Meninggal saat melahirkan kerap menjadi momok bagi ibu hamil yang telah memasuki fase persalinan. Ini memang merupakan salah satu komplikasi persalinan yang patut diwaspadai.
Apa saja faktor yang dapat menyebabkan seorang ibu meninggal saat melahirkan? Mengapa kasus kematian ibu di Indonesia sangat tinggi? Simak jawabannya dalam uraian berikut.
Mengapa kasus kematian ibu di Indonesia sangat tinggi?
Kematian ibu saat melahirkan bisa disebabkan oleh kondisi ibu pada masa kehamilan, persalinan, atau dalam waktu 42 hari setelah melahirkan (masa nifas).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa pada 2020, ada 800 kasus kematian pada ibu hamil dan melahirkan per harinya di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, angka kematian ibu sepanjang tahun 2015 adalah sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI, penyebab terbesar kematian ibu tahun selama tahun 2010 sampai 2013 adalah perdarahan setelah melahirkan.
Dalam laporan yang diterbitkan Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, sebagian besar kasus ibu meninggal saat melahirkan disebabkan oleh terbatasnya akses untuk mendapatkan fasilitas atau pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Ini terutama dialami ibu yang berada di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) yang memang rentan mengalami kematian saat melahirkan.
Selain itu, kasus ibu meninggal saat melahirkan juga diperburuk oleh kurang meratanya:
- penyediaan fasilitas pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK),
- pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED),
- pos pelayanan terpadu (Posyandu),
- unit transfusi darah, dan
- akses jalan menuju tempat pelayanan kesehatan, khususnya di daerah terpencil.
Hal ini yang membuat ibu sulit menjangkau fasilitas kesehatan sehingga terlambat mendapatkan pertolongan ketika mengalami komplikasi selama kehamilan dan melahirkan.
Penyebab ibu meninggal saat dan setelah melahirkan
Berikut ini merupakan beberapa penyebab ibu meninggal saat atau setelah melahirkan.
1. Perdarahan berat
Perdarahan umum terjadi saat persalinan. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, perdarahan bisa semakin parah dan bahkan bisa menyebabkan ibu meninggal setelah melahirkan.
Perdarahan bisa terjadi saat Anda memilih untuk melahirkan dengan cara normal maupun operasi caesar. Perdarahan setelah melahirkan terjadi karena vagina atau leher rahim robek.
Namun, perdarahan juga bisa terjadi saat rahim tidak berkontraksi setelah melahirkan. Biasanya, perdarahan berat disebabkan oleh masalah plasenta selama kehamilan, seperti abruptio plasenta.
2. Infeksi postpartum
Infeksi postpartum bisa terjadi jika ada bakteri masuk ke tubuh ibu hamil dan tubuhnya tidak bisa melawan. Beberapa infeksi bisa sampai menyebabkan ibu meninggal setelah melahirkan.
Ibu hamil yang terinfeksi kelompok bakteri Streptokokus B dapat mengalami sepsis (masuknya infeksi ke dalam darah).
Sepsis dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penggumpalan darah pada ibu hamil sehingga menghalangi aliran darah ke organ penting ibu, seperti otak dan jantung.
Hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ dan bahkan kematian pada ibu yang melahirkan.