Keguguran masih menjadi salah satu hal yang paling dikhawatirkan ibu hamil, terutama ketika usia kehamilan belum melewati trimester pertama. Namun, apa sebenarnya penyebab keguguran? Yuk, simak jawabannya dalam uraian berikut ini!
Macam-macam penyebab keguguran
Penyebab keguguran pada setiap kehamilan bisa berbeda-beda, bahkan kondisi ini dialami secara berulang oleh orang yang sama. Berikut adalah beberapa penyebab keguguran yang paling umum.
1. Kelainan genetik
Mengutip laman Cleveland Clinic, kelainan genetik atau kromosom merupakan penyebab dari sekitar 50% keguguran pada trimester pertama.
Kromosom adalah struktur kecil di dalam sel yang membawa sifat genetik orang tua ke janin, seperti kondisi fisik, warna rambut, hingga golongan darah.
Selama pembuahan, sel telur dan sperma akan menyatu untuk berbagi set kromosom. Terkadang, ada kesalahan di dalam proses penyatuan ini.
Jika ada kelebihan atau kekurangan kromosom, janin bisa mengalami gangguan perkembangan dan sering kali berakhir dengan keguguran.
2. Gangguan plasenta

Plasenta merupakan organ yang berfungsi menyalurkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin. Organ ini juga berperan dalam membuang zat sisa dan zat asing yang berpotensi mengganggu janin.
Gangguan pada plasenta bisa membahayakan janin, termasuk menyebabkan keguguran. Gangguan plasenta yang kerap menjadi penyebab keguguran adalah plasenta previa dan abrupsio plasenta.
3. Leher rahim lemah
Insufisiensi serviks adalah kondisi ketika leher rahim ibu hamil melembut dan melemah sehingga mungkin membuka sebelum waktunya. Padahal, leher rahim seharusnya hanya terbuka ketika janin siap dilahirkan.
Leher rahim yang lemah akan membuat ibu lebih rentan mengalami keguguran atau kelahiran prematur. Selain perawatan medis, ibu yang mengalami insufisiensi serviks biasanya diminta untuk bed rest.
4. Infeksi
Menurut laman National Health Services, beberapa jenis infeksi yang bisa meningkatkan risiko keguguran adalah:
- rubella,
- infeksi sitomegalovirus,
- vaginosis bakterialis,
- infeksi menular seksual, seperti klamidia, gonore, dan sipilis, serta
- malaria.
Beberapa jenis infeksi di atas juga bisa menular ke janin sehingga membuat janin semakin lemah dan berisiko mengalami komplikasi.
5. Keracunan makanan
Salah satu alasan kenapa Ibu harus berhati-hati saat memilih makanan adalah karena keracunan saat hamil bisa meningkatkan risiko keguguran.
Berikut adalah beberapa kontaminasi dari makanan yang bisa meningkatkan risikonya.
- Listeriosis, umumnya ada pada susu yang tidak dipasteurisasi.
- Toksoplasmosis, umumnya ada pada daging mentah atau setengah matang.
- Salmonella, umumnya ada pada telur mentah atau setengah matang.
6. Kurang gizi

Kekurangan gizi bisa memicu keguguran karena kondisi ini akan membuat janin kekurangan zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.
Salah satu zat gizi yang penting selama kehamilan adalah asam folat. Zat gizi ini dibutuhkan untuk membentuk tabung saraf dan menurunkan risiko cacat lahir.
7. Gaya hidup tidak sehat
Merokok dan minum minuman beralkohol merupakan contoh gaya hidup tidak sehat yang harus dihindari selama kehamilan karena bisa mengganggu tumbuh-kembang janin.
Sebagai contoh, karbon monoksida dari tembakau bisa menghalangi janin untuk mendapatkan oksigen yang mencukupi. Sementara itu, alkohol bisa ikut terbawa ke dalam plasenta dan meracuni janin.
8. Kelainan pada rahim
Meskipun lebih umum terjadi pada trimester pertama, keguguran juga bisa terjadi pada trimester kedua.
Keguguran pada trimester dua biasanya disebabkan oleh kelainan pada rahim, seperti pertumbuhan jaringan non-kanker (fibroid) atau bentuk rahim yang tidak normal.
9. Gangguan pada endometrium
Endometrium adalah lapisan rahim yang menjadi tempat bagi embrio untuk menempel dan berkembang selama kehamilan. Karena itulah, gangguan pada endometrium bisa menjadi penyebab keguguran.
Mengutip situs Tommy’s, perubahan pada endometrium selama kehamilan dipengaruhi oleh hormon dan sel-sel di sekitarnya. Jika keduanya tidak memiliki keseimbangan, risiko keguguran bisa meningkat.
10. Faktor lain yang meningkatkan risiko keguguran
Berikut adalah beberapa kondisi lainnya yang bisa meningkatkan risiko keguguran.
- Hamil di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.
- Riwayat keguguran sebelumnya atau keguguran berulang.
- Lingkungan yang tidak sehat, seperti tinggi paparan polusi atau zat berbahaya.
- Kekurangan atau kelebihan berat badan.
- Sering kelelahan saat hamil.
- Stres berat yang tidak terkontrol.
Meski beberapa kasus keguguran bisa diketahui penyebabnya, kondisi ini sering terjadi secara tiba-tiba dan tidak terprediksi. Oleh karena itu, keguguran bukanlah kesalahan ibu hamil.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko keguguran adalah menjalani gaya hidup sehat dan kontrol kandungan secara rutin. Jangan lupa untuk mengontrol stres saat kehamilan dan beristirahat yang cukup.
Kesimpulan
- Sebagian besar penyebab keguguran adalah kelainan genetik. Kelebihan atau kekurangan set kromosom dari genetik orang tua bisa mengganggu perkembangan janin.
- Keguguran juga bisa disebabkan oleh gangguan plasenta, insufisiensi serviks, kekurangan gizi, kelainan pada rahim, serta gaya hidup tidak sehat.
- Ibu yang hamil dalam usia yang terlalu muda, terlalu tua, atau punya riwayat keguguran juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami keguguran.