backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Memilih Obat Tidur yang Aman untuk Ibu Hamil dan Janin

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/10/2021

    Memilih Obat Tidur yang Aman untuk Ibu Hamil dan Janin

    Sebagian besar ibu hamil mengalami kesulitan untuk tidur, termasuk insomnia, yang mungkin terjadi di tiap trimester kehamilan. Masalah tidur atau insomnia pada ibu hamil ini bisa terjadi karena berbagai penyebab, seperti pergerakan janin, sakit punggung, kaki kram, atau masalah kehamilan lainnya. Lalu, pertanyaannya, apakah ibu hamil boleh mengonsumsi obat tidur untuk mengatasi masalah ini? Adakah obat tidur yang aman untuk ibu hamil?

    Bolehkah ibu hamil minum obat tidur?

    obat penyubur kandungan cepat hamil

    Kurang tidur memang bisa berdampak buruk pada kesehatan, termasuk untuk ibu hamil.

    Bila dibiarkan, ibu hamil bisa kekurangan energi, mudah stres, depresi, hingga berisiko terhadap komplikasi kehamilan.

    Beberapa obat tidur memang disebut aman untuk ibu hamil konsumsi. Meski demikian, minum obat saat hamil bukanlah jalan keluar utama untuk mengatasi masalah tidur ini. 

    Ibu hamil disarankan untuk menggunakan cara yang lebih aman guna mengatasi masalah tidur selama kehamilannya.

    Misalnya, mandi air hangat sebelum waktu tidur, yoga, teknik pernapasan, atau sekadar mendengarkan musik yang membuat ibu hamil rileks.

    Meski demikian, pada gangguan tidur yang parah, obat tidur mungkin saja boleh ibu konsumsi selama kehamilan.

    Namun sebaiknya, tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan mengenai manfaat dan risiko dari konsumsi obat tidur ini.

    Sebab, mengonsumsi obat sembarangan bisa membahayakan kesehatan ibu hamil.

    Tak hanya itu, beberapa obat juga bisa melewati plasenta sehingga dapat memengaruhi perkembangan janin Anda.

    Peringatan ini juga berlaku untuk obat tidur herbal atau yang berlabel ‘alami’ yang mungkin tersedia di apotek.

    Baby Center menyebutkan bahwa sejauh ini tidak ada bukti bahwa pengobatan herbal tertentu aman untuk ibu konsumsi selama kehamilan.

    Jenis obat tidur yang aman untuk dikonsumsi ibu hamil

    tips meminum vitamin untuk ibu hamil

    Seperti penjelasan sebelumnya, masalah tidur selama hamil bisa terjadi karena berbagai penyebab, termasuk RLS (Restless Leg Syndrome) yang umum terjadi saat kehamilan.

    Dengan mengatasi penyebab ini, masalah tidur pada ibu hamil dapat teratasi.

    Oleh karena itu, sebelum memilih obat tidur yang tepat, ibu hamil perlu mengetahui dulu penyebab dari masalah tidur yang Anda alami.

    Anda bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mengetahui penyebab dan mengatasi masalah tidur lebih lanjut.

    Di sisi lain, banyak informasi beredar bahwa ada beberapa obat tidur yang konon aman untuk ibu konsumsi selama kehamilan.

    Benarkah hal tersebut? Berikut adalah daftar obat tidur yang disebut boleh untuk ibu hamil konsumsi dan fakta mengenai keamanannya.

    1. Antihistamines diphenhydramine dan doxylamine

    Obat golongan antihistamin, seperti diphenhydramine dan doxylamine, disebut aman untuk dikonsumsi ibu hamil guna mengatasi masalah tidurnya.

    Bahkan, keduanya dianggap aman untuk ibu hamil konsumsi secara berkelanjutan, tetapi tetap dengan pengawasan dokter kandungan.

    Meski demikian, sebaiknya ibu hamil tidak minum obat diphenhydramine bersamaan dengan temazepan (sejenis obat tidur lainnya).

    Sebab, kombinasi keduanya sering terkait dengan risiko bayi lahir mati (stillbirth). 

    Selain itu, konsumsi obat diphenhydramine dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kontraksi rahim hingga ruptur uteri atau solusio plasenta.

    Oleh karena itu, jika ibu hamil sedang mengonsumsi obat tertentu, sebaiknya habisi dulu obat tersebut baru boleh minum obat lainnya.

    Jika ragu, tanyakan lebih lanjut pada dokter kandungan Anda.

    2. Benzodiazepin dan nonbenzodiazepin

    Benzodiazepin dan nonbenzodiazepin adalah obat tidur yang sering dokter rekomendasikan untuk penderita insomnia dan gangguan kecemasan yang parah.

    Jenis benzodiazepin termasuk temazepam, triazolam, lorazepam, dan clonazepam, sedangkan nonbenzodiazepin, seperti zopiclone dan zolpidem. 

    Untuk ibu hamil, tidak ada jawaban yang pasti mengenai keamanan konsumsi kedua obat tidur ini.

    Sebuah penelitian menyebut, konsumsi obat benzodiazepin saat hamil tidak menimbulkan bibir sumbing pada bayi, tetapi penelitian lain menunjukkan hal sebaliknya.

    Sementara studi lain pada 2015 menyebutkan bahwa konsumsi benzodiazepin dan nonbenzodiazepin dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.

    Bukan hanya itu, obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BLBR), kelahiran secara operasi caesar, hingga menyebabkan masalah pernapasan pada bayi baru lahir.

    Namun, dokter mungkin saja merekomendasikan obat ini untuk ibu hamil pada kondisi tertentu.

    Ini tentu saja berdasarkan pertimbangan manfaat dan risiko untuk ibu hamil.

    Oleh karena itu, selalu pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apapun saat hamil. 

    3. Barbiturat

    Selain dua obat di atas, obat tidur barbiturat, seperti amobarbital, secobarbital, dan pentobarbital juga disebut boleh dan aman untuk dikonsumsi ibu hamil. 

    Meski demikian, terdapat laporan mengenai penggunaan amobarbital saat hamil dan risikonya terhadap cacat lahir, terutama pada ibu yang meminum obat ini di trimester pertama.

    Selain itu, disebutkan pula, mengonsumsi obat barbiturat apapun saat mendekati waktu persalinan dapat memberikan efek sedasi pada bayi baru lahir selama beberapa hari.

    Meski demikian, hasil penelitian mengenai efek obat tersebut saat kehamilan masih terbatas. 

    Jika ibu hamil mengalami masalah susah tidur dan merasa butuh obat tidur, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter untuk tahu penanganan yang paling tepat.

    Bila dokter menyatakan ibu hamil boleh dan aman minum obat tidur, biasanya dokter akan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi ibu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan