backup og meta

10 Mitos Kesuburan yang Banyak Dipercaya, Bagaimana Faktanya?

10 Mitos Kesuburan yang Banyak Dipercaya, Bagaimana Faktanya?

Proses mendapatkan momongan terkadang tidak mudah untuk beberapa pasangan. Banyaknya mitos tentang kesuburan malah bisa membuat Anda makin merasa khawatir. Lantas, apa saja mitos tersebut? Bagaimana dengan faktanya? Simak uraiannya berikut ini.

Beragam fakta di balik mitos seputar kesuburan

Petuah-petuah mengenai kesuburan cara cepat hamil sering kali terdengar, baik dari orang tua atau teman dekat. Hal ini utamanya terjadi bila Anda dan pasangan baru saja menikah. 

Nasihat tersebut umumnya berasal dari pesan turun-temurun yang disampaikan dari mulut ke mulut. Oleh sebab itu, banyak di antaranya tidak bisa dipastikan secara ilmiah.

Untuk menjawab rasa penasaran Anda dan pasangan, berikut ini adalah penjelasan dari ragam mitos seputar kesuburan yang sering kali dibahas dalam masyarakat.

1. Minum pil KB bikin wanita kurang subur

pil kb yang bagus

Beberapa wanita berpikir bahwa saat berhenti minum pil KB, dibutuhkan waktu 6–12 bulan agar siklus menstruasi menjadi normal kembali.

Efek pil KB relatif cepat hilang. Sebuah penelitian terhadap lebih dari 14.000 wanita menemukan bahwa 83,1% peserta mengalami kehamilan dalam 12 bulan setelah berhenti minum pil KB.

Apabila Anda tidak haid dalam tiga bulan setelah berhenti minum pil KB, hubungi dokter untuk mengetahui apakah terdapat masalah yang memengaruhi produksi sel telur.

2. Membuat wanita hamil itu mudah

Faktanya, proses pembuahan tidaklah semudah itu. Ada beberapa pasangan yang bisa hamil dalam sekali berhubungan, tetapi banyak juga yang butuh usaha lebih banyak.

Selama Anda dan pasangan berhubungan intim pada waktu yang tepat, proses pembuahan sebenarnya dapat terjadi dengan cepat.

Pembuahan terjadi ketika sperma bertemu dan membuahi sel telur. Namun, untuk menuju sel telur, sperma harus melewati tuba falopi yang menghubungkan rahim dan indung telur.

Tidak semua sperma yang masuk bisa bertahan pada area ini. Akibatnya, kualitas sperma yang buruk mungkin bisa membuat wanita lebih sulit untuk hamil.

3. Kualitas sperma lebih baik setelah 10 hari tidak ejakulasi

Untuk mendapatkan sperma yang sehat, pria disarankan untuk “berpuasa”. Hal ini artinya pria tidak boleh melakukan ejakulasi, baik melalui hubungan intim atau masturbasi.

Kualitas terbaik sperma adalah yang dihasilkan dengan berejakulasi setiap dua hingga tiga hari.

Studi dalam Journal of Assisted Reproduction and Genetics (2017) menyebutkan bahwa “puasa” ejakulasi ini membantu meningkatkan volume air mani dan jumlah sel sperma.

Banyak orang justru percaya bahwa “puasa” ejakulasi lebih lama itu lebih baik. Padahal, mitos kesuburan ini malah menyebabkan lebih banyak sperma yang rusak saat ejakulasi.

4. Perempuan masih bisa cepat hamil setelah usia 40 tahun

mencoba hamil setelah usia 35 tahun

Usia faktanya menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuburan wanita. Rata-rata, wanita sehat yang berusia 40 tahun atau lebih hanya memiliki 5% kesempatan untuk hamil.

Bahkan dengan prosedur bayi tabung (IVF) di Amerika Serikat, perempuan berusia 41–42 tahun hanya berpeluang 13,4% untuk mengalami persalinan dengan bayi yang bertahan hidup.

Temui dokter bila Anda ingin hamil saat usia 35 tahun ke atas. Tak hanya lebih sulit, kehamilan pada usia tua juga membawa risiko keguguran dan cacat lahir yang lebih tinggi.

5. Harus menunggu setahun sebelum periksa kesuburan

Secara umum, ketidaksuburan atau infertilitas diartikan sebagai kondisi ketika pasangan belum bisa hamil meski telah berhubungan seksual tanpa alat pengaman secara teratur.

Anda dan pasangan bisa mengalaminya bila telah mencoba memiliki anak dengan cara alami setidaknya dalam jangka satu tahun.

Fakta yang perlu diketahui yakni Anda dan pasangan tidak perlu menunggu setahun untuk bisa periksa kesuburan. Pemeriksaan justru dapat mengungkap mengapa kehamilan belum terjadi.

6. Tunggu suhu tubuh naik sebelum berhubungan

Salah satu mitos populer mengenai kesuburan yakni melakukan hubungan seksual ketika suhu tubuh wanita naik. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Memang, salah satu ciri masa subur wanita yakni kenaikan suhu basal tubuh sekitar 0,4–0,8°C. 

Kenaikan suhu tubuh saat istirahat ini menandakan bahwa tubuh wanita sudah melepaskan sel telur atau ovulasi dalam 12–24 jam terakhir.

Namun, Anda tidak harus menunggu sampai suhu tubuh naik untuk berhubungan. Waktu yang baik sebenarnya adalah sebelum masa ovulasi dimulai.

Berapa suhu basal tubuh normal?

Rata-rata suhu basal tubuh berkisar antara 35,5—36,6°C dalam kondisi normal. Salah satu faktor yang memengaruhinya ialah kadar progesteron yang meningkat saat ovulasi.

7. Masalah kesuburan hanya dialami wanita

Ketidaksuburan tidak hanya dipengaruhi oleh pihaak wanita. Pria juga dapat mengalami masalah kesuburan, misalnya karena gangguan pada sperma atau kelainan hormonal.

Bahkan, sejumlah pakar menyebutkan bahwa sepertiga kasus susah hamil pada pasangan berkaitan dengan infertilitas atau masalah kesuburan pada pria.

Maka dari itu, hal ini termasuk mitos terkait kesuburan. Gangguan kesuburan merupakan isu yang memengaruhi kedua jenis kelamin dengan penyebab yang bervariasi. 

8. Obat penyubur kandungan yang mahal lebih efektif

minum obat

Fakta lainnya yang perlu Anda ketahui adalah tak selamanya obat penyubur kandungan yang mahal lebih ampuh untuk meningkatkan kesuburan.

Berkonsultasi dengan dokter adalah hal utama yang perlu dilakukan pasangan setelah mencoba berbagai cara untuk hamil. Jadi, dokter bisa mendiagnosis dan menentukan perawatan yang tepat.

Obat penyubur kandungan, seperti clomiphene citrate, tidak boleh Anda konsumsi sembarangan. Tipe obat ini hanya diperlukan bagi Anda yang mengalami kondisi medis tertentu.

9. Perawatan kesuburan bisa membantu hamil anak kembar

Secara umum, wanita yang berhasil melakukan bayi tabung (IVF) memperoleh satu anak. Akan tetapi, tetap ada kemungkinan Anda mengalami hamil anak kembar.

Ketika IVF, ada lebih dari satu embrio yang masuk ke rahim. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.

Perlu diingat bahwa kehamilan kembar mungkin lebih berisiko. Beberapa risiko tersebut yakni hipertensi gestasional, preeklampsia, hingga twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS).

10. Konsumsi pisang non-organik bisa bikin pria mandul

Mitos lain yang sering diperbincangkan seputar kesuburan adalah konsumsi pisang non-organik yang diyakini membuat pria tidak subur hingga mandul.

Klaim ini didasari oleh adanya laporan mengenai zat kimia yang digunakan selama proses pertumbuhan pisang. Zat kimia ini dinilai memiliki efek negatif pada sperma. 

Namun, hingga saat ini tidak ada bukti klinis bahwa semua pria yang mengonsumsi pisang non-organik mengalami dampak yang sama pada kesuburannya.

Kesimpulan

  • Terdapat banyak mitos seputar kesuburan yang tidak selalu memiliki dasar ilmiah.
  • Perlu dipahami bahwa masalah kesuburan atau infertilitas bukan hanya masalah pada wanita. Pria juga berisiko untuk mengalaminya.
  • Jika Anda dan pasangan kesulitan untuk hamil meski sudah berhubungan secara rutin, konsultasikanlah dengan dokter untuk menentukan perawatan yang tepat.

[embed-health-tool-due-date]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

6 Myths About Fertility. (2018). Northwestern Medicine. Retrieved September 19, 2023, from https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/6-myths-about-fertility

Infertility. (2017). MedlinePlus. Retrieved September 19, 2023, from https://medlineplus.gov/infertility.html

Conception: Fertilization, Process & When It Happens. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved September 19, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11585-conception

Fertility drugs. (2023). Human Fertilisation & Embryology Authority. Retrieved September 19, 2023, from https://www.hfea.gov.uk/treatments/explore-all-treatments/fertility-drugs/

Understanding risks of a multiple pregnancy. (n.d.). University of Rochester Medical Center. Retrieved September 19, 2023, from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=85&ContentID=P08021

National Summary Report. (2020). The Society for Assisted Reproductive Technology. Retrieved September 19, 2023, from https://www.sartcorsonline.com/rptCSR_PublicMultYear.aspx?ClinicPKID=0

Girum, T., & Wasie, A. (2018). Return of fertility after discontinuation of contraception: a systematic review and meta-analysis. Contraception and reproductive medicine, 3, 9. https://doi.org/10.1186/s40834-018-0064-y

Hanson, B. M., Aston, K. I., Jenkins, T. G., Carrell, D. T., & Hotaling, J. M. (2018). The impact of ejaculatory abstinence on semen analysis parameters: a systematic review. Journal of assisted reproduction and genetics, 35(2), 213–220. https://doi.org/10.1007/s10815-017-1086-0

Versi Terbaru

26/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

14 Pilihan Buah untuk Mendukung Keberhasilan Promil

Apakah Puasa Memengaruhi Kesuburan Seseorang?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 26/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan