Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh selama kehamilan, mulai dari pusing, mual, muntah, dan nyeri payudara. Lantas, bagaimana dengan kejadian demam saat hamil?
Nah, penelitian terkini menemukan bahwa Anda perlu waspada dengan demam saat hamil sebab bisa membuat anak lahir dengan autisme. Benarkah hal tersebut?
Apa yang dikabarkan dalam penelitian terkini?
Ibu yang demam saat hamil dikatakan punya risiko lebih besar melahirkan anak dengan autism spectrum disorder (ASD) atau yang sering disebut gangguan spektrum autisme.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Autism and Developmental Disorders (2013) menunjukan bahwa demam saat trimester ketiga berkaitan dengan peningkatan risiko anak mengalami ASD.
Penelitian terbaru lainnya dalam jurnal Molecular Psychiatry (2017) menemukan adanya kaitan serupa yang dibedakan berdasarkan trimester kehamilannya.
Diketahui demam saat hamil trimester pertama dan kedua berkaitan dengan peningkatan risiko ASD. Hubungan yang paling kuat terjadi bila demam terjadi pada trimester kedua.
Kejadian demam selama kehamilan dilaporkan meningkatkan risiko autisme sampai 34% pada bayi yang lahir nantinya.
Sementara itu, demam selama kehamilan trimester kedua dapat meningkatkan peluang terjadinya ASD hingga sebanyak 40 persen.
Bahkan, dijelaskan pula bahwa serangan demam yang terjadi lebih dari tiga kali setelah minggu ke-12 kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya ASD hingga tiga kali lipat.
Pada dasarnya, demam terjadi saat tubuh sedang berusaha melawan infeksi. Itu artinya, tubuh sedang mengalami infeksi virus atau bakteri saat mengalami demam.
Ketika ibu hamil melawan infeksi, cairan ketuban dan darah mengandung sel yang bernama sitokin inflamasi yang lebih tinggi dari biasanya.
Hubungan infeksi dengan kemungkinan autisme
Para ahli percaya bahwa risiko autisme tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi juga faktor lingkungan, seperti infeksi dan polusi.
Infeksi di dalam tubuh ibu hamil diduga juga bisa meningkatkan risiko terjadinya autisme pada anak yang lahir nanti.
Jika membicarakan tentang infeksi, hal ini tidak lepas dari kondisi kekebalan tubuh. Peran sistem kekebalan tubuh ibu sangat penting dalam melawan infeksi.
Peneliti menduga bahwa respons kekebalan tubuh ibu untuk melawan infeksi virus atau bakteri bisa memengaruhi perkembangan sistem saraf dan otak janin sebelum lahir.
Peningkatan risiko autisme pada demam yang terjadi saat hamil trimester kedua juga belum diketahui secara pasti. Namun, pada waktu ini, perkembangan otak janin memang berlangsung cukup pesat.
Pada waktu ini jugalah kekebalan tubuh ibu cenderung menurun. Ini sebetulnya bertujuan supaya tubuh ibu tidak menolak proses perkembangan janin yang sedang terjadi secara besar-besaran.
Kondisi-kondisi yang lebih banyak terjadi selama trimester kedua inilah yang bisa membuat gangguan perkembangan janin lebih mungkin terjadi, termasuk autisme.