Salah satu ketakutan yang mungkin kerap tidak dibicarakan ibu hamil ketika mendekati waktu persalinan adalah tentang risiko meninggal saat melahirkan. Padahal, kejadian kasus ini masih cukup tinggi di Indonesia.
Lantas, kondisi seperti apa yang bisa meningkatkan risiko seorang wanita meninggal saat melahirkan? Adakah cara untuk mencegahnya? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Penyebab ibu meninggal saat dan setelah melahirkan
Kematian ibu saat melahirkan pada dasarnya bisa disebabkan oleh kondisi ibu selama masa kehamilan, persalinan, atau dalam kurun waktu 42 hari setelah melahirkan (masa nifas). Berikut adalah berbagai kondisi yang bisa menjadi pemicunya.
1. Perdarahan berat

Perdarahan adalah kondisi yang umum terjadi selama persalinan. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, perdarahan bisa semakin parah sampai akhirnya menyebabkan ibu meninggal setelah melahirkan.
Kondisi yang disebut perdarahan postpartum ini biasanya disebabkan oleh robeknya leher rahim, kelainan pembekuan darah, hingga tersisanya plasenta di dalam rahim.
Perdarahan juga bisa terjadi saat rahim tidak berkontraksi setelah melahirkan. Kondisi satu ini biasanya disebabkan oleh gangguan plasenta selama kehamilan, seperti abruptio plasenta.
2. Infeksi postpartum
Karena satu dan lain hal, seperti kurangnya kebersihan prosedur melahirkan dan perawatan selama masa nifas, ibu hamil bisa mengalami infeksi postpartum.
Jika tidak segera diatasi, infeksi postpartum bisa menimbulkan berbagai komplikasi persalinan. Pasalnya, infeksi yang masuk melalui Miss V memiliki peluang lebih besar untuk terbawa oleh darah sehingga menyebabkan sepsis.
Sepsis adalah reaksi ekstrem kekebalan tubuh saat melawan infeksi. Karena kondisi ini, berbagai bagian tubuh akan mengalami peradangan parah sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan organ. Kondisi inilah yang kemudian bisa menyebabkan kematian saat atau setelah melahirkan.
3. Preeklampsia
Komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia ternyata bisa meningkatkan risiko seorang wanita meninggal saat melahirkan. Ketika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, preeklampsia bisa berkembang menjadi eklamsia.
Eklampsia merupakan komplikasi preeklamsia yang ditandai dengan kejang-kejang dan perlu segera mendapatkan penanganan medis.
Preeklamsia dan eklamsia juga telah dikaitkan sebagai faktor penyebab sindrom HELLP. Ini adalah kondisi saat seorang wanita mengalami pecah sel darah merah atau hemolisis (H), kerusakan hati atau elevated liver enzymes (EL), dan penurunan triombosit atau low platelets count (LP) secara bersamaan.
4. Emboli paru
Kondisi lain yang bisa menjadi alasan kenapa wanita bisa meninggal saat melahirkan adalah emboli paru. Ini adalah kondisi saat pembuluh darah paru-paru tersumbat oleh gumpalan darah.
Gumpalan tersebut biasanya berasal dari gumpalan darah di kaki atau paha (deep vein thrombosis (DVT)) yang pecah dan mengalir ke paru-paru.
Emboli paru akan menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah sehingga menimbulkan gejala, seperti sesak napas, nyeri dada, hingga baruk yang disertai darah.
Jika dibiarkan, emboli paru bisa menyebabkan kematian jaringan paru-paru, aritmia, hingga henti jantung.
5. Kardiomiopati
Selama kehamilan, fungsi jantung wanita cenderung mengalami perubahan. Hal inilah yang membuat ibu hamil dengan riwayat penyakit jantung lebih rentan mengalami komplikasinya.
Salah satu komplikasi penyakit jantung yang berisiko meningkatkan seorang wanita meninggal saat melahirkan adalah kardiomiopati.
Pasalnya, kardiomiopati bisa menyebabkan gagal jantung dan penumpukan cairan di paru-paru.
Mengapa kasus kematian ibu melahirkan di Indonesia sangat tinggi?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatatkan bahwa pada tahun 2020, ada 800 kasus kematian pada ibu hamil dan melahirkan per harinya di seluruh dunia.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa kasus kematian ibu melahirkan di Indonesia pada tahun 2020 lalu masih menyentuh angka 189 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini membuat Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di ASEAN.
Masih dari laporan yang sama disebutkan bahwa penyebab utama kematian saat melahirkan adalah perdarahan dan eklamsia. Salah satu faktor yang dinilai menimbulkan kondisi tersebut adalah akses menuju layanan kesehatan berkualitas yang masih terbatas.
Karena itulah, kasus kematian saat melahirkan lebih banyak terjadi di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Tingginya kasus kematian pada ibu saat melahirkan di Indonesia juga diperburuk dengan terbatasnya berbagai hal berikut.
- Penyediaan fasilitas pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (PONEK).
- Pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar (PONED).
- Pos pelayanan terpadu (Posyandu).
- Unit transfusi darah.
Berbagai kondisi tersebut membuat ibu hamil kesulitan atau terlambat mendapatkan pertolongan ketika mengalami komplikasi kehamilan dan melahirkan sehingga berakibat fatal.
Upaya mencegah ibu meninggal saat melahirkan

Risiko ibu meninggal karena melahirkan dapat dikurangi secara signifikan jika masalah pada kehamilan segera ditanggulangi sedini mungkin. Sebab itu, berbagai upaya berikut perlu segera dilakukan.
- Mendapatkan tenaga kesehatan yang terampil saat persalinan dan perawatan pascapersalinan.
- Memiliki akses terjangkau ke rumah sakit atau klinik persalinan yang berkualitas.
- Akses dan pemberdayaan program Keluarga Berencana.
- Memiliki perawatan kehamilan atau antenatal untuk mencegah risiko komplikasi sejak dini.
Ibu juga dianjurkan untuk menjalani persalinan di rumah sakit jika memiliki kondisi kesehatan tertentu. Dengan begini, penanganan bisa segera diberikan apabila terjadi komplikasi.
Kesehatan ibu dan janin adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan keduanya dengan bantuan tenaga kesehatan profesional serta dukungan dari orang di sekitar.
Kesimpulan
- Risiko seorang wanita meninggal saat melahirkan bisa meningkat jika mengalami perdarahan berat, infeksi postpartum, preeklampsia, emboli paru, hingga kardiomiopati.
- Penyebab utama tingginya kasus kematian ibu melahirkan di Indonesia adalah akses ke tempat persalinan memadai yang masih sangat terbatas.
- Demi mengurangi risiko kematian pada ibu, beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan cara melahirkan dengan penampingan tenaga medis profesional, memiliki akses terjangkau dengan rumash sakit, dan menerima perawatan intensif sebelum dan setelah beberapa hari melahirkan.
[embed-health-tool-due-date]