backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/12/2022

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Kehamilan ektopik terganggu menjadi salah satu masalah kehamilan yang dapat mengancam nyawa ibu hamil. Oleh sebab itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui ciri-ciri dan langkah penanganan KET pada kehamilan.

Apa itu kehamilan ektopik terganggu?

Kehamilan ektopik terganggu atau KET adalah suatu kondisi lanjutan akibat kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan yang tidak segera ditangani.

Secara umum, kehamilan ektopik (KE) terjadi saat sel telur yang telah dibuahi sperma menempel pada tuba falopi, yakni saluran untuk membawa sel telur dari ovarium ke rahim.

Selain tuba falopi, KE juga bisa terjadi pada bagian tubuh lain di luar rahim, seperti ovarium, serviks, dan rongga perut wanita.

Kondisi hamil di luar kandungan bisa disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu bila ibu hamil sudah merasakan gejala, seperti nyeri panggul atau perdarahan vagina ringan.

Apabila sel telur yang dibuahi terus tumbuh, hal ini bisa menyebabkan pecahnya tuba falopi. Akibatnya, bisa terjadi perdarahan hebat yang mengancam nyawa.

Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala, pingsan, hingga kondisi gawat darurat akibat hilangnya darah dalam jumlah banyak (syok hipovolemik).

Tanda kehamilan ektopik terganggu pada ibu hamil

penyebab sakit punggung sebelah kanan atas

Pada awalnya, wanita yang mengalami kehamilan ektopik tidak merasakan gejala yang janggal.

Mereka akan mengalami tanda-tanda kehamilan biasa, seperti terlambat menstruasi, payudara terasa nyeri, mual, muntah sering buang air kecil, dan mudah kelelahan.

Tes kehamilan menggunakan test pack juga bisa menunjukkan hasil positif. Ini artinya, hormon human chorionic gonadotropin (hCG) terdeteksi dalam tubuh Anda.

Dikutip dari National Health Service (NHS) UK, kehamilan ektopik terganggu atau yang bergejala umumnya baru terjadi antara minggu ke-4 hingga ke-12 kehamilan.

Adapun, tanda yang dialami orang-orang dengan penyakit KET meliputi:

  • bercak darah atau flek vagina yang tidak normal,
  • kram pada salah satu sisi panggul,
  • nyeri ringan pada perut, panggul, dan punggung bawah,
  • sakit saat berhubungan intim, dan
  • detak jantung yang cepat.

Gejala lebih serius bisa Anda rasakan bila KET pada kehamilan tidak terdeteksi atau tidak segera ditangani, terutama saat tuba falopi pecah. 

Kondisi ini akan menimbulkan beberapa gejala serius pada ibu hamil, meliputi:

  • nyeri punggung bagian bawah,
  • nyeri perut atau panggul yang tiba-tiba dan parah,
  • nyeri bahu karena kebocoran darah ke perut menekan diafragma, 
  • tubuh yang lebih lemah dari biasanya, dan
  • pusing hingga pingsan.

Tuba falopi yang pecah bisa menyebabkan perdarahan dalam yang mengancam nyawa. Apabila Anda merasakan gejala tersebut, segera hubungi ambulans atau datangi rumah sakit terdekat.

Diagnosis dan pengobatan kehamilan ektopik terganggu

usg untuk kehamilan ektopik

Guna mengetahui keparahan KET, dokter bisa melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat ukuran rahim. Kehamilan ektopik ditandai dengan ukuran rahim yang tidak membesar.

Selain itu, dokter juga akan melakukan tes darah dan pemeriksaan ultrasound (USG) untuk mengetahui kondisi rahim dan tuba falopi ibu hamil dengan lebih jelas.

Dokter akan menangani KET dengan menggugurkan kandungan (aborsi), mengeluarkan embrio dari tuba falopi, dan menghentikan perdarahan dalam yang terjadi.

Berikut ini merupakan beberapa pengobatan medis untuk masalah kehamilan ektopik terganggu.

1. Obat-obatan

Kehamilan ektopik dini umumnya diobati dengan obat metotreksat. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan sel embrio dan menghambat kehamilan Anda.

Kemudian, sisa embrio tersebut akan diserap oleh tubuh selama 4–6 minggu. Cara ini tidak memerlukan pembedahan tuba falopi dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi.

2. Operasi laparoskopi

Prosedur operasi laparoskopi bisa dilakukan untuk mengangkat embrio atau memperbaiki tuba falopi yang rusak. Dokter akan membuat sayatan kecil pada perut dekat pusar Anda.

Dokter lalu memasukkan sebuah tabung tipis dengan lensa kamera dan cahaya (laparoskop) ke dalam sayatan tersebut. Alat ini dapat menampilkan sekaligus memperbaiki tuba falopi.

Dokter bisa mengangkat bagian tuba falopi yang rusak (salpingektomi) atau memperbaikinya (salpingostomi). Operasi ini biasanya membutuhkan pemulihan sekitar 1–2 hari.

3. Operasi darurat

Jika penyebab KET adalah perdarahan hebat, dokter akan melakukan operasi darurat, baik secara laparoskopi atau melalui sayatan terbuka pada perut (laparotomi).

Dalam kasus dengan banyak darah yang hilang, pasien mungkin memerlukan transfusi darah

Perawatan darurat untuk KET lainnya juga termasuk stabilisasi awal dengan oksigen, cairan infus, dan mengangkat kaki hingga lebih tinggi dari jantung.

Cara mencegah dampak kehamilan ektopik terganggu

Menurut American Academy of Family Physicians, kehamilan ektopik memengaruhi 1–2% ibu hamil. Bahkan, kondisi ini menyumbang 2,7% kematian yang terkait kehamilan.

Cara terbaik untuk mencegah KET adalah melakukan USG pada trimester awal kehamilan.

Selain untuk memastikan benih berada di dalam rahim, USG saat minggu ke-1 hingga ke-12 kehamilan juga membantu mendeteksi pertumbuhan abnormal pada janin Anda.

Sekitar 70% wanita yang pernah mengidap kehamilan ektopik dapat hamil normal dan sehat meskipun salah satu tuba falopinya sudah diangkat melalui operasi.

Dokter umumnya menyarankan wanita untuk mencoba hamil kembali dalam tiga bulan atau setelah melewati 2–3 kali siklus mensturasi normal.

Meski Anda sudah menjalani pengobatan, kehamilan ektopik bisa saja terjadi kembali.

Dokter mungkin akan memantau Anda dengan lebih hati-hati selama awal kehamilan. Ini bertujuan untuk memastikan embrio tumbuh dan berkembang di dalam rahim.

Kesimpulan

  • Kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah kondisi ketika pertumbuhan janin di luar rahim memicu gejala-gejala yang mengancam nyawa ibu hamil.
  • KET dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi dan perdarahan dalam.
  • Komplikasi KET antara lain sakit kepala, nyeri, pingsan, syok hipovolemik, dan kematian.
  • Penanganan KET disesuaikan dengan tingkat keparahannya, mulai dari obat-obatan, laparoskopi, hingga operasi darurat.
  • Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui langkah penanganan dan pemulihan yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/12/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan