backup og meta
Kategori

3

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Minum Pil KB Saat Hamil, Apakah Membahayakan Janin?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 11/06/2024

Minum Pil KB Saat Hamil, Apakah Membahayakan Janin?

“Kebobolan” alias mendadak hamil saat sedang menggunakan pil KB tentu dapat menyebabkan rasa cemas dalam pikiran Anda. Adakah efek yang terjadi bila Anda minum pil KB saat hamil? Apakah hal ini membahayakan janin? Simak penjelasannya di bawah ini.

Bagaimana kalau telanjur minum pil KB saat hamil?

Anda mungkin tidak sadar sudah hamil trimester pertama ketika masih minum pil KB. Atau, bisa jadi Anda memang baru memulai minum pil KB, padahal sudah hamil.

Apa pun alasannya, Anda tidak perlu cemas. Jika pembuahan sudah terjadi dan janin sudah terbentuk, pil KB tidak akan memicu keguguran atau kecacatan pada calon buah hati Anda. 

Dalam beberapa kasus, memang ada risiko kehamilan ektopik bila Anda minum pil KB dengan kandungan progestin. Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari kaitan keduanya.

Walaupun minum pil KB saat hamil muda tidak berbahaya bagi ibu dan bayi, tidak ada salahnya jika Anda ingin berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Denggan begitu, Anda bisa memperoleh penjelasan lebih lanjut mengenai waktu yang tepat untuk berhenti minum pil KB dan hal yang harus dilakukan selanjutnya.

Apa saja efek negatif akibat minum pil KB saat hamil?

efek minum pil kb saat hamil

Mengingat pil KB berfungsi untuk menunda atau mencegah kehamilan, tentu penggunaan obat ini bertentangan dengan Anda yang sedang hamil. 

Itu artinya, pil KB tidak boleh diminum bila Anda sedang mengalami kehamilan. Mengapa demikian?

Selama mengandung, tubuh akan menjaga keseimbangan hormon kehamilan. Ini bertujuan agar janin tetap sehat dan tumbuh dengan baik. 

Sementara itu, di dalam alat kontrasepsi berbentuk pil oral ini terkandung hormon sintetis, yaitu estrogen dan progestin.

Jika Anda menggunakan pil KB saat hamil, keseimbangan hormon akan terganggu. Hal tersebut mungkin dapat membahayakan kondisi ibu dan janin.

Meski belum benar-benar bisa dibuktikan dalam penelitian, berikut ini adalah sejumlah hal yang mungkin bisa terjadi bila Anda minum pil KB saat hamil. 

1. Keguguran

Mengonsumsi pil KB saat hamil bisa meningkatkan risiko keguguran. Namun, hubungan antara kedua hal ini belum bisa dipastikan secara ilmiah.

Kandungan hormon dalam pil KB berfungsi mengentalkan lendir pada leher rahim (serviks) dan mencegah sperma memasuki rahim sehingga tidak terjadi pembuahan. 

Jika pembuahan atau kehamilan sudah terjadi, pil KB mungkin saja tidak berdampak signifikan. 

Meski begitu, bukan berarti Anda boleh menggunakan pil KB tanpa pengawasan, terlebih ketika sedang hamil. Sengaja melakukannya bahkan bisa dianggap sebagai tindakan aborsi.

Aborsi tanpa alasan medis tentu bisa meningkatkan risiko perdarahan, kerusakan rahim, infeksi, radang panggul, dan bahkan kemandulan.

Artikel terkait

2. Kehamilan ektopik

Pemakaian pil KB saat hamil bisa memicu kehamilan ektopik. Kondisi ini terjadi saat kehamilan terbentuk di luar rahim, umumnya pada tuba falopi. 

Dalam kondisi ini, embrio tidak bisa bertahan karena plasenta tidak memperoleh pasokan darah yang cukup. Tuba falopi pun tidak sanggup menampung embrio yang terus berkembang. 

Penggunaan kontrasepsi sebenarnya dapat mengurangi risiko kehamilan ektopik. Namun, jenis kontrasepsi tertentu, seperti KB spiral, justru malah meningkatkan risikonya.

Studi pada jurnal Obstetrics & Gynecology (2022) menemukan bahwa kasus kehamilan ektopik lebih tinggi pada pengguna KB spiral atau IUD, yakni 28 dari 100 wanita per tahun.

Jika Anda hamil saat memakai IUD, segera lakukan pemeriksaan ultrasound untuk memastikan lokasi kehamilan. Embrio yang terbentuk di luar rahim harus diangkat.

3. Cacat lahir pada bayi

kontrasepsi darurat, morning-after pill

Beberapa dekade lalu, orang-orang percaya bahwa minum pil KB saat hamil bisa meningkatkan risiko cacat lahir, salah satunya kelainan pada jantung bayi.

Bahaya ini bahkan dipercaya bisa mengintai hingga tiga bulan setelah Anda berhenti minum pil KB dan sedang merencanakan kehamilan. Namun, hal ini telah dibantah oleh studi terbaru. 

Studi dari Harvard TH Chan School of Public Health pada tahun 2016 menemukan bahwa tidak ada perbedaan risiko cacat lahir, terlepas dari jenis kontrasepsi yang digunakan.

Kecacatan pada bayi sulit diketahui penyebabnya. Ada begitu banyak faktor yang kemungkinan memengaruhi perkembangan janin dalam kandungan. 

Jadi, Anda tidak perlu khawatir, sebab semua jenis pil KB telah terbukti aman melalui uji klinis.

4. Kelahiran prematur

Dugaan lain menyatakan bahwa bila mengonsumsi pil KB saat hamil, Anda akan lebih mungkin untuk melahirkan secara prematur. 

Dilansir dari laman Mayo Clinic, penggunaan pil KB menjelang pembuahan dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah dan masalah saluran kemih pada bayi. Akan tetapi, hal tersebut masih perlu dikaji lebih lanjut.

Apabila rutin menggunakan pil KB, kemungkinan Anda untuk hamil sebenarnya sangatlah kecil.

Namun, bila Anda curiga bahwa Anda hamil saat minum pil KB, coba lakukan tes kehamilan di rumah dengan test pack. Jika hasilnya positif hamil, segera hentikan konsumsi pil KB. 

Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan. Dokter akan memantau jalannya kehamilan untuk mengetahui apakah kondisi janin Anda baik-baik saja.

Kesimpulan

  • Minum pil KB saat hamil bisa mengganggu keseimbangan hormon sehingga berpotensi membahayakan ibu dan janin.
  • Beberapa risiko terkait penggunaan pil KB saat hamil yakni meningkatkan risiko keguguran, kehamilan ektopik, kelahiran prematur, hingga cacat lahir pada bayi.
  • Jika Anda curiga bahwa Anda hamil saat masih minum pil KB, segera lakukan tes kehamilan serta hubungi dokter untuk memeriksa kondisi kandungan lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 11/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan