Detak jantung merupakan salah satu indikator untuk memastikan kesehatan janin Anda. Nah, tahukah Anda bahwa terkadang detak jantung janin bisa terasa lemah?
Lantas, apa yang menyebabkan kondisi ini? Adakah upaya khusus yang harus dilakukan ketika detak jantung janin melemah?
Penyebab detak jantung janin lemah
Meski jantung sudah terbentuk sejak minggu ketiga kehamilan, detak jantung pertama janin biasanya terdengar ketika usia kehamilan memasuki usia 5–6 minggu.
Detak jantung janin akan terdeteksi melalui pemeriksaan USG. Melasir dari laman Radiopedia, rata-rata detak jantung janin yang normal pada usia tersebut adalah 100–120 detak per menit (bpm).
Walau begitu, detak jantung janin pada awal kehamilan memang sering kali terdengar lebih lemah. Kondisi yang dikenal sebagai fetal bradycardia ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
- Usia kehamilan masih terlalu muda.
- Perut ibu hamil terlalu besar sehingga USG tidak bisa menjangkau detak jantung yang relatif masih lemah.
- Suara detak jantung terlalu lemah.
- Janin membelakangi alat USG.
Tak perlu khawatir jika denyut jantung janin Anda lemah, sebab denyut jantung janin akan semakin kuat seiring dengan pertambahan usia kehamilan.
Jenis fetal bradycardia
Jika detak jantung janin Anda tidak juga meningkat seiring bertambahnya usia, kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan pada sistem kelistrikan jantung.
Penyebab gangguan kelistrikan jantung pada janin bisa dibedakan menjadi dua jenis berikut.
- Bradikardia sinus: keterlambatan pengiriman sinyal ke otot jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan janin, penyakit autoimun pada ibu, dan obat-obatan.
- Blok atrioventrikular (AV): gangguan pengiriman sinyal listrik dari serambi ke bilik. Bisa menyebabkan blok jantung total.
Risiko detak jantung janin yang lemah
Cincinnati Children’s Hospital menyebutkan bahwa sebagian besar kasus fetal bradycardia bisa pulih tanpa pengobatan khusus dan tidak menimbulkan dampak buruk pada janin.
Seperti yang disebutkan di atas, detak jantung yang lemah sering kali disebabkan oleh perkembangan jantung janin yang belum sempurna.
Seiring waktu, jantung bayi Anda akan berkembang dengan sempurna sehingga detak jantungnya pun menjadi normal.
Meski begitu, bukan berarti Anda bisa mengabaikan detak jantung janin yang lemah. Apalagi jika detak jantung janin Anda di bawah 100 bpm (denyut per menit).
Jika demikian, dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan lebih sering agar kondisi janin Anda senantiasa terpantau.
Ini karena fetal bradycardia pada awal kehamilan bisa meningkatkan risiko keguguran. Hanya saja, kasusnya memang terbilang langka.
Walaupun sebagian besar kasus denyut jantung lemah pada janin bisa sembuh sepenuhnya, kondisi ini juga bisa bertahan sampai bayi dilahirkan.
Bayi yang terlahir dengan detak jantung lemah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tumbuh kembang.
Pasalnya, denyut jantung yang lemah menandakan bahwa organ-organ si Kecil tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang mencukupi.
Oleh karena itu, bayi yang terlahir dengan gangguan jantung biasanya akan dipantau secara intensif selama 24 jam.
Cara mengatasi detak jantung janin lemah
Detak jantung janin yang lemah tidak selalu perlu ditangani dengan perawatan medis, sebab kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Namun, pada kondisi tertentu, dokter mungkin memberikan obat untuk meningkatkan detak jantung. Salah satu contoh obat ini adalah terbutaline.
Pada kasus lain, dokter mungkin juga menyarankan persalinan prematur. Jika usia janin belum memenuhi syarat persalinan, dokter mungkin memberikan Anda steroid terlebih dahulu.
Steroid akan membantu mematangkan paru-paru janin dan organ-organ penting lainnya.
Apabila denyut jantung janin Anda masih terlalu lemah setelah dilahirkan, tepatnya di bawah 70 bpm, dokter akan memberikan pertolongan dengan memasang alat pacu jantung.
Detak jantung yang lemah tidak selalu membahayakan janin. Kondisi ini biasanya juga terdeteksi pada pemeriksaan USG sehingga dokter dapat memberikan perawatan terbaik.
Khawatir atau terkejut ketika mendapatkan informasi bahwa janin Anda memiliki denyut jantung yang lemah tentu merupakan respons yang wajar.
Yang terpenting, ikutilah petunjuk perawatan dari dokter agar janin Anda tetap berkembang secara optimal.
Kesimpulan
- Detak jantung janin yang lemah biasanya disebabkan oleh alasan non-medis, seperti usia kehamilan yang terlalu muda, perut ibu hamil yang terlalu besar, hingga posisi janin membelakangi USG. Namun, kondisi ini juga bisa menandakan gangguan sistem kelistrikan jantung.
- Sebagian besar kasus fetal bradycardia tidak menyebabkan dampak buruk pada janin. Namun, pada kondisi tertentu, gangguan jantung ini bisa meningkatkan risiko keguguran.
- Pada kebanyakan kasus, janin tidak membutuhkan perawatan khusus karena detak jantungnya bisa menjadi normal dengan sendirinya. Namun, beberapa ibu hamil mungkin perlu obat untuk meningkatkan detak jantung janin.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]