyaman, ternyata melakukan kontak kulit dengan kulit, juga dapat melancarkan proses menyusui bayi. Apabila bayi mendapatkan cukup ASI, sistem kekebalan tubuhnya juga akan meningkat.
5. Mengalami masalah menyusui
Setelah menjalani operasi caesar, biasanya ibu membutuhkan waktu untuk pulih dari prosedur bedah ini.
Proses pemulihan pasca-operasi ini dapat menghambat kemampuan ibu untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
Seperti yang Anda ketahui, inisiasi menyusui dini memiliki manfaat besar untuk bayi. Sebab, ASI pertama yang diberikan sesaat setelah melahirkan kaya akan kolostrum.
Selain itu, cairan kuning keemasan yang ada pada ASI juga tinggi nutrisi untuk membangun sistem kekebalan bayi.
Cara mengatasi risiko kesehatan bayi lahir caesar atau normal
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sistem imunitas bayi lahir sesar yang tidak terbentuk sempurna sejak ia dilahirkan membuatnya jadi lebih rentan terserang penyakit.
Kendati begitu, Anda tidak perlu takut atau bahkan menghindari persalinan dengan operasi caesar terlebih bila kondisi diri dan janin dalam kandungan tidak memungkinkan untuk melahirkan normal.
Adapun cara yang bisa Anda lakukan untuk menjaga daya tahan tubuh si Kecil adalah dengan memberikan ASI eksklusif.
Pasalnya, ASI mengandung nutrisi penting yang lengkap termasuk prebiotik dan probiotik atau kombinasi keduanya dikenal sebagai sinbiotik.
Kandungan sinbiotik sangat bermanfaat untuk mendukung sistem imun dan menjaga keseimbangan bakteri baik di saluran pencernaan pada bayi lahir caesar.
Namun, jika terdapat kendala terkait ASI, seperti ASI seret dan tidak bisa mencukup kebutuhan si kecil lahir sesar, Mama bisa konsultasikan dengan dokter ataupun konselor laktasi terkait nutrisi pengganti ASI untuk memenuhi kebutuhan sinbiotik (prebiotik FOS:GOS dan probiotik B.Breve) si kecil lahir sesar.
[embed-health-tool-due-date]