Hasil penelitian ini menemukan adanya penurunan sel telur yang signifikan dengan cepat. Kualitas sel telur juga akan semakin memburuk saat usia perempuan bertambah dan hal ini akan meningkatkan risiko bayi terlahir dalam keadaan tidak sehat.
Dari hasil penelitian juga diketahui, rata-rata perempuan dilahirkan dengan 300.000 sel telur. Tapi, jumlah ini menurun pada tingkat yang jauh lebih cepat dibanding dugaan awal. Penelitian dilakukan dengan melihat data 325 perempuan di Inggris, AS dan Eropa dari berbagai usia untuk melihat sel telur.
Data tersebut kemudian dibuat grafik mengenai penurunan rata-rata potensi cadangan ovarium sepanjang hidup perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa 95 persen perempuan pada usia 30 tahun hanya mempunyai maksimal 12 persen cadangan ovarium dan pada usia 40 tahun hanya tiga persen yang tersisa. Hal ini yang menyebabkan wanita di atas usia 35 tahun lebih susah hamil.
Bukan hanya susah hamil, hamil di usia ini memiliki banyak risiko
Lebih lanjut, hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan besar jumlah sel telur di antara perempuan. Beberapa perempuan ada yang memiliki sel telur lebih dari 2 juta sel telur, dan sebagian ada juga yang hanya memiliki sedikitnya 35.000 sel telur.
Lewat penelitian ini, perempuan juga diingatkan agar tidak terlambat atau bahkan menunda rencana kehamilan, karena kesuburan perempuan menurun setelah usia pertengahan tiga puluhan.
Selain risiko melahirkan bayi dengan sindroma down, risiko keguguran dan melahirkan dengan operasi caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga memiliki risiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan. Walaupun risiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35 tahun ke atas, risiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar