Analisis sperma adalah prosedur medis yang dilakukan dengan mengambil sampel sperma untuk mengetahui kualitas dan kuantitasnya.
Prosedur ini biasanya dilakukan ketika dokter mencurigai adanya masalah kesuburan pada pria, sebab kondisi ini akan ikut memengaruhi peluang kehamilan.
Lantas, bagaimana prosesnya? Apa yang harus dilakukan setelah Anda mengetahui hasilnya? Berikut penjelasannya.
Tujuan dan manfaat analisis sperma
Sesuai namanya, pemeriksaan sperma dilakukan untuk menganalisis kuantitas dan kualitas sperma.
Tes kesuburan pria ini umumnya dilakukan ketika pasangan yang sudah menjalani program hamil selama 12 bulan tidak kunjung mendapatkan hasil.
Di samping itu, analisis sperma mungkin juga dianjurkan pada pria yang baru saja menjalani vasektomi untuk memastikan tidak ada lagi sperma yang tertinggal di dalam semen (air mani).
Analisis sperma biasanya dilakukan satu bulan setelah vasektomi dan diulangi tiap bulannya sampai tiga kali.
Jenis pemeriksaan ini mungkin juga diperlukan untuk membantu diagnosis sindrom Klinefelter. Ini adalah kondisi yang membuat pria kelebihan kromosom-X sehingga meningkatkan risiko infertilitas.
Bagaimana prosedur pemeriksaan analisis sperma?
Berbagai tahapan berikut akan Anda jalani dengan pemantauan oleh dokter. Anda bisa bertanya pada dokter jika memiliki kekhawatiran tertentu.
1. Persiapan sebelum pemeriksaan analisis sperma
Untuk melakukan analisis sperma, Anda perlu menyerahkan sampel air mani kepada pihak laboratorium.
Saat mengumpulkan sampel, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut.
- Tidak melakukan ejakulasi dalam waktu 2–7 hari sebelum pengambilan sampel.
- Pastikan wadah sampel benar-benar bersih dan bebas dari kontaminasi bahan lainnya. Wadah sampel biasanya disediakan oleh pihak rumah sakit.
- Usahakan tidak menggunakan pelumas saat ejakulasi untuk mendapatkan sampel.
- Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol setidaknya 2–5 hari sebelum pengambilan sampel.
- Hentikan konsumsi obat-obatan yang bisa memengaruhi jumlah sperma, seperti nifedipine dan cimetidine. Bicarakan dengan dokter yang meresepkan obat saat Anda akan uji sperma.
Mengutip laman Medline Plus, sperma harus dianalisis maksimal satu jam setelah dikeluarkan. Inilah mengapa pengambilan sampel biasanya langsung dilakukan di rumah sakit.
Rumah sakit biasanya menyediakan ruangan khusus jika Anda membutuhkan tempat untuk masturbasi.
Ketika masturbasi, pastikan tangan Anda bersih dan usahakan untuk menampung semua cairan yang keluar saat ejakulasi pertama.
Selain itu, dokter mungkin meminta Anda mengumpulkan dua sampel atau lebih dalam kurun waktu 1–2 minggu. Cara ini dilakukan supaya hasilnya akurat, mengingat jumlah dan kualitas sperma bisa berubah-ubah.
2. Proses pemeriksaan sperma
Melansir dari Cleveland Clinic, berikut adalah berbagai poin yang akan dianalisis selama pemeriksaan sperma.
- Tingkat keasaman atau pH.
- Volume air mani dalam sampel.
- Jumlah sperma yang hidup per mililiter air mani.
- Ukuran dan bentuk sperma.
- Motilitas sperma atau kemampuannya untuk bergerak.
- Kekentalan sperma.
- Ada-tidaknya sel darah putih dalam sperma. Ini bisa menjadi pertanda infeksi atau peradangan.
Hasil pemeriksaan analisis semen
Setelah melakukan analisis, dokter bisa mengetahui kondisi sperma Anda. Berikut adalah kriteria sperma yang sehat.
- Volume sperma: 1,5–5 ml setiap kali ejakulasi.
- Jumlah sperma: minimal 16 juta per mililiter air mani.
- Bentuk sperma: lebih dari 50% berbentuk normal.
- Warna sperma: putih keabu-abuan.
- Kekentalan (waktu sampai sperma mencair): 15–60 menit.
- Tingkat keasaman (pH): 7,2–7,8.
- Pergerakan: setidaknya 42% sperma bergerak normal dengan 30% persen pergerakan progresif (bergerak maju).
- Sel darah putih: kurang dari 1 juta/ml.
Di samping menunjukkan kualitas dan kuantitas sperma, hasil pemeriksaan di atas bisa menunjukkan apakah Anda memiliki masalah tertentu.
Sebagai contoh, sperma yang terlalu basa atau memiliki terlalu banyak sel darah putih bisa menjadi pertanda infeksi.
Sementara itu, warna sperma yang terlalu cokelat atau kemerahan bisa menandakan bahwa ada darah di dalamnya.
Apa yang perlu dilakukan bila hasil sperma kurang baik?
Hasil sperma yang tidak sehat bukan berarti Anda pasti mengalami gangguan kesuburan pada pria.
Pasalnya, banyak faktor yang bisa memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma, seperti tingkat stres, status gizi, dan penyakit tertentu.
Oleh karena itu, dokter mungkin menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan ulang.
Jika hasilnya kembali abnormal, dokter mungkin melakukan pemeriksaan tambahan, seperti tes genetik, hormon, dan antibodi untuk mendeteksi penyebabnya.
Karena penyebab penurunan kualitas dan kuantitas sperma bisa beragam, dokter akan menentukan perawatan sesuai kondisi yang mendasarinya.
Di samping itu, dokter mungkin menganjurkan Anda melakukan berbagai upaya berikut untuk meningkatkan kualitas sperma dan jumlahnya.
- Berhenti merokok dan minum alkohol berlebihan.
- Berolahraga secara rutin.
- Mencukupi kebutuhan waktu istirahat.
- Memperbaiki pola makan menjadi lebih sehat.
- Menurunkan berat badan bila mengalami obesitas karena ini bisa menjadi penyebab sperma sedikit.
- Menghindari pemakaian celana dalam terlalu ketat.
- Menerapkan hubungan seksual yang sehat untuk menghindari penyakit menular seksual.
Apabila upaya perbaikan dari dokter dan berbagai cara di atas tidak juga memperbaiki sperma, Anda bisa mempertimbangkan program kehamilan dengan metode teknologi reproduksi berbantu (TRB) seperti inseminasi buatan atau bayi tabung.
Kesimpulan
- Analisis sperma adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas sperma. Dengan begitu, dokter bisa mengetahui kemungkinan penyebab infertilitas pada pria.
- Sebelum mengambil sampel analisis, pastikan Anda tidak melakukan ejakulasi selama beberapa hari, tidak menggunakan pelumas, dan berhenti merokok selama kurang lebih lima hari.
- Jika hasil tes kurang baik, dokter akan mencari tahu penyebabnya dan membuat rencana perawatan untuk memperbaiki kualitas sperma Anda.
[embed-health-tool-ovulation]