Ketika hamil, ternyata ada beberapa kontraksi yang terjadi hingga menjelang persalinan tiba. Sebenarnya, apa itu kontraksi? Lantas, apa saja jenisnya dan bagaimana cirinya? Simak ulasan lebih lengkapnya di sini.
Kontraksi adalah tanda ibu mau melahirkan
Ada beragam tanda-tanda melahirkan yang muncul sebelum persalinan, baik melahirkan normal maupun operasi caesar.
Selain air ketuban pecah dan terjadi pembukaan lahiran, ada juga kontraksi melahirkan asli yang menjadi ciri-ciri proses persalinan akan segera dimulai.
Namun, jangan tertukar dengan kontraksi palsu (Braxton Hicks) yang kerap sulit dibedakan dengan kontraksi melahirkan asli.
Ciri-ciri kontraksi asli ibu hamil
Sejatinya, mengutip NHS, rasa yang muncul saat kontraksi adalah berupa sensasi seperti otot-otot perut yang mengencang dan mengendur berulang-ulang.
Ketika sudah tiba waktunya melahirkan, ciri-ciri kontraksi persalinan asli ibu hamil adalah terasa lebih lama, lebih kuat, dan lebih sering muncul ketimbang kontraksi palsu.
Selama ciri-ciri kontraksi asli muncul, otot-otot terasa menegang dengan rasa nyeri yang semakin meningkat.
Setelah semua tanda-tanda kelahiran tampak, barulah ibu sudah siap melahirkan satu bayi maupun melahirkan anak kembar.
Dokter akan memberi aba-aba agar ibu menerapkan cara mengejan saat melahirkan bila melalui proses normal dengan posisi persalinan sesuai kenyamanan ibu.
Bila dibutuhkan, dokter dapat menggunakan bantuan alat berupa forceps melahirkan maupun ekstraksi vakum.
Jenis kontraksi asli yang sebaiknya ibu kenali
Jenis kontraksi pada ibu hamil dapat terbagi menjadi dua, yakni asli dan palsu.
Namun, ciri-ciri yang asli dan muncul sebagai tanda persalinan pun bisa berbeda-beda berdasarkan waktu kemunculannya. Berikut adalah jenis-jenisnya yang perlu Anda ketahui.
1. Kontraksi sesaat sebelum melahirkan (early labour)
Kondisi ini ditandai dengan melebarnya mulut rahim atau serviks. Biasanya, leher rahim atau serviks bisa melebar hingga 0-6 sentimeter (cm).
Pada dasarnya, setiap ibu mengalami pertanda mau melahirkan yang berbeda-beda. Beberapa ciri-ciri kontraksi biasanya muncul sebagai berikut.
- Sangat nyeri di punggung.
- Kesulitan bernapas.
- Nyeri panggul.
- Rasanya tubuh sakit mulai dari belakang hingga menjalar ke depan.
- Mengalami kram yang sangat kuat.
- Saat semakin dekat dengan persalinan, kontraksi akan terasa lebih lama.
Melansir dari laman Mayo Clinic, pola berlangsungnya kontraksi ini adalah selama 30-70 detik.
Sementara jeda pada tiap fase biasanya berlangsung selama lima menit atau kurang sedikit dari waktu tersebut.
Pada saat-saat inilah, biasanya seorang ibu hamil segera bersiap untuk ke rumah sakit atau rumah bersalin.
Perlu ibu pahami, kemunculan tanda-tanda melahirkan ini bisa mendadak. Oleh karena itu, pastikan semua persiapan persalinan dan perlengkapan melahirkan sudah disediakan dari jauh-jauh hari sebelumnya.
Jadi, pilihan apakah ibu hamil melahirkan di rumah sakit atau melahirkan di rumah juga sudah ditentukan agar Anda bisa langsung segera ditangani.
2. Kontraksi aktif
Tanda khas dari kondisi ini adalah rasa sakitnya yang terasa lebih hebat dibandingkan dengan sebelumnya.
Hal itu akan membuat leher rahim Anda melebar hingga 10 cm dan menandakan bahwa jalan lahir sudah terbuka.
Biasanya, jenis aktif ini juga akan membuat Anda merasa nyeri punggung hingga kaki. Umumnya, rasa nyeri berlangsung kurang dari satu menit dengan jeda 3-5 menit mereda, kemudian terasa lagi rasa sakitnya.
Semakin mendekati saat keluarnya bayi, mulut rahim akan semakin besar. Ukurannya, yaitu sekitar 7-10 cm.
Pola kontraksinya juga berlangsung lebih lama, yakni selama satu menit hingga 1,5 menit dengan jeda hanya 30 detik hingga dua menit sampai rasa nyeri akan timbul kembali.
Ibu juga mungkin merasa seolah-olah seperti harus buang air besar, tetapi dorongannya benar-benar sangat kuat.
Rasa sakit melahirkan ini semakin hebat ketika kepala bayi mulai bergerak menuruni jalan lahir.
3. Kontraksi prematur
Seperti diketahui, durasi waktu kehamilan normal berlangsung antara 37 hingga 42 minggu. Hal itu diukur dari tanggal periode menstruasi terakhir wanita tersebut.
Sementara itu, persalinan prematur terjadi sebelum minggu ke-37 kehamilan. Pada usia 20 minggu kehamilan, persalinan prematur menyebabkan keguguran atau aborsi spontan.
Persalinan prematur didiagnosis pada wanita dengan usia kehamilan 20 hingga 37 minggu dan memiliki kontraksi uterus yang teratur.
Kondisi tersebut biasanya terjadi sebanyak enam kali atau lebih dalam satu jam.
Hubungi dokter jika Anda mengalami ciri-ciri kontraksi yang rutin selama satu jam bahkan setelah Anda minum segelas air dan sedang beristirahat.
4. Kontraksi saat berhubungan seksual
Berhubungan seksual saat hamil dapat memicu kontraksi hingga meningkatkan risiko persalinan prematur.
Namun, Anda tidak perlu khawatir karena kontraksi yang muncul dapat mereda dengan sendirinya.
Kondisi tersebut terkadang disertai dengan gejala, seperti perdarahan, rasa sakit, keputihan, atau penurunan gerakan janin.
Jika Anda merasa gejala tersebut cukup mengganggu, segera hubungi dokter.
Cara meredakan nyeri saat kontraksi asli mau melahirkan
Kontraksi ibu hamil mau melahirkan kerap menimbulkan rasa nyeri. Namun, ibu dapat melakukan beberapa cara untuk membantu tubuh agar lebih nyaman.
Cara alami ini mencakup teknik pernapasan saat melahirkan, peregangan otot, maupun metode lainnya yang ditujukan untuk membuat tubuh menjadi lebih rileks selama bersalin.
Berbagai trik di bawah ini dapat Anda lakukan di rumah.
1. Membuat diri merasa senyaman mungkin
Cara paling sederhana untuk mengurangi nyeri saat ibu hamil mengalami kontraksi adalah membuat diri merasa senyaman mungkin.
Sebelum bersalin, sempatkanlah untuk mandi air hangat sejenak. Lalu, tempelkan kompres hangat atau dingin pada area yang terasa nyeri.
Pastikan tempat Anda berbaring cukup nyaman dan empuk. Agar tubuh lebih rileks, hiruplah wewangian yang Anda sukai sambil menantikan tanda-tanda melahirkan.
Bila perlu, mintalah pasangan menemani Anda agar Anda merasa lebih tenang selama persalinan.
2. Banyak bergerak dan mengubah posisi tubuh
Selain mengurangi nyeri saat kontraksi, banyak bergerak dan mengubah posisi tubuh adalah cara untuk turut membantu menyesuaikan posisi janin dalam kandungan.
Setiap gerakan yang Anda lakukan dapat mendorong kepala janin menuju jalur lahir, sehingga proses kelahiran menjadi lebih mudah.
Anda bisa mencoba berjalan kaki, berjongkok, duduk di tepi tempat tidur, atau bertumpu pada kedua tangan dan kaki.
Anda juga dapat bergerak-gerak di atas gym ball, yakni bola berukuran besar yang biasa digunakan sebagai alat bantu senam.
3. Menyentuh atau memijat area tubuh tertentu
Memijat tubuh adalah cara sederhana, tapi cukup efektif untuk meredakan nyeri saat kontraksi.
Cobalah minta pasangan untuk memijat tangan, kaki, pelipis, atau bagian tubuh lain yang Anda kehendaki untuk mengalihkan nyeri dan membuat Anda merasa lebih rileks.
Jika pijatan pada ibu hamil malah menimbulkan rasa tidak nyaman, Anda dapat mencoba sentuhan yang lebih lembut.
Mintalah pasangan menggenggam tangan, membelai pipi dan rambut Anda, atau melakukan sentuhan lainnya yang bisa mengurangi nyeri.
Normalkah bila sudah hamil tua tapi belum kontraksi?
Setiap ibu hamil pasti merasakan ‘sensasi’ yang berbeda-beda di usia kehamilan berapa pun, tak terkecuali menjelang hari perkiraan lahir (HPL).
Sebagian besar ibu biasanya memang sudah mulai merasakan pertanda persalinan pada hamil tuanya.
Akan tetapi, jangan khawatir bila Anda belum merasakan kontraksi meski sudah hamil tua.
Selama usia kehamilan masih berada pada kisaran 37 sampai 41 minggu, belum merasakan tanda persalinan apa pun adalah hal yang normal.
Selama masih berada dalam rentang ini, dokter biasanya hanya akan menunggu sampai terlihat adanya ciri-ciri kontraksi asli.
Jika tanda persalinan tak juga muncul bahkan ketika sudah melebihi usia 41 minggu, biasanya diperlukan tindakan induksi persalinan guna merangsang kelahiran.
Induksi persalinan saat usia lebih dari 38 minggu juga diperlukan secara medis jika Anda memiliki komplikasi kehamilan.
Kesimpulan
Kontraksi persalinan asli adalah pertanda ibu hamil mau mulai melahirkan. Kondisi itu terjadi sebagai upaya untuk melancarkan proses keluarnya bayi dari rahim melalui leher rahim (serviks) hingga keluar dari vagina.
[embed-health-tool-due-date]