Perubahan imun selama kehamilan membuat ibu hamil cenderung lebih rentan terpapar infeksi. Tak jarang, infeksi akan menyerang janin sehingga infeksi yang umumnya bersifat ringan bisa menimbulkan kondisi yang lebih buruk.
Infeksi apa saja yang patut diwaspadai selama kehamilan? Bagaimana cara mencegahnya? Simak informasi berikut untuk tahu jawabannya.
Berbagai infeksi yang rentan menyerang ibu hamil
Infeksi yang menyerang ibu hamil bisa menular ke janin selama kehamilan melalui plasenta atau ketika proses persalinan. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi tersebut bisa menimbulkan komplikasi kehamilan dan mengancam janin.
Supaya Ibu bisa lebih waspada, kenali beberapa infeksi yang rentan terjadi selama kehamilan berikut.
1. Vaginosis bakterialis
![mengobati infeksi vagina bacterial vaginosis](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2017/12/5-Obat-Vaginosis-Bakterialis-yang-Bisa-Anda-Temukan-di-Rumah.jpg)
Keputihan selama kehamilan sebenarnya merupakan hal yang normal. Akan tetapi, Ibu perlu waspada jika keputihan mengeluarkan bau amis dan berwarna keabuan karena ini bisa menjadi tanda vaginosis bakterialis (BV). Kondisi ini terjadi ketika bakteri Lactobacillus di area Miss V berkurang drastis.
Sebagian besar kasus BV memang tidak membahayakan, tetapi kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), hingga keguguran. Untuk mengatasinya, dokter akan meresepkan pil antibiotik.
2. Streptococcus grup B
Meski risiko penularannya relatif kecil selama kehamilan, infeksi Streptococcus grup B tetap perlu diwaspadai karena bakteri ini masih bisa menginfeksi selama proses persalinan.
Jika dibiarkan, paparan bakteri Streptococcus pada bayi baru lahir bisa menyebabkan permasalahan serius, seperti meningitis dan pneumonia.
Janin yang terinfeksi Streptococcus grup B biasanya akan mengalami gangguan pernapasan, kesulitan menyusui, hingga tubuh menguning. Jika ibu hamil diduga terinfeksi Streptococcus tipe B, dokter akan memberikan antibiotik selama persalinan.
3. Trikomoniasis
Jenis infeksi lain yang rentan menginfeksi ibu hamil adalah trikomoniasis. Ini adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) . Infeksi ini juga masih bisa menular selama proses persalinan.
Ibu perlu waspada dengan trikomoniasis jika keputihan berbau amis, berwarna kuning kehijauan, dan merasakan sensasi gatal di area Miss V.
Untuk meminimalkan risiko penularan, dokter akan meresepkan metronidazole dan melarang ibu hamil berhubungan intim sampai dinyatakan sembuh.
4. Infeksi jamur vagina
Kadar estrogen yang lebih tinggi selama kehamilan membuat Miss V menghasilkan lebih banyak glikogen yang sumber makanan bagi jamur Candida. Ketika sudah menginfeksi, jamur Candida akan menimbulkan rasa gatal, sensasi terbakar, ruam-ruam, dan keputihan tidak normal.
Sebagian besar kasus infeksi jamur vagina saat hamil memang tidak membahayakan janin. Akan tetapi, ada pula yang bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).
Menurut laman UT Southwestern Medical Center, dokter mungkin meresepkan antijamur, seperti Miconazole, Clotrimazole, atau Terconazole untuk ibu hamil selama 3–7 hari.
5. Cacar air
![ciri ciri cacar air](https://cdn.hellosehat.com/wp-content/uploads/2018/10/shutterstock_517864531.jpg)
Chickenpox atau cacar air yang terjadi di luar masa kehamilan memang bisa dibilang tidak membahayakan. Namun, infeksi virus Varicella-zoster yang menyerang ibu hamil berisiko berdampak buruk bagi janin.
Cacar air yang terjadi pada trimester pertama atau kedua bahkan dikhawatirkan bisa menimbulkan sindrom varicella kongenital (CVS). Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan jaringan parut di kulit, masalah neurologis, hingga gangguan perkembangan fisik serta mental bayi yang lahir.
Untuk mengurangi risiko komplikasi cacar air saat hamil, Ibu akan diberi suntikan varicella zoster immune globulin (VZIG).
6. Herpes genital
Jika Ibu terdiagnosis dengan herpes genital di akhir masa kehamilan, dokter mungkin menyarankan persalinan caesar demi mencegah penularannya ke janin.
Sebab, meski beberapa penularan selama persalinan bisa sembuh dengan sendirinya, ada pula yang bisa menyebar ke saraf pusat dan berbagai organ bayi baru lahir.
Ciri-ciri utama ibu hamil terkena infeksi virus herpes adalah munculnya lenting di area Miss V. Untuk menentukan pengobatan, dokter perlu menyesuaikannya dengan usia kehamilan.
7. Rubella
Menurut laman National Health Services, Rubella adalah salah satu jenis infeksi yang patut diwaspadai selama kehamilan. Pasalnya, infeksi rubella di empat bulan pertama kehamilan bisa meningkatkan risiko bayi lahir cacat hingga keguguran.
Sebagian besar kasus rubella memang tidak bergejala. Akan tetapi, Ibu perlu waspada jika mengalami pembengkakan di beberapa sendi, mata kemerahan, dan sakit kepala. Demi meminimalkan risiko penularan ke janin, dokter mungkin memberikan terapi antibodi imunoglobulin.
8. Hepatitis
Sama-sama menyerang hati, hepatitis B dan C selama kehamilan juga berisiko menular ke janin. Kedua kondisi ini pun sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga Ibu hamil yang berisiko mungkin diminta untuk melakukan pemeriksaan demi memastikannya.
Jika benar terdiagnosis, pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi janin. Namun, karena beberapa jenis obat hepatitis C tidak disarankan untuk ibu hamil, dokter mungkin mengatasinya dengan melakukan pemantauan ketat.
Cara mencegah paparan infeksi selama kehamilan
Selain menjaga jarak dengan seseorang yang sedang sakit, berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko paparan infeksi selama kehamilan.
- Mencuci tangan dengan teratur menggunakan air mengalir dan sabun, terutama setelah dari toilet.
- Menghindari daging setengah matang atau mentah, termasuk pada sushi, telur, dan olahannya.
- Menghindari susu dan produk olahannya yang belum dipasteurisasi.
- Menggunakan sarung tangan ketika berkebun atau bercocok tangan.
- Menghindari berbagi peralatan makan dengan orang lain.
- Memastikan bahwa ibu hamil sudah mendapat vaksin yang penting selama kehamilan, seperti hepatitis, meningitis, dan tetanus.
- Menghindari kontak dengan hewan peliharaan, terutama saat hewan sakit.
Kehamilan memang membuat Ibu lebih berisiko mengalami berbagai jenis penyakit, termasuk infeksi. Namun, ini bukan berarti bahwa setiap ibu hamil akan mengalaminya. Demi memastikan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan.
Kesimpulan
- Selama kehamilan, Ibu cenderung lebih mudah terkena infeksi lantaran perubahan hormon. Karena ini pula beberapa infeksi bisa berdampak lebih buruk selama kehamilan, terutama bagi janin.
- Beberapa infeksi yang patut diwaspadai selama kehamilan adalah trikomoniasis, infeksi jamur vagina, cacar air, herpes genital, rubella, dan hepatitis.
- Demi meminimalkan risiko infeksi, Ibu bisa menerapkan pola hidup sehat. Selain itu, hindari mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]