backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Telentang?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Telentang?

    Apakah di masa kehamilan ibu mempunyai masalah dalam menentukan posisi tidur yang nyaman? Apalagi, saat kelelahan, ibu hamil sangat membutuhkan tidur yang berkualitas. Namun, hati-hati ketika ibu merasa nyaman dengan posisi tidur telentang saat hamil. Pasalnya, posisi ini tidak disarankan. Lantas, mengapa ibu hamil tidak boleh tidur telentang? Simak dulu penjelasan lengkapnya di sini, yuk, Bu!

    Bolehkah ibu hamil tidur telentang?

    tidur telentang saat hamil

    Selama kehamilan, menjadi hal yang umum terjadi ketika ibu berusaha menemukan posisi tidur yang baik agar merasa nyaman.

    Ditambah, ibu biasanya mengalami masalah atau keluhan saat hamil sehingga menambah rasa tidak nyaman dan sulit tidur.

    Tidur telentang mungkin terasa nyaman karena tidak terganjal dengan perut yang membesar.

    Namun, ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa sebaiknya ibu menghindari tidur telentang. Sebenarnya, mengapa ibu hamil tidak boleh tidur telentang?

    Dikutip dari Pregnancy Birth, and Baby dijelaskan bahwa pada trimester ketiga kehamilan sebaiknya Anda menghindari posisi tidur telentang.

    Hal ini karena tidur telentang di trimester ketiga kehamilan dapat memberikan tekanan pada area pembuluh darah utama.

    Maka dari itu, ini dapat mengurangi produksi aliran darah ke rahim sehingga suplai oksigen bayi pun menjadi terbatas.

    Tidak hanya itu saja, berikut adalah bahaya tidur telentang lainnya bagi ibu hamil.

    • Mengalami sakit punggung.
    • Mengalami gangguan pernapasan.
    • Sistem pencernaan yang bermasalah.
    • Terjadi sembelit hingga wasir.
    • Mengalami tekanan darah rendah.

    Tidur telentang juga dapat meningkatkan risiko stillbirth

    Bahaya lainnya dari tidur telentang bagi ibu hamil adalah risiko terjadinya stillbirth atau bayi lahir dalam keadaan meninggal.

    Penelitian yang dialukan Tommy’s menunjukkan bahwa setelah usia kehamilan 28 minggu, tidur telentang dapat meningkatkan risiko kondisi stillbirth.

    Sebenarnya, posisi janin saat ibu tidur telentang tidak berada di posisi yang mengkhawatirkan.

    Namun, jika ibu tidur telentang di trimester ketiga, gabungan berat bayi dan rahim dapat memberikan tekanan pada organ lainnya di dalam tubuh.

    Oleh karenanya yang terjadi adalah aliran darah serta oksigen pun terhambat sehingga bisa membahayakan ibu serta janin.

    Lalu, bahaya lainnya dari tidur telentang bagi ibu hamil adalah bayi menjadi kurang aktif dan memiliki perubahan pola detak jantung. Ini karena kadar oksigen yang masuk lebih rendah.

    Akan tetapi, ibu hamil tidak perlu khawatir berlebihan. Apalagi, mengingat ibu tidak bisa mengatur posisi saat sedang tidur karena merupakan refleks dan tidak disengaja.

    Penelitian yang dilakukan difokuskan pada posisi saat akan tidur, bukan posisi tidur telentang saat hamil di malam hari setelah terlelap.

    Namun, saat ibu terbangun dan menyadari bahwa posisi tidur adalah telentang, ubahlah langsung dengan posisi tidur yang disarankan.

    Ada juga kemungkinan saat tidur dalam posisi telentang, ibu bisa terbangun karena pergerakan bayi di dalam perut sehingga bisa mengubah posisi tidur.

    Bagaimana posisi tidur yang disarankan untuk ibu hamil?

    tidur telentang saat hamil posisi miring

    Sebagian dokter akan menyarankan ibu hamil tidur dalam posisi miring ke arah kiri. Ini dilakukan untuk membantu menjaga rahim dari tekanan organ hati dan melancarkan pasokan darah.

    Apabila ibu sudah tidur dengan posisi miring ke kiri tetapi selalu kembali ke posisi telentang, coba untuk mengganjal punggung dengan beberapa bantal.

    Jadi, saat akan berubah posisi, tubuh akan tertahan dengan bantal sehingga tidak dalam posisi telentang seutuhnya.

    Walaupun tidak ada kepastian berapa lama batas tidur telentang, tidak ada salahnya untuk mencegah efek atau bahaya yang bisa terjadi pada kandungan.

    Ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaik untuk menghindari terjadinya komplikasi kehamilan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan