Tahukah Anda bahwa ada ibu hamil yang bisa mengandung dua janin dengan usia yang berbeda? Dalam dunia medis, kondisi langka ini dikenal dengan istilah kehamilan superfetasi.
Bagaimana kehamilan tersebut bisa terjadi? Apakah kedua janinnya bisa berkembang dengan baik? Temukan jawabannya melalui uraian berikut.
Apa itu kehamilan superfetasi?
Kehamilan superfetasi adalah kejadian langka ketika janin terbentuk kembali dalam rahim wanita yang sedang hamil.
Itu artinya, wanita tersebut mengandung dua janin dengan usia yang berbeda. Biasanya, perbedaan usia kehamilan satu janin dan lainnya pada superfetasi adalah 2–4 minggu.
Umumnya, tubuh wanita akan mengalami perubahan hormonal setelah pembuahan sehingga mencegahnya mengalami kehamilan saat sedang hamil.
Akan tetapi, kondisi ini tidak terjadi pada seorang wanita yang mengalami hamil superfetasi.
Superfetasi juga berbeda dengan kehamilan kembar. Pada kehamilan kembar, sel telur yang sudah dibuahi akan membelah menjadi dua janin terpisah atau dua sel telur berbeda dibuahi oleh dua sperma di waktu bersamaan.
Dengan begitu, janin dalam kehamilan kembar memiliki usia yang sama. Sementara itu, kehamilan superfetasi terjadi dari pembuahan yang berbeda.
Superfetasi sebenarnya cukup sering terjadi pada hewan, termasuk pengerat dan ikan, tapi tidak dengan manusia.
Cleveland Clinic menyebutkan bahwa superfetasi pada manusia hanya dilaporkan pada kurang dari 10 kehamilan dan pertama kali diketahui pada 1960.
Salah satu contoh kasus superfetasi pada manusia terjadi pada sepasang suami-istri di Arkansas, Amerika Serikat.
Dokter menemukan keberadaan janin lain yang baru saja terbentuk ketika janin lainnya sudah berusia dua setengah minggu.
Tidak ada gejala khusus dari superfetasi dan umumnya dokter akan menduga bahwa ibu hamil mengalami kehamilan kembar.
Pasalnya, kehamilan kembar sering kali belum terdeteksi saat pemeriksaan kehamilan pertama.
Bagaimana superfetasi terjadi?
Sampai saat ini, penyebab pasti superfetasi belum diketahui secara pasti karena kondisi ini hanya bisa terjadi saat bumil berovulasi ketika sedang hamil.
Padahal, perubahan hormonal saat hamil seharusnya menghalangi proses ovulasi sehingga mustahil terjadi kehamilan yang lain.
Itulah salah satu alasan mengapa superfetasi biasanya dialami oleh seseorang yang melakukan teknologi reproduksi berbantu, seperti bayi tabung dan inseminasi buatan.
Dalam kondisi ini, pembuahan alami mungkin terjadi saat embrio hasil ART ditanamkan di rahim.
Meski begitu, peluangnya tetaplah sangat kecil dan hampir mustahil. Pasalnya, tubuh tetap akan memberikan respons yang sama pada pembuahan alami maupun dengan bantuan.
Kehamilan superfetasi merupakan kondisi yang sangat langka karena secara alami, tubuh Anda akan mengalami berbagai perubahan untuk mencegah kehamilan ketika embrio sudah terbentuk.
Contohnya, hormon kehamilan akan mencegah pelepasan sel telur baru dari ovarium sehingga sisa sperma tidak bisa membuahi apa pun.
Selain itu, tubuh bumil akan menghasilkan lendir di area serviks sehingga sperma sulit memasuki rahim.
Meski embrio terbentuk ketika Anda sudah hamil, kemungkinannya untuk menempel ke rahim pun sangatlah kecil.
Diagnosis superfetasi
Melalui USG, superfetasi akan terlihat seperti kehamilan kembar pada umumnya. Dokter mungkin mulai mencurigainya ketika salah satu janin terlihat lebih besar dan memiliki perkembangan pesat.
Di samping itu, kehamilan superfetasi juga dinilai mirip dengan twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS) dan insufisiensi plasenta.
TTS merupakan kondisi ketika janin kembar yang tidak berbagi zat gizi dengan seimbang. Akibatnya, salah satu janin akan menerima lebih banyak nutrisi dibandingkan yang lain dan terlihat lebih besar melalui USG.
Sementara itu, insufisiensi plasenta merupakan kondisi saat plasenta tidak menyediakan nutrisi yang cukup untuk mendukung perkembangan kedua janin.
Akibatnya, kedua janin tersebut mungkin mengalami perkembangan dengan kecepatan yang berbeda.
Cara menghadapi kehamilan superfetasi
Sejauh ini, tidak ada laporan terkait kehamilan superfetasi yang bermasalah. Artinya, meski memiliki usia yang beda, kedua janin tersebut bisa berkembang dengan baik sebagaimana mestinya.
Akan tetapi, janin yang berusia lebih muda mungkin memiliki risiko lebih besar mengalami persalinan prematur. Pasalnya, sebagian besar kehamilan superfetasi tetap dilahirkan pada waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu, dokter mungkin menyarankan agar ibu yang hamil superfetasi bersalin melalui operasi caesar.
Sebisa mungkin, ikuti saran metode persalinan dari dokter kandungan yang telah dipertimbangkan sesuai kondisi ibu dan janin.
Kesimpulan
- Kehamilan superfetasi adalah kondisi langka ketika seorang wanita hamil dua janin dengan usia yang berbeda.
- Tidak diketahui secara pasti bagaimana superfetation pregnancy bisa terjadi. Pasalnya, tubuh wanita yang sudah hamil akan mengalami perubahan hormonal yang membuatnya mustahil untuk hamil kembali.
- Kabar baiknya, laporan terkait tidak menunjukkan risiko komplikasi tertentu. Selama mendapatkan nutrisi yang mencukupi, dua janin beda usia tersebut bisa sama-sama berkembang dengan baik.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]