Tiga kali menghadapi kegagalan membuat kami hampir putus asa. Saya mulai mempertanyakan dosa apa yang pernah saya perbuat sampai Tuhan belum juga mendengar doa kami.
Meski diliputi duka dan kecewa, saya mencoba untuk kembali bangkit. Kami kembali melanjutkan program bayi tabung untuk keempat kalinya. Saya meminta dokter menyuntikkan dua embrio yang sebelumnya dibekukan dan disimpan pada program sebelumnya.
Tak menunggu lama, program bayi tabung yang keempat ini pun gagal. Embrio tersebut sama sekali tak menempel di rahim saya. Dokter menduga hal tersebut disebabkan kondisi stres yang saya alami.
Pada masa itu, suami saya sering dinas ke luar negeri. Sementara saya amat merasa membutuhkannya. Saya menyadari, kehadiran dan dukungan dari pasangan itu sangatlah penting dalam program kehamilan termasuk program bayi tabung ini.
Tak banyak harapan tersisa dalam hati saya. Berulang kali percobaan yang telah dilakukan hanya berbuah kecewa. Saya hampir putus asa.
Berbekal harap yang setipis helai kapas, saya kembali menjalani program bayi tabung untuk kali kelima. Ini adalah kesempatan terakhir kami menjalani IVF karena risikonya akan semakin tinggi jika percobaan kali ini kembali gagal.
Tak ada lagi semangat menggebu seperti saat pertama. Saya dan suami memilih untuk lebih berserah setelah menumpahkan semua harapan pada doa dan usaha.
Efek samping program bayi tabung

Pada program kelima, ada 11 sel telur yang berhasil dibuahi. Saya meminta untuk memasukkan 3 embrio tersebut ke dalam rahim saya dan membekukan sisanya.
Setelah embrio tersebut pindah ke rahim saya, saya kemudian harus dirawat di rumah sakit selama lima hari agar dapat beristirahat total. Namun, tak ada rangsangan embrio sama sekali yang saya rasakan.
Kondisi itu berbeda dengan pasien program bayi tabung lain yang mengalami mual dan muntah-muntah. Saya merasa nyaman seperti biasa saja.
Hal tersebut membuat saya waswas. Apakah embrio tersebut tak bisa berkembang dalam rahim saya seperti kasus sebelumnya? Apa embrionya tidak menempel? Apakah program ini akan kembali gagal? Apakah saya tak akan bisa memiliki kesempatan untuk memiliki anak?
Saya cemas. Semua pikiran negatif memenuhi kepala saya. Namun, sepulang dari rumah sakit perut saya mulai membesar. Ukurannya seperti kehamilan usia trimester ketiga. Saya merasa amat sesak, kembung, dan tidak merasa nyaman sama sekali menjalani berbagai aktivitas.
Dokter berkata bahwa kondisi yang saya alami adalah sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulate syndrome/OHSS). Saya mengalami komplikasi akibat suntik rangsangan hormon yang saya lakukan.
Ovarium saya, menurut dokter, menghasilkan sel telur lebih banyak dari kondisi normal. Sebelum sel telur itu luruh semua, embrio bayi tabung masuk ke dalam rahim saya.
Saya cuma bisa tiduran setengah duduk hampir sepanjang waktu. Jika saya rebahan, cairan di dalam perut bisa masuk paru-paru. Hal tersebut harus saya lakukan selama dua minggu.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar