Pada dunia medis, hamil di luar kandungan atau kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi ketika sel telur yang sudah berhasil dibuahi sperma justru menempel pada bagian luar rahim.
Padahal seharusnya, sel telur tersebut menempel pada dinding rahim.
Penyebab penempelan sel telur yang tidak pada tempatnya tersebut adalah peradangan atau kerusakan pada tuba fallopi.
Selanjutnya, kondisi ini membuat sel telur yang sudah sperma buahi menjadi terhambat dan tidak bisa bergerak menuju rahim.
Akibatnya, sel telur berkembang pada tempat yang tidak seharusnya, seperti pada rongga perut, ovarium (indung telur), atau leher rahim (serviks).
Kehamilan di luar kandungan sering kali berujung pada abortus (keguguran).
Ini karena ketika sel telur tumbuh di bagian selain rahim, janin tidak dapat berkembang dengan baik.
Kondisi ini tak jarang menyebabkan kematian embrio ataupun janin.
Bahkan, ibu berisiko mengalami komplikasi kehamilan bila hamil di luar kandungan tidak ditangani dengan baik.
Berapa lama jeda waktu untuk hamil lagi setelah hamil di luar kandungan?

Belum ada penelitian yang jelas dan pasti tentang jeda waktu hamil lagi setelah kehamilan ektopik.
Namun, mengutip dari The Ectopic Pregnancy Trust, dokter umumnya menyarankan ibu hamil lagi setelah 3 bulan atau 2 siklus penuh menstruasi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar