Saat hamil, janin memang akan ikut menikmati apa yang Ibu makan. Karena itulah, ibu hamil yang telat makan juga bisa membuat si Kecil terlambat mendapatkan kebutuhan gizinya. Meski terkesan sepele, telat makan bisa berdampak buruk bagi Ibu dan janin, apalagi jika hal satu ini sudah menjadi kebiasaan. Apa saja akibatnya? Simak informasi berikut untuk jawabannya.
Apakah masalah jika ibu hamil telat makan?
Ibu hamil sangat disarankan untuk menjaga pola makan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan makan tepat waktu.
Menahan lapar saat hamil mungkin tidak berdampak langsung pada ibu, tetapi ada bahaya yang bisa timbul jika ibu hamil jarang makan, apalagi tidak makan seharian.
Contohnya, sebuah studi dalam jurnal Diabetes Care (2020) menyebutkan bahwa kebiasaan telat makan selama kehamilan bisa meningkatkan produksi keton dalam tubuh.
Keton merupakan sejenis asam yang dihasilkan hati saat tubuh membakar lemak sebagai sumber energi, bukan glukosa (gula).
Keton yang menumpuk di dalam tubuh bisa menyebabkan ketosis. Ketosis yang parah atau berkepanjangan dapat mengganggu perkembangan janin, terutama otaknya.
Karena itulah, ibu hamil sangat disarankan untuk memiliki pola makan yang teratur. Selain mencegah ketosis, ini juga memudahkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Kebutuhan kalori ibu hamil bisa meningkat hingga 300 kkal per hari. Makan tiga kali sehari atau lima kali dengan porsi yang lebih kecil akan memudahkan Ibu untuk memenuhi kebutuhan ini.
Selain makanan, ibu hamil juga perlu memenuhi kebutuhan cairan untuk mendukung berbagai fungsi tubuh dan mencegah dehidrasi saat hamil.
Dehidrasi tidak hanya membuat Ibu merasa haus, tetapi juga bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti air ketuban yang sedikit, persalinan prematur, hingga cacat lahir.
Secara umum, ibu hamil membutuhkan delapan gelas air per hari. Ibu bisa mengonsumsi buah-buahan dan makanan berkuah untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
[embed-health-tool-due-date]
Apa risikonya bila ibu hamil telat makan?
Makan dengan teratur merupakan salah satu pola hidup sehat yang sebaiknya diterapkan ibu hamil. Sementara itu, berikut adalah beberapa risiko jika bumil telat makan.
1. Lebih mudah mual
Mual menjadi salah satu hal yang sering membuat ibu hamil tidak makan seharian. Padahal, jeda makan yang terlalu lama justru bisa membuat rasa mual selama kehamilan semakin parah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Ibu bisa makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering. Sebagai contoh, cobalah untuk makan dengan porsi kecil setiap 2–3 jam sekali.
2. Meningkatnya risiko lahir cacat
Apabila ibu hamil jarang makan, artinya janin juga terlambat mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan untuk perkembangannya.
Salah satu bahaya jangka panjang jika ibu hamil tidak makan seharian adalah meningkatnya risiko bayi lahir cacat. Risikonya bahkan bisa meningkat jika ibu hamil sering makan junk food.
Oleh karena itu, penting juga untuk mengonsumsi makanan sehat selama kehamilan, seperti buah-buahan, sayuran, telur, dan kacang-kacangan.
3. Bayi kekurangan kalsium
Kalsium memiliki peranan penting selama kehamilan, terutama mendukung pembentukan tulang, saraf, dan otot janin.
Ketika janin tidak mendapatkan cukup kalsium, ia akan berusaha memenuhinya dengan cara mengambil kalsium dari tubuh Ibu.
Ini akan membuat Ibu lebih rentan mengalami osteoporosis dan masalah lain pada tulang. Untuk meminimalkan risiko tersebut, Ibu bisa mengonsumsi makanan tinggi kalsium, seperti susu, keju, dan yoghurt.
Pastikan bahwa susu yang Ibu konsumsi sudah melalui proses pasteurisasi. Pasalnya, susu yang belum dipasteurisasi mungkin mengandung bakteri yang berbahaya bagi bumil.
4. Berat badan lahir rendah
Risiko lain yang mungkin timbul ketika ibu hamil telat atau bahkan jarang makan adalah berat badan lahir rendah (BBLR). Ini adalah kondisi ketika bayi terlahir dengan berat kurang dari 2.500 gram.
Penyebab utama BBLR adalah kelahiran prematur. Sementara itu, kelahiran prematur sendiri bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan gizi karena pola makan yang buruk.
Menyesuaikan pola makan selama kehamilan memang sering kali menjadi tantangan tersendiri. Namun, hal ini perlu dilakukan demi kesehatan ibu dan janin.
Supaya nafsu makan meningkat selama kehamilan, Ibu bisa memilih makanan yang Ibu sukai dan mencari alternatif makanan pengganti.
Sebagai contoh, Ibu bisa mencoba mengganti nasi dengan kentang, ubi, singkong, atau makanan tinggi karbohidrat lainnya jika bosan dengan nasi.
Kesimpulan
- Ibu hamil sebaiknya tidak membiasakan diri menunda makan. Pasalnya, telat makan juga berarti bahwa janin terlambat untuk mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.
- Jika menjadi kebiasaan, telat makan bisa meningkatkan risiko berat badan lahir rendah, kekurangan kalsium, hingga bayi lahir cacat.
- Jika mual menjadi penyebab Ibu telat makan, cobalah makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering.