Istilah aspermia mungkin terdengar awam bagi sebagian orang, padahal mungkin ada banyak pria yang mengalami kondisi ini tanpa menyadarinya. Apa itu aspermia dan apa dampaknya terhadap kesehatan reproduksi pria? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu aspermia?
Aspermia adalah kondisi tidak keluarnya air mani (semen) saat ejakulasi. Padahal, ejakulasi sendiri adalah proses keluarnya air mani ketika pria mencapai orgasme (puncak rangsangan seksual).
Tidak keluarnya semen saat orgasme membuat beberapa ahli kesehatan menyebut kondisi ini sebagai ejakulasi kering atau orgasme kering (dry orgasm).
Perlu digarisbawahi bahwa aspermia menandakan tidak keluarnya air mani dari penis, tetapi bukan berarti tubuh tidak memproduksinya, seperti dikutip dari situs Mayo Clinic.
Jadi, sebenarnya sperma dan air mani tetap diproduksi. Hanya saja, keduanya tidak keluar melalui lubang penis, melainkan masuk ke kandung kemih. Ini disebut ejakulasi retrograde.
Dalam kasus lain, ejakulasi kering menandakan bahwa tubuh tidak memproduksi air mani dalam jumlah yang cukup untuk bisa dikeluarkan.
Istilah aspermia dan azoozpermia sering kali disamaartikan, padahal keduanya berbeda. Azoospermia adalah tidak adanya sperma pada air mani saat ejakulasi.
Jadi, air mani yang keluar hanya mengandung cairan prostat, cairan dari kelenjar Cowper, dan cairan dari vesikula seminalis.
[embed-health-tool-ovulation]
Tanda dan gejala aspermia

Pria dengan kelainan sperma dan air mani ini biasanya mengalami gejala sebagai berikut.
- Tidak ada cairan yang keluar dari penis secara intens saat ejakulasi
- Orgasme tetap terjadi, tetapi cairan mani tidak keluar dari penis.
- Infertilitas (masalah kesuburan).
- Beberapa kasus menyebabkan air kencing keruh karena air mani tercampur dengan urine.
- Pada tahap awal, air mani mungkin keluar, tetapi secara perlahan menjadi sedikit dan tidak keluar sama sekali.
Setiap pria dapat mengalami gejala aspermia yang berbeda-beda, tergantung penyebab dan keparahan kondisinya.
Penyebab aspermia
Orgasme kering sebenarnya bisa terjadi saat Anda berhubungan seks, terutama bila Anda sudah mengalami multiorgasme (orgasme berulang kali) dalam waktu singkat.
Jadi, ada air mani yang keluar saat ejakulasi pertama, kedua, maupun ketiga. Namun pada ejakulasi selanjutnya, orgasme kering bisa terjadi.
Anda tidak perlu khawatir karena kondisi ini bisa membaik dalam beberapa jam setelah tubuh beristirahat.
Namun, dalam beberapa kasus, aspermia bisa terjadi secara intens dan kondisi berikut bisa menjadi penyebabnya.
- Saluran sperma tersumbat (ejaculatory duct obstruction). Saluran yang mengalirkan air mani dan sperma dari testis ke uretra tersumbat sehingga air mani tidak bisa keluar saat ejakulasi.
- Diabetes. Penyakit ini dapat merusak saraf yang mengontrol ejakulasi dan fungsi kandung kemih. Akibatnya, air mani tidak keluar dan malah masuk ke kandung kemih.
- Masalah genetik pada sistem reproduksi. Kelainan genetik bisa menyebabkan organ reproduksi pria tidak berkembang atau tidak berfungsi dengan baik. Contohnya adalah tidak terbentuknya saluran sperma atau kelenjar penghasil air mani sehingga air mani tidak terbentuk atau tidak keluar.
- Hipogonadisme pria. Testosteron rendah mengganggu produksi sperma dan cairan mani, menyebabkan volume air mani berkurang drastis atau tidak ada sama sekali.
- Multiple sclerosis. Penyakit ini merusak saraf pusat dan bisa mengganggu sinyal saraf yang mengatur ejakulasi sehingga ejakulasi tidak terjadi atau air mani tidak keluar.
- Ejakulasi retrograde. Saat ejakulasi, air mani masuk ke kandung kemih, bukan keluar lewat penis. Kondisi ini terlihat seperti tidak ada air mani yang keluar, padahal sebenarnya ada, tapi arah keluarnya salah.
- Cedera sumsum tulang belakang. Kerusakan pada saraf di sumsum tulang belakang bisa menghambat sinyal yang mengatur ejakulasi dan fungsi kandung kemih, menyebabkan tidak keluarnya air mani.
- Perawatan medis tertentu. Beberapa pengobatan penyakit prostat dapat menyebabkan ejakulasi kering, seperti operasi pengangkatan kandung kemih, operasi laser prostat, operasi pengangkatan prostat, dan terapi radiasi di sekitar panggul.
Diagnosis aspermia
Dokter akan menanyakan keluhan, riwayat kesehatan, dan prosedur medis yang pernah Anda jalani, lalu melakukan pemeriksaan fisik.
Kalau Anda bisa mengalami orgasme, dokter mungkin akan menyarankan tes urine yang dilakukan segera setelah Anda mencapai klimaks.
Dokter akan mengecek apakah ada kandungan air mani di dalam sampel urine Anda.
Pemeriksaan tambahan berupa cek gula darah, tes genetik, dan tes pencitraan mungkin dilakukan untuk menegakkan diagnosis sekaligus mencari tahu penyebabnya.
Pengobatan aspermia
Ada beberapa pilihan pengobatan untuk ejakulasi kering. Supaya lebih jelas, mari simak masing-masing perawatannya.
1. Minum obat
Jika orgasme kering disebabkan oleh ejakulasi retrograde, konsumsi obat pseudoefedrin atau imipramin dapat membantu mengembalikan arah ejakulasi ke uretra.
Akan tetapi, bila kondisinya disebabkan oleh efek samping obat tertentu, menghentikan penggunaan obat tersebut dapat memperbaiki kondisi Anda.
2. Pembedahan
Bila penyebab aspermia adalah sumbatan pada saluran ejakulasi, prosedur seperti transurethral resection of the ejaculatory duct (TURED) dapat dilakukan untuk membuka saluran yang tersumbat.
Dokter akan menggunakan alat khusus yang dimasukkan lewat uretra, lalu memotong atau mengangkat bagian yang menyumbat saluran ejakulasi.
3. Teknologi reproduksi berbantu
Bila pengobatan fokus pada keinginan Anda dan pasangan untuk segera punya momongan, terapi reproduksi bantuan bisa jadi pilihan.
Anda bisa memilih inseminasi buatan (IUI) maupun fertilisasi in vitro (IVF) alias bayi tabung, tergantung kondisi dan kualitas sperma Anda.
Kesimpulan
- Aspermia adalah kondisi tidak keluarnya air mani (semen) saat ejakulasi. Kondisi ini disebut juga orgasme kering atau dry orgasm.
- Tanda utamanya adalah tidak ada cairan yang keluar dari penis secara intens saat ejakulasi. Tubuh tetap memproduksi air mani dan sperma, tetapi keduanya tidak keluar dari penis.
- Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyumbatan pada saluran sperma, ejakulasi retrograde, dan masalah kesehatan tertentu.
- Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan atau pembedahan. Jika aspermia membuat pasangan kesulitan untuk hamil, teknologi reproduksi berbantu seperti inseminasi buatan dan bayi tabung bisa menjadi solusinya.