Memahami kondisi kehamilan secara menyeluruh sangat penting agar ibu hamil bisa menerima perawatan yang sesuai. Salah satunya caranya yakni dengan GPA yang menunjukkan riwayat kehamilan dan persalinan wanita. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya!
Apa itu GPA kehamilan?
GPA kehamilan adalah sistem pencatatan riwayat persalinan dan kehamilan (obstetri) seorang wanita. Riwayat ini penting diketahui tenaga medis, termasuk dokter kandungan dan bidan.
Kepanjangan GPA dalam ilmu kebidanan terdiri dari graviditas (G), paritas (P), dan abortus (A).
Ketiga komponen tersebut memberikan gambaran singkat tentang pengalaman kehamilan dan persalinan. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing komponen tersebut.
- Graviditas (G): atau gravida menunjukkan jumlah total kehamilan yang pernah dialami, termasuk kehamilan yang sedang dijalani saat ini. Hal ini mencakup semua kehamilan, bahkan bila tidak berakhir dengan kelahiran bayi.
- Paritas (P): juga disebut partus atau para merupakan jumlah persalinan yang mencapai usia kehamilan 20 minggu, baik bayi lahir hidup maupun tidak.
- Abortus (A): biasa dikenal sebagai aborsi atau keguguran menunjukkan berapa banyak kehamilan yang berakhir sebelum usia 20 minggu.
Perlu dipahami bahwa GPA tidak merinci tentang jenis persalinan, kondisi bayi, serta komplikasi kehamilan yang dialami oleh seorang wanita.
Oleh sebab itu, GPA sering disertai dengan data obstetri tambahan untuk memberikan informasi yang lebih menyeluruh.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]
Manfaat perhitungan GPA kehamilan

GPA kehamilan sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Lebih dari itu, GPA juga juga memberikan banyak manfaat dalam dunia medis.
Bagi tenaga kesehatan, informasi ini akan digunakan untuk menyusun rencana perawatan yang tepat, berdasarkan riwayat obstetri pasien.
Terkait dengan kehamilan dan persalinan, GPA memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
- Menyusun rencana perawatan kehamilan yang sesuai dengan riwayat ibu.
- Membantu menilai risiko komplikasi kehamilan lebih dini, seperti keguguran, kelahiran prematur, atau preeklampsia.
- Mengidentifikasi pola komplikasi dari kehamilan sebelumnya supaya bisa dicegah pada kehamilan saat ini.
- Menyediakan data yang seragam untuk koordinasi antartenaga medis, termasuk dokter, bidan, perawat, dan lainnya, terutama saat menerima rujukan.
- Menjadi dasar pengambilan penting selama persalinan, misalnya pemilihan tempat bersalin atau indikasi operasi caesar.
Panduan menghitung GPA kehamilan
Perhitungan GPA dilakukan dengan memahami definisi dari setiap komponennya secara tepat. Berikut ini adalah panduan umum menghitung GPA kehamilan.
- Graviditas (G): semua kehamilan yang pernah dialami, terlepas dari kehamilan tersebut menghasilkan kelahiran hidup atau keguguran, dihitung sebagai satu.
- Paritas (P): jumlah persalinan hidup ataupun tidak hidup, tetapi yang terjadi setelah usia kehamilan di atas 20 minggu, dihitung sebagai satu.
- Abortus (A): termasuk abortus spontan atau aborsi medis yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu, dihitung sebagai satu.
Setelah mengetahui angka dari masing-masing komponen tersebut, masukkan skor graviditas, paritas, dan abortus untuk mendapatkan skor GPA kehamilan.
Contohnya, wanita sedang hamil anak ketiga. Sebelumnya, ia sudah dua kali melahirkan bayi cukup bulan dan tidak pernah mengalami keguguran. Jadi, skor GPA-nya adalah G3P2A0.
Wanita lainnya sudah lima kali hamil. Dari jumlah tersebut, dua berhasil dengan kelahiran bayi cukup bulan tetapi tiga lainnya keguguran, sehingga GPA dicatat sebagai G5P2A3.
Contoh GPA kehamilan tidak berbeda untuk kehamilan kembar. Misalnya, wanita pernah hamil dan melahirkan bayi kembar dua, kemudian sekarang sedang hamil lagi.
Meskipun bayinya dua, persalinan kembar tersebut tetap dihitung sebagai satu kali persalinan. Akan tetapi, ada penambahan pada bagian P untuk menunjukkan jumlah bayi yang lahir hidup.
Maka, status GPA-nya adalah G2P1+1A0, yang berarti: dua kali hamil, satu kali persalinan, dua bayi hidup (ditunjukkan oleh +1), dan tanpa riwayat abortus.
Kategori GPA kehamilan

Dalam dunia kebidanan, ada pula istilah lainnya yang digunakan untuk menggambarkan riwayat kehamilan dan persalinan dari wanita.
Istilah-istilah di bawah ini membantu memperjelas status obstetri secara lebih detail serta sering digunakan bersamaan dengan GPA kehamilan.
1. Kategori graviditas
Graviditas atau gravida merupakan jumlah kehamilan yang pernah dialami, termasuk kehamilan yang sedang berlangsung. Ini bisa dibedakan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut.
- Gravida: wanita yang sedang hamil.
- Nulligravida: wanita yang belum pernah hamil.
- Primigravida: wanita yang hamil untuk pertama kalinya atau pernah hamil satu kali.
- Multigravida: wanita yang telah mengalami dua kali atau lebih kehamilan.
2. Kategori paritas
Partus atau para menggambarkan jumlah kelahiran yang pernah dijalani, tetapi dengan catatan bayi lahir pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Berikut ini adalah beberapa kategorinya.
- Nullipara: wanita yang belum pernah melahirkan bayi di usia kehamilan cukup bulan.
- Primipara: wanita yang sudah melahirkan satu kali bayi cukup bulan.
- Multipara: wanita yang telah melahirkan dua kali atau lebih bayi cukup bulan.
Selain itu, ada pula istilah grande multipara yang menggambarkan wanita yang telah melahirkan lima kali atau lebih. Persalinan berulang ini terkait dengan meningkatnya risiko komplikasi.
Studi dalam jurnal Frontiers in Public Health (2022) menemukan bahwa wanita grande multipara lebih berisiko dua kali lipat untuk mengalami perdarahan postpartum.
Dengan memahami GPA, ibu hamil dan tenaga medis dapat bersama-sama menyusun langkah terbaik untuk menjaga kesehatan kehamilan.
Jika menemukan istilah GPA kehamilan dalam catatan medis, jangan ragu untuk tanyakan lebih lanjut kepada dokter atau bidan yang menangani Anda.
Kesimpulan
- GPA kehamilan adalah sistem pencatatan riwayat persalinan dan kehamilan (obstetri).
- Pengukuran ini terdiri dari tiga komponen, yakni graviditas (G), paritas (P), dan abortus (A).
- Informasi GPA penting bagi tenaga medis guna menilai risiko kehamilan dan menyusun rencana perawatan yang sesuai bagi ibu hamil.